27.7 C
Bogor
Monday, December 22, 2025

Buy now

spot_img
Home Blog

KPPI Kabupaten Bogor Lantik Pengurus Kecamatan Periode 2025–2030

0

Jurnal Bogor – Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kabupaten Bogor menggelar Konsolidasi Pengurus KPPI Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan pelantikan pengurus KPPI tingkat kecamatan se-Kabupaten Bogor masa bakti 2025–2030. Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bogor, Minggu (21/12/25).

Pelantikan ini dihadiri unsur DPRD Kabupaten Bogor, Dewan Penasihat KPPI, Dewan Pakar KPPI, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW), perwakilan organisasi perempuan, serta Ketua dan Sekretaris DPAC KPPI dari 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor.

Ketua KPPI Kabupaten Bogor, Dian Wahyuni Siregar, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh pengurus KPPI tingkat kecamatan yang resmi dilantik. Ia menegaskan bahwa pelantikan tersebut bukan sekadar seremonial organisasi, melainkan bentuk komitmen nyata perjuangan politik perempuan dalam memperkuat demokrasi serta meningkatkan keterwakilan perempuan di ruang-ruang pengambilan keputusan, khususnya di tingkat kecamatan.

“KPPI merupakan wadah perjuangan perempuan lintas partai politik yang berlandaskan semangat kebersamaan, persatuan, dan kesetaraan. Kepengurusan KPPI tingkat kecamatan diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam pendidikan politik perempuan, meningkatkan kapasitas dan kepemimpinan kader perempuan, serta mendorong terpenuhinya keterwakilan perempuan minimal 30 persen dalam politik dan pemerintahan,” ujar Dian.

Lebih lanjut, Dian menyampaikan bahwa pelantikan pengurus KPPI tingkat kecamatan ini diwakili oleh dua orang pengurus dari masing-masing kecamatan, dari total 40 kecamatan di Kabupaten Bogor. Ia berpesan agar seluruh pengurus senantiasa menjunjung tinggi integritas, etika politik, serta memperkuat solidaritas lintas partai.

“Bangun kerja sama yang harmonis dengan KPPI tingkat kabupaten, pemerintah kecamatan, serta seluruh pemangku kepentingan agar KPPI benar-benar hadir dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas perempuan yang akrab disapa Amih Dian tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Dian juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya kegiatan konsolidasi dan pelantikan pengurus KPPI tingkat kecamatan tersebut. Ia berharap kepengurusan baru dapat menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, semangat juang, serta dedikasi yang tinggi.

“Marilah kita bersama-sama memperkuat peran perempuan dalam politik demi terwujudnya demokrasi yang inklusif, adil, dan berkeadilan gender,” pungkasnya. Yudi

Sekolah Djuara PKBM Bakti Nusa Raih Akreditasi B

0

Jurnal Bogor – Dengan penuh perjuangan dan proses panjang, Sekolah Djuara PKBM Bakti Nusa akhirnya berhasil meraih Akreditasi B. Capaian tersebut menjadi bukti nyata kerja keras pihak sekolah bersama para tutor dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan.

Kepala Sekolah Djuara PKBM Bakti Nusa, Sumedi, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada seluruh tim yang terlibat dalam proses akreditasi.

“Dengan penuh rasa syukur dan bangga, saya mengucapkan selamat serta terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Tim Akreditasi Sekolah Djuara PKBM Bakti Nusa atas pencapaian Akreditasi B ini,” ujarnya, Senin (22/12/25).

Menurut Sumedi, akreditasi tersebut merupakan hasil dari kekompakan, dedikasi, dan komitmen bersama dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas, khususnya bagi anak-anak putus sekolah, anak jalanan, serta anak-anak berkebutuhan khusus yang selama ini didampingi dengan sepenuh hati.

Ia menegaskan bahwa Akreditasi B bukan sekadar nilai administratif, melainkan bentuk pengakuan terhadap proses, integritas, serta semangat pengabdian seluruh tim dalam membangun sekolah yang ramah, inklusif, dan bermartabat.

“Capaian ini menjadi pijakan kuat bagi kami untuk terus berbenah, berinovasi, dan melangkah menuju kualitas pendidikan yang lebih baik ke depannya,” tambahnya.

Sumedi juga berharap prestasi tersebut dapat menjadi motivasi bagi seluruh unsur sekolah untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran, tata kelola sekolah, serta pelayanan pendidikan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Di akhir pernyataannya, ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua, mitra, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian Akreditasi B Sekolah Djuara PKBM Bakti Nusa. Yudi

Beri Dukungan, KOK Nanggung Hadiri Latihan Pencak Silat di Batutulis

0

jurnalinspirasi.co.id – Dukungan terhadap dunia pencak silat di Desa Batutulis, Nanggung, Kabupaten Bogor  terus mengalir. Kali ini, pengurus Koordinator Olahraga  Kecamatan (KOK)  H.Kasim dan Orson melihat langsung latihan  pencak silat yang diikuti usia anak- anak dan remaja.

