28.6 C
Bogor
Friday, July 11, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog Page 1191

JPU Minta Hakim Tolak Pledoi Fikri Salim

Bogor | Jurnal Inspirasi

Jaksa Penuntut Umum (JPU) meminta majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bogor menolak nota pembelaan atau pledoi Fikri Salim dalam perkara pemalsuan surat atas perizinan Rumah Sakit Graha Medika Bogor. Dalam perkara ini, Fikri Salim selaku terdakwa dituntut delapan tahun penjara oleh JPU.

“Kami menolak seluruh nota pembelaan yang diajukan penasehat hukum Fikri Salim. Untuk itu, kami selaku JPU memohon agar majelis hakim dapat memutuskan perkara ini seadil-adilnya dan menjatuhkan hukuman sesuai perbuatan yang dilakukan terdakwa,” kata JPU saat membacakan replik atau tanggapan pledoi Fikri Salim di ruang sidang Cakra, Rabu (10/2).

JPU menyakini bahwa Fikri Salim tidak hanya melakukan satu perbuatan pidana dalam perkara tersebut. JPU juga berpendapat keterangan saksi yang dihadirkan pihaknya dalam pledoi Fikri Salim tidak secara keseluruhan hanya sebagian potongan yang dituangkan penasehat hukum terdakwa.

“Kami berpendapat bahwa fakta persidangan bukanlah potongan-potongan keterangan saksi melainkan keseluruhan keterangan saksi. Dengan demikian potongan keterangan saksi yang dituangkan penasehat hukum Fikir Salim tidak memiliki nilai pembuktian apapun,” katanya.

JPU melanjutkan bahwa keterangan saksi yang telah dituangkan pada penuntutan telah mencakup keseluruhan atas keterangan saksi dan dapat mendukung pembuktian perkara. Mengenai keterangan terdakwa, JPU juga berpendapat sama tidak dimuat keseluruhan dalam pledoi.

Untuk itu, JPU menilai materi keterangan terdakwa bertentangan dengan keterangan saksi-saksi dan barang bukti yang disajikan tidak memiliki nilai pembuktian. Sehingga pihaknya menjadikan hal tersebut sebagai salahsatu pertimbangan yang memberatkan pada tuntutan terhadap terdakwa.

Intinya, JPU tetap pada pendirian seperti tertuang pada surat penuntutan yang telah dibacakan dalam sidang sebelumnya. “Kami menyampaikan dengan tegas untuk tetap pada tuntunan pidan yang telah dibacakan pada hari Selasa 26 Februari 2021,” kata JPU.

Hal yang sama dalam sidang tanggapan JPU terhadap reflik Rina Yuliana, terdakwa dengan berkas penutututan terpisah dalam perkara pemalsuan surat atas perizinan Ruma Sakit Graha Medika Bogor.

JPU menyampaikan bahwa fakta persidangan berupa keterangan saksi yang dituangkan dalam pledoi tidak keseluruhan hanya sebagian potongan saja. Sehingga hal itu tidak terdapat nilai pembuktian.

Menanggapi JPU tidak bisa menghadiri saksi pelapor, Samsudin dalam perkara ini. Pihaknya mengungkapkan sudah melakukan pemanggilan terhadap saksi untuk didengar keterangannya di muka persidangan sebanyak dua kali. Namun pemanggilan itu tidak bisa diterima oleh saksi dikarenakan pindah dominasi.

“Di sisi lain nilai pembuktian atas keterangan saksi Samsudin sudah terpenuhi dengan keterangan saksi-saksi lainnya sudah kami hadirkan di muka persidangan. Dan kami berkeyakinan keterangan saksi-saksi yang sudah dihadirkan telah cukup untuk pembuktian dalam perkara ini,” imbuhnya.

Terkait tanggapan pledoi Rina Yuliana, intinya JPU menolak keseluruhan nota pembelaan terdakwa yang diajukan penasehat hukumnya. Untuk itu, pihaknya meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman sesuai dengan tuntunan delapan tahun penjara terhadap Rina Yuliana.

