Bogor
| Jurnal Bogor
Setelah
viral video di media sosial penangkapan dan pengeroyokan dua pemuda yang diduga
pelaku pembegalan di Desa Palasari Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor pada
Sabtu (10/5/2020) malam beberapa waktu lalu, berdampak kepada psikologis orangtua
korban.
Ditemui dirumahnya, Komplek ABRI Sukasari Kelurahan Lawanggintung, RT001/RW004 Bogor Selatan, Sadar Mulyo orangtua (ayah-red) Farhan dan paman dari Rido korban pengeroyokan yang diduga dua pelaku begal dengan senjata tajam (sajam) jenis samurai kecil mengatakan bahwa anak dan keponakanya itu bukanlah seorang pelaku begal, seperti berita yang beredar beberapa waktu lalu dan video yang sempat viral tersebut.
“Saya
Sadar Mulyo ayah dan paman dari mereka merasa tertekan akibat viralnya video
dan pemberitaan yang sudah beredar, ini sangat membuat diri saya terpukul.
Karena mereka memang bukanlah pelaku kriminal seperti yang ramai dibicarakan,
mereka sudah lama bekerja dan membantu menjaga di kebun pembibitan buah yang
saya miliki di daerah Palasari,” ungkapnya.
Lebih
jelas, Mulyo menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya, ketika itu Farhan dan
Rido hendak mencari warung untuk membeli rokok, jarak tempuh dari kebun pembibitan
ke jalan dapat dikatakan lumayan jauh karena melintasi perkebunan yang sepi
dari keramaian penduduk. Ketika sesampainya dijalan mereka pun menemui sejumlah
pemuda yang sedang asik nongkrong dan hendak menanyakan warung mana yang masih
buka, namun salah seorang dari pemuda tersebut melihat sebilah senjata tajam
sejenis samurai tersebut yang diselipkan dipinggang mereka.
Seketika
pemuda tersebut berlari meneriaki begal dan sontak sekira belasan warga pun
tanpa fikir panjang ikut serta juga meneriaki dan mengejar mereka begal. Karena
dalam keadaan panik anak dan kepenokannya tersebut berlari dan saat bersamaan
melintas di hadapan mereka dua orang berboncengan motor, mendengar teriakan
begal oleh warga sontak pengendara tersebut terjatuh dari sepeda motornya tepat
didepan mereka.
“Tanpa
babibu setelah ditangkap warga mereka dikeroyoknya tanpa tahu sebab sebenarnya.
Bersyukur alhamdulillah nyawa mereka masih tertolong dan mereka berdua langsung
diamankan di Kantor Desa Palasari dan selanjutnya di serahkan ke Polsek
setempat untuk penyidikan lebih lanjut dan Alhamdulillah lagi perkara ini sudah
langsung diselesaikan secara kekeluargaan. Terkait pengacungan senjata oleh
terduga kedua pelaku ini tidak benar karena posisi sajam masih pada posisi
dipinggang mereka,” ucapnya yang diamini oleh Farhan dan Rido.
Selanjutnya,
yang menjadi beban pikiran saat ini yakni terkait viralnya video penganiyayaan
di jejaring WAG. Mulyo berharap kepada pihak kepolisian untuk dapat mengungkap
dan mencari siapa penyebar pertama video tersebut. Karena, dirinya dan keluarga
merasa tercoreng dengan beredarnya video hoaks tersebut.
“Betapa
tidak menjadi beban pikiran saya, video yang beredar meneriaki anak saya
seorang begal menyebar luas dimana-mana. Padahal jelas-jelas anak saya hanya
sebagai korban salahpaham saja. Saya berharap petugas dapat mencari siapa
pelaku penyebar pertama video itu, karena sudah termasuk kedalam pasal UU IT
dan penyebaran berita bohong,” harapnya.
Ditambahkan
Mulyo, dirinya pun menyadari atas kejadian tersebut atas dasar fenomena dan
kondisi saat ini yang memang warga masyarakat tengah diresahkan oleh sejumlah
informasi terkait banyaknya kejahatan seperti begal yang terdampak dari krisis
ekonomi yang saat ini terjadi ditambah dengan adanya PSBB akibat penyebaran
virus corona. Sehingga wajar kecurigaan warga semakin menjadi dengan peristiwa
yang sedang dialaminya.
Sementara
itu, dikutip dari (RB) Kanit Reskrim Polsek Cijeruk, Ipda AM. Zalukhu
menyatakan, kedua orang tersebut bukan begal. “Terkait kejadian semalam hasil
dari penyelidikan, bukan begal dan masih orang Palasari juga,” ungkapnya saat
dikonfirmasi.
Hal
itu, kata dia, didukung dengan pengakuan korban yang ketakutan dan terjatuh
dari kendaraannya saat melihat F dan R membawa sajam. “Sajam itu dibawa F dari
tempat kerjanya untuk disimpan di rumahnya,” katanya.
Ia
menambahkan, sudah mempertemukan keduanya dengan korban yang mengaku tidak ada
pengancaman.
Handy Mehonk