Ketua KOK Nanggung H.Kasim termasuk pengurus yang rajin mendatangi beragam kegiatan olahraga di masyarakat bahkan memberikan bantuan untuk mendukung kemajuan olahraga pencak silat.

“Dukungan ini,sebagai wujud sinergi baik KOK, masyarakat di lingkungan, maupun  support dari PT Antam,” kata H Kasim  kepada Jurnal Bogor, Minggu (21/12/2025).

“Begitu juga ada sinergitas dan sejalan dengan  pelatih,” tandasnya.

Menurutnya, latihan pencak silat yang baru berjalan tiga pekan ini, tentu dibutuhkan kesabaran dalam  menghadapi bermacam tantangan di masyarakat.

Hadirnya secara khusus pada latihan pencak silat ditegaskannya untuk  mengapresiasi dan mendukung cabang olahraga potensial pencak silat di Kecamatan Nanggung. “Pencak silat bisa lebih berkembang jika kita semua saling dukung,” harapnya.

(Arip Ekon)

Forum Petani Bogor Protes Vonis Penjara Terhadap Seorang Peternak di Kediri

0

jurnalinspirasi.co.id – Forum Komunitas Petani Terkonsolidasi Tunas  (FKPT) Kabupaten Bogor menyayangkan jerat hukum terhadap Joni Sriwasono atau JS, satu seorang  peternak rakyat di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa timur. Ketua Kelompok Tani Ternak Ngudi Rejeki Kecamatan Ngadiluwih  itu divonis 5 tahun penjara oleh Majelis Hakim Tipikor Surabaya pada 7 November 2025.

Humas FKPT Kabupaten Bogor, Fikri Muhammad menyebut, vonis penjara terhadap anggota Alumni Sekolah Peternak Rakyat Indonesia (SASPRI) ini sebagai bentuk kriminalisasi. Untuk seluruh anggota SASPRI mengecam dan menyatakan rasa duka mendalam atas kasus yang menimpa JS. 

Fikri menceritakan, JS didakwa telah menghilangkan hewan ternak sapi dari pelaksanaan Program Desa Korporasi Sapi (DKS) Tahun Anggaran 2021. DKS adalah sebuah program pemerintah pusat yang bertujuan memperkuat peternakan rakyat berbasis kelompok di pedesaan.

Para peternak rakyat bersama perwakilan SASPRI menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Kantor Bupati Kediri

“Kami meminta JS diperlakukan secara adil. Kasus yang menimpa JS ini janggal. Karena ternak  masih dipelihara dan  tidak ada aset  negara apapun yang hilang, ” ucap Fikri kepada Jurnal Bogor, Minggu (21/12/2025).

Sebagai bentuk solidaritas dan upaya mencari keadilan, pada hari Rabu, 17 Desember 2025 lalu, para peternak rakyat bersama perwakilan SASPRI menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Kantor Bupati Kediri. Aksi tersebut diikuti oleh peternak, koordinator lapangan, serta tokoh pendamping, dan berlangsung tertib tanpa tindakan anarkis.

Dalam aksi, para peternak menyampaikan aspirasi agar pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Kediri memfasilitasi penyelesaian kasus, melakukan peninjauan kebijakan, serta mencegah kriminalisasi peternak sebagai pelaksana program negara. Namun hingga aksi berakhir, tidak ada pimpinan daerah maupun perwakilan DPRD yang menemui massa aksi.

“Tapi kami kecewa kepada pimpinan daerah, terutama Bupati dan  anggota  DPRD Kediri yang tak menerima perwakilan pengunjukrasa,” kata Ketua Bidang Kemitraan Bisnis FKPT Kabupaten Bogor itu.

Aspirasi peternak hanya tersampaikan di ruang publik tanpa dialog langsung dengan pengambil kebijakan. “Aksi ini jadi seperti monolog. Kami bicara, tapi negara belum menjawab,” ujar Fikri.

Para peternak menyebut, kasus yang menjerat JS bukan sekadar persoalan individu, melainkan cerminan lemahnya sistem pelaksanaan program pemerintah di lapangan.

Jadi, kata dia, program dilepas tanpa pendampingan yang memadai, namun saat muncul persoalan, peternak kecil justru berhadapan dengan proses hukum.

Alumni Universitas Pakuan (Unpak) Bogor bidang ekonomi dan manajemen itu menegaskan, peternak  tidak menolak hukum. Mereka hanya menuntut keadilan yang lebih melihat fakta lapangan, niat baik, serta keterbatasan yang dihadapi peternak kecil.

Meski tidak ditemui pejabat, menurutnya, aksi damai ini disebut sebagai bentuk ikhtiar terakhir yang bermartabat. Para peternak berharap negara mau membuka ruang dialog dan tidak menutup mata terhadap persoalan yang mereka hadapi.

“Yang kami minta sederhana, didengar, dipahami, dan diperlakukan secara adil,” pungkas dia. 