Sementara itu, Penasehat Hukum Rina Yuliana mengatakan, pihaknya akan menyampaikan secara lisan jawaban terhadap replik pada sidang lanjutan agenda duplik digelar pada 17 Februari 2021 mendatang.

** Fredy Kristianto

Banyak Pengendara Motor Jatuh, Camat Bojonggede Tutup Galian Billabong

Bojonggede | Jurnal Inspirasi

Jalan Cimanggis – Bilabong, Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede dipenuhi tanah merah dan licin membuat Camat Bojonggede geram. Pihak kecamatan bahkan langsung memerintahkan Pol PP Kecamatan untuk menghentikan galian yang berada di wilayah Billabong itu.

“Sudah saya perintahkan pol PP turun tadi ke lokasi dan meminta pemilik galian untuk membersihkan jalan yang kotor tersebut,” kata Camat Bojonggede, Gustomi Dace Hantomi, Rabu (10 /2 /2021).

Tak hanya itu Dace pun meminta galian itu ditutup karena merugikan masyarakat dan galian tersebut juga dikatakan Camat diduga tak memiliki izin dan saat ini sudah dilaporkan ke Pol PP Kabupaten Bogor. “Saya minta ditutup, dan juga info dari KasibTrantib, galian tersebut udah ditangani oleh Sat Pol PP Kabupaten,” kata Camat.

Sementara menurut warga sekitar, Jamal (32), akibat jalan dipenuhi tanah yang tercecer banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh. Bukan hanya satu dua saja, sekitar 15 hingga 20 sepeda motor jatuh akibat jalan yang licin penuh tanah merah itu.

“Ada sekitar 15-20 pengendara yang terjatuh akibat licinnya jalanan, namun kini jalan sudah dibersihkan,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Hendak Nge-BM, Remaja Dihukum Petugas Kecamatan Cigudeg

Cigudeg | Jurnal Inspirasi

Belakangan ini banyak ditemukan  anak remaja di jalanan membuat resah dan membahayakan jiwanya. Mereka sengaja menghadang truk alias BM. Namun Pol PP, dan Tagana Kecamatan Cigudeg telah membawa 8 orang remaja di jalan raya Cigudeg yang terjaring di jalan raya Cigudeg  saat hendak nge-BM.

“Berdasarkan laporan dari warga banyak anak-anak yang meresahkan masyarakat, dengan cara memberhentikan mobil besar seperti truk, tronton  untuk nge-BM,” kata Tagana Kecamatan Cigudeg, Mega.

Mega mengatakan, pihaknya langsung melakukan pendataan serta memberikan sanksi fisik seperti push up serta menghubungi pihak keluarga untuk memberikan efek jera. “Pemerintah akan sering melakukan patroli ke lokasi seperti itu dan diberi tindakan agar anak-anak tidak balik lagi kesitu,” kata Mega.

Lebih lanjut  Mega mengungkapkan, saat ini  aksi nekat para remaja itu lebih mengkhawatirkan dibanding  tahun sebelumnya. “Dibandingkan dulu, kalo dulu kan cuman anak-anak sekolah,  kalo sekarang kebanyakan disengaja,  ini dari satu titik ke titik lain kembali lagi ke titik awal seperti itu kebanyakannya jadi bulak balik gitu aja nggak jelas,” ujarnya.

Mega melanjutkan bahwa masalah anak di jalanan merupakan persoalan kompleks yang solusinya tak bisa hanya dilakukan satu instansi, namun harus bersama masyarakat. “Perlu gerak cepat pemerintah untuk segera membuat sistem perlindungan anak secara menyeluruh agar bisa mengembalikan anak dari jalanan ke keluarganya di rumah,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Cegah Kerusakan Jalan, UPT Akan Ajukan Anggaran Pemeliharaan Drainase

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Sejumlah ruas jalan yang ada di wilayah selatan Kabupaten Bogor, mengalami rusak parah akibat tidak berfungsinya drainase dan tingginya curah hujan beberapa hari ini. Seperti ruas Jalan Cikereteg-Pancawati, jalur yang merupakan ke kawasan wisata itu, saat ini kondisinya rusak parah gara-gara tidak adanya drainase.

Harun, warga Desa Ciderum mengatakan, kerusakan jalan di ruas Cikereteg-Pancawati terjadi di beberapa titik, mulai dari Pasar Cikereteg sampai ke pertigaan arah Citapen, Kecamatan Ciawi dan Pancawati Tapos.  “Titik jalan yang paling parah rusaknya di Cikereteg. Karena buruknya drainase, membuat air tidak mengalir dan menggenang di ruas jalan itu,” ungkapnya kepada wartawan.

Tidak hanya itu, kerusakan jalan juga terjadi di ruas Banjarsari-Bojongmurni. Permasalahan drainase menjadi salah satunya penyebab kerusakan jalan tersebut.  “Kalau drainasenya berfungsi dengan baik, tidak mungkin kerusakan jalan secepat ini,” ucap Aab, warga Desa Bojongmurni.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah II, Rizki Akbar mengungkapkan, pihaknya sudah menerima informasi terkait kerusakan-kerusakan yang ada di ruas jalan tersebut. “Nanti akan kita tindaklanjuti. Kita akan lakukan perbaikan di anggaran pemeliharaan,” katanya.

Selain melakukan perbaikan sejumlah ruas jalan yang rusak, mantan Kasubag TU UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah I ini pun akan mengajukan anggaran untuk perbaikan atau pembuatan drainase.

Menurutnya, salah satu faktor sering rusak nya ruas jalan, karena buruknya drainase. Sehingga, saat kondisi hujan air tumpah ke jalan, karena drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itu, pria yang akrab dipanggil Bombom ini pun akan mengajukan anggaran ke dinas, terkait pemeliharaan drainase yang selama ini tidak pernah dialokasikan.

 “Saya akan coba memasukan anggaran pemeliharaan drainase. Kalau pemeliharaan jalan sudah pasti ada setiap tahun nya,” papar pria yang akrab dipanggil Bombom itu.

Bombom pun berharap ada peran serta masyarakat dalam menjaga kondisi jalan di wilayah masing-masing, yakni dengan tidak mencuci kendaraan di jalan dan melarang membuat tanggul dengan diameter besar.  “Tanggul juga bisa membuat jalan rusak. Makanya saya larang warga agar tidak membuat tanggul jalan,” tukasnya.

** Dede Suhendar

Rudi Minta Pemdes Kerjasama Tanggulangi Masalah Sampah

Ciawi | Jurnal Inspirasi

Tidak adanya kerjasama antara pemerintah desa (Pemdes) dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah, membuat sejumlah ruas jalan dipenuhi sampah bekas rumah tangga. Itu terbukti dengan berserakannya sampah di ruas Jalan Alternatif Ciderum-Citapen.

Menyikapi hal tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah Wilayah III, Rudi Andryanto, meminta agar Pemdes yang ada di enam kecamatan, mau bekerjasama dalam menyikapi persoalan sampah. “Sampah-sampah itu bukan hanya kewenangan kami saja yang ada di UPT, tapi tanggungjawab juga yang punya wilayah, yakni kepala desa (Kades),” ungkapnya kepada wartawan.

Menurutnya, dari enam kecamatan yang ada di wilayah tugas UPT Pengelolaan Sampah Wilayah III, baru beberapa desa saja yang sudah melakukan kerjasama dalam hal penanganan masalah sampah. “Di Kecamatan Caringin baru Desa Pasir Muncang saja, desa yang lain belum ada kerjasama. Selebihnya di kecamatan lain, belum ada desa yang melakukan kerjasama,” ujar Rudi.