(Arihta US)

2026, Penanganan Sampah di Puncak Harus Tuntas

0

jurnalinspirasi.co.id – Memasuki tahun 2026, Pemkab Bogor melalui program Bupati Rudy Susmanto, penanganan sampah di seluruh desa termasuk di Kecamatan Cisarua dan Megamendung, harus benar-benar tertangani secara maksimal. Hal ini karena sampah di wilayah Puncak merupakan permasalahan yang seolah-olah tidak ada kunjung penyelesaiannya.

Kawasan Puncak yang merupakan kawasan pariwisata, seharusnya desa desa kondisi lingkungan tidak dikotori oleh sampah. Bahkan penanganan sampah di setiap desa, melalui penanganan sampah terpadu itu diharapkan bisa menjadikan program yang tepat. Karena, melalui program tersebut, sampah dari masyarakat itu tidak hanya ditampung dan diangkut saja. Melainkan sampah itu akan diolah dengan memberdayakan masyarakat di setiap desa. Dari sampah yang sudah diolah itu bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan pembuatan berbagai macam jenis barang.

“Dari sekarang untuk penanganan sampah merupakan kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh jajaran trantib Megamendung. Setiap pagi, jalanan terdekat mulai dari areal kecamatan hingga ke beberapa lokasi selalu kita bersihkan, ” ujar Camat Megamendung, Ridwan

Sementara itu, sebelum program tersebut terlaksanakan, jajaran pemerintahan kecamatan tersebut, dengan menerjunkan seluruh anggota trantibnya mereka secara rutin di setiap pagi melakukan pembersihan sampah, mulai dari lingkungan kecamatan hingga ke beberapa ruas jalan dilakukan pembersihan.

“Iya kita jajaran Trantib Kecamatan Megamendung setiap pagi penanganan sampah merupakan rutinitas yang wajib. Lingkungan kita harus bersih. Ini dilakukan untuk memberi rasa nyaman bagi para pengendara dan masyarakat. Mudah-mudahan program penanganan sampah terpadu nanti bisa menangani sampah di setiap desa secara maksimal, ” pungkas Bayu, anggota trantib Megamendung.

(Dadang Supriatna)

Bumdes Sukakarya Dialokasikan Untuk Penanganan Stunting

0

jurnalinspirasi.co.id – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sukakarya yang mengambil sektor peternakan ayam  potong, menjadi harapan bagi masyarakat di sana. Hal ini karena keberhasilan dari Bumdes tersebut, selain untuk kemajuan usaha desanya, Kepala Desa Sukakarya Hasan S memiliki tujuan Bumdes itu juga untuk memberantas stunting  dan pemberdayaan bagi para generasi muda di desa tersebut.

Dikatakan Asep Nurbai, salah satu tim monitoring dari Kecamatan Megamendung yang sudah melakukan monev beberapa waktu lalu, Bumdes berupa ayam potong atau petelur sangatlah tepat untuk dikelola oleh desa.

“Dari kecamatan kami sudah melakukan monev ke Desa Sukakarya, Bumdesnya berupa ternak ayam potong. Hasil monev cukup bagus. Selain kondisi ternaknya yang berhasil, juga ada nilai lain yang cukup positif, yakni dari keuntungan Bumdesnya, sebagian dananya dialokasikan untuk penanganan stunting. Hal ini yang membuat kita untuk terus memotivasi supaya Bumdes Sukakarya benar-benar berhasil, ” ujarnya.

Selain peternakan yang ditanganinya secara serius, transparansi terhadap anggaran untuk Bumdes itu sangat diperlukan. “Masyarkat harus mengetahui sumber dana Bumdes itu. Melalui papan kegiatan dan sumber keuangan harus terbuka. Dan di lokasi kandang, di sana terpasang papan kegiatan dengan anggaran dan sumber dana yang dipakai. Dengan demikian, masyarakat bisa mengetahui dan mengawasinya, ” Imbuh Asep.

Adanya Bumdes Sukakarya yang dinilai telah berjalan mengalami kemajuan, pemerintahan kecamatan berharap desa-desa yang lainnya mengalami hal serupa. Hingga keberadaan Bumdes bisa bermanfaat bagi masyarakat untuk membantu program ketahanan pangan.

(Dadang Supriatna)

Kementerian Kebudayaan Resmikan Padepokan Silat Cimande, Upaya Pengembangan Ekosistem Tradisi Silat Nusantara

0

Jurnal Bogor – Kementerian Kebudayaan RI melalui Direktorat Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan meresmikan Padepokan Silat Cimande sekaligus mendukung Festival Rakyat Cimande di Desa Cimande, Kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut merupakan komitmen untuk mengembangkan ekosistem tradisi silat agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan lestari di tengah perkembangan zaman.

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, hadir secara langsung untuk meresmikan Padepokan Silat Cimande. Dalam sambutannya, Menbud Fadli menyambut baik revitalisasi gedung dan peresmian Padepokan Silat Cimande. Menurutnya, aktivasi ruang publik merupakan satu komitmen penegasan bahwa negara hadir untuk memastikan ruang budaya