Rudi berharap agar kerjasama dalam penanganan sampah bisa segera dilakukan. Sehingga, wilayah selatan Kabupaten Bogor khususnya yang ada di enam kecamatan, tidak lagi ditemukan sampah berserakan di jalan ataupun di lahan orang lain. “Saya akan coba memberikan surat kerjasama kepada desa-desa. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa berjalan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Bahur, warga Desa Ciderum mengeluhkan banyaknya  sampah di ruas Jalan Alternatif Ciderum-Citapen, yang berasal dari selokan warga Kampung Ciherang Gede, Desa Cileungsi.  “Karena selokannya kecil, jadi saat hujan deras tidak bisa menampung luapan air. Makanya sampah-sampah yang dibuang warga itu berserakan di jalan,” jelasnya.

Selain sampah plastik bekas rumah tangga yang berserakan, lanjutnya, ditemukan juga beberapa tumpukan sampah yang sudah terbungkus kantung plastik dan juga karung di pinggir jalan. “Ada tiga sampah yang sudah dibungkus kantong plastik warna hitam, dan satu karung sampah,” papar Bahur.

Sampah yang ada di jalan ini, sambung Bahur, pastinya akan sampai ke wilayah bawah, yakni ke Kampung Ciderum. Pasalnya, aliran selokan dan juga kali yang berasal dari Daerah Irigasi (DI) Cikamar, bermuara ke kampung di Desa Ciderum untuk memenuhi kebutuhan air para petani. “Biasanya sampah-sampah ini berserakan di Ciderum, karena hilir dari kali dan selokan disini,” tukasnya.

** Dede Suhendar

BBWS dan PUPR Pusat Diminta Segera Realisasikan Normalisasi Sungai

Gunung Putri | Jurnal Inspirasi

Persoalan banjir di wilayah Villa Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri hampir setiap musim penghujan selalu terjadi. Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor asal PKS, Achmad Fathoni mengatakan, banjir di wilayah perbatasan dengan Kota Bekasi, Jatiasih itu harusnya menjadi perhatian khusus pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat.

“Tahun 2020 lalu, banjir di Bojongkulur ini menjadi isu nasional karena saking parahnya. Urusan Sungai Cileungsi ada dibawah kewenangan pusat yaitu BBWS Ciliwung – Cisadane sehingga Pemda Kabupaten Bogor tidak bisa menganggarkan perbaikan dan pembangunan apapun disana, disamping itu juga pasti membutuhkan dana yang besar,” kata Achmad Fathoni, Rabu (10/2).

Dia menjelaskan, kerugian akibat banjir sudah sangat besar dan dengan curah hujan yang masih tinggi, bisa saja banjir terjadi lagi. “Saya berharap rencana yang sudah dibuat PUPR untuk membangun waduk dan terutama normalisasi Sungai Cileungsi bisa segera dilaksanakan, termasuk didalamnya melakukan pengerukan endapan sungai yang sangat tebal. Mohon juga Pemprov Jabar untuk ikut serta membantu mendorongnya dan support penanganannya,” pungkasnya.

** Nay Nur’ain

Labu Madu Ditangan Aldi, Petani Milenial Pandeglang

Pandeglang | Jurnal Inspirasi

Labu madu,  tanaman  merambat dengan  buah  unik menyerupai bola lampu dapat tumbuh dengan mudah, baik di pekarangan maupun lahan yang tidak terlalu luas. Ditangan Aldi Wahyu Nugraha petani milenial asal Kp. Bogor, Desa Janaka, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten, labu madu  tidak hanya dibudidayakan dan dijual segar tapi diolah  menjadi kue kekinian yakni bolu labu madu dengan brand Arena Butternut Cake.

Ia berinisiatif untuk menciptakan kue ini seraya berharap usahanya bisa membuka lapangan pekerjaan didesanya dan inovasinya mendunia. “Bisnis dan usaha yang saya jalankan ini ingin menyerap tenaga kerja yang ada di desa saya, karena tingginya angka pengangguran dan tidak terjamin nya jika berangkat merantau ke kota, saya ingin menciptakan perusahaan yang tumbuh dari desa dan bisa mendunia, “ tuturnya, Rabu (10/02/2021).

Kata Aldi, meskipun  labu madu bukan komoditas lokal Pandeglang tapi bolu labu madu sejauh pengamatannya belum ada yang membuat secara komersil dan memiliki brand. Alasan lain karena adanya kebutuhan dan tekanan untuk mendapatkan profit lebih besar dan menciptakan inovasi pengolahan labu madu yang belum digarap maksimal di wilayahnya. Tujuan besarnya adalah Banten memiliki oleh- oleh  bolu khas Banten terutama Pandeglang, karena saat ini Banten belum memilikinya.

Varian kue yang dibuat ada tiga, varian kukus, varian panggang, dan varian kukus kombinasi original dan coklat. Pemasaran sejauh ini masih 90% melalui sosial media, Instagram, WA group dan Facebook, sementara untuk reseller sendiri masih 10%. “ Awal merintis usaha menanam labu madu karena memang saya memiliki tujuan untuk mengembangkan usaha yang berjalan yang sebelumnya tidak digarap secara maksimal, “ ucap Aldi.

Labu madu dinilainya memiliki prospek pasar yang bagus dan kestabilan harga yang masih terjamin. Dorongan untuk terus mengembangkan usahanya ujar Sarjana Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta)  Banten tahun 2019  ini membuat dirinya  berupaya mencari dana dengan berbagai cara.  Akhirnya Iapun berhasil  melanjutkan usahanya bertanam  labu madu  di lahan seluas ± 2.500m²  dengan produksi minimal 2 ton/1000 lubang tanam.

Untuk harga labu madu kata Aldi  Jika dijual  langsung ke konsumen untuk varietas Jacqueline Rp. 35/kg ribu dan untuk varietas panah merah F1 itu Rp. 20 rb/kg.  Rata – rata berat buah 1 – 2,3 kg/buah  dengan usia panen 90 hari.

Petani Milenial dianggap bisa  menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan. Estafet petani selanjutnya adalah pada pundak generasi muda yang mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian.

Hal inilah yang membuat Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menaruh harapan pertanian pada generasi milenial. Saat ini banyak petani milenial yang telah menjadi pengusaha dalam sektor pertanian. Mentan menuturkan para petani milenial mewakili harapan dan kebutuhan dari sektor pertanian serta panggilan dunia untuk menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi keberadaan para petani milenial sangat diperlukan untuk menjadi pelopor sekaligus membuat jejaring usaha pertanian.

** Regi/PPMKP

Terkesan tak Terurus, Dewan Soroti Terminal Leuwiliang

Leuwiliang l Jurnal Inspirasi

Kumuh dan tak terurus jadi kesan kondisi area Terminal Leuwiliang. Bahkan kini setiap turun hujan, air kerap kali menggenangi area terminal karena kurang berfungsinya drainase. “Terminal Leuwiliang tergenang air karena buruknya drainase, sudah langganan kalau hujan pasti air menggenangi area terminal,” kata salah satu pengendara, Asep (32), Rabu (10/2).

Asep juga mengaku, bahwa ia sering melintasi area terminal setiap harinya. Bahkan, dirinya sangat menyayangkan saat hujan deras area terminal seperti kolam ikan. “Harusnya pengelola terminal bisa mengurusnya, ini seperti ada pembiaran,” keluhnya.

Camat Leuwiliang Daswara juga mengakui kondisi tersebut. Namun Terminal Leuwiliang merupakan kewenangan Provinsi Jawa Barat. “Tipenya sudah B bukan C lagi. Disana ada dua Dishub, sebagian masuk ke Kabupaten Bogor sebagian masuk ke provinsi,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor Aan Triana Almuharom menyayangkan atas kondisi Terminal Leuwiliang tersebut. “Harus ada langkah-langkah konkrit dari Dinas Perhubungan supaya kedepannya tidak lagi mengalami kebanjiran dan terkesan kumuh,” jelasnya.

Aan berharap, apa yang menjadi persoalan tersumbatnya aliran air yang ada di Terminal Leuwiliang bias segera diatasi. “Penting sekali penataan karena menyangkut keindahan, kadang kita juga kalau lewat kondisi terminal sudah seperti pasar. Makanya saya akan coba komunikasi ke pihak terkait,” tegasnya.

** Arip Ekon

Usai Banjir, Petani Pandeglang Semangat Kembali Bertanam

Pandeglang | Jurnal Inspirasi

Usai dikepung banjir, sejumlah petani di beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten kini semangat bertanam kembali. “ Dari hasil monitoring yang dilakukan pada akhir Januari lalu, petani yang mengalami gagal tanam sudah kembali bertanam dengan menggunakan benih swadaya, “  ujar Iping Saripin Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang, Rabu (10/02/2021).

Kata Iping mereka yang gagal tanam sebetulnya sudah diusulkan untuk mendapat bantuan benih, namun masih dalam tahap proses. Distan Kabupaten Pandeglang, mencatat luas lahan sawah petani yang terkena banjir  mencapai 8.859 ha. Dari luas tersebut 1.810 ha gagal tanam.  Banjir melanda 16 Kecamatan di Pandeglang pada akhir 2020 hingga awal 2021. Kecamatan terluas dilanda banjir adalah Kecamatan Sukaresmi.

Banjir disinyalir akibat dari pendangkalan sungai dan curah hujan yang ketika itu intensitasnya sangat tinggi mengguyur Kabupaten Pandeglang.  Banjir disebut sudah sering melanda sejak tahun 2014 lalu.

Selanjutnya para petani didorong untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani padi (AUTP). Sosialisasi secara terus menerus ungkap Iping, dilaksanakan dari awal tahun 2020 baik melalui rapat kordinasi dengan para korluh di kecamatan maupun melalui media elektronik.

“ Kami terus dorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” ujarnya.

Jika  petani ikut program asuransi pertanian mereka tidak perlu lagi khawatir dengan gagal panen yang disebabkan bencana alam seperti banjir, kekeringan atau kena serangan hama. Kerugian akibat bencana tersebut akan diganti pihak asuransi, sebesar Rp. 6 juta/ha.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengingatkan pentingnya AUTP. Dijelaskannya, asuransi pertanian diperlukan untuk menanggulangi kerugian jika disebabkan faktor alam. Ia menekankan Asuransi pertanian harus menjadi culture dan diterapkan seluruhnya. Program ini sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 40 Tahun 2015.

Menghadapi bencana, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi meminta penyuluh di provinsi dan kabupaten/kota yang terdampak bencana alam diharapkan tetap membangkitkan semangat petani mengatasi dampak banjir ataupun bencana lainnya. Caranya dengan melakukan identifikasi lahan pertanian yang terdampak bencana, sebagai langkah awal untuk membangun kembali pertanian setelah dilanda bencana alam.

Regi/PPMKP

HADITS HARI INI


10 Februari 2021
28 Jumadil Akhir 1442 H

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ عُمَارَةَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Al Alaa’, telah bercerita kepada kami Abu Usamah dari Sufyan dari Umarah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Wahai Rasulullah, shadaqah mana yang lebih utama ?”.
Beliau menjawab:

Kamu bershadaqah ketika kamu dalam keadaan sehat dan rakus, kamu berangan-angan jadi orang kaya dan takut menjadi faqir. Maka janganlah kamu menunda-nundanya hingga ketika nyawamu berada di tenggorakannmu (kamu baru mau bershadaqah). Lalu kamu berkata untuk si fulan segini dan si fulan segini, padahal harta itu telah menjadi milik si fulan.

HR Bukhari No. 2543.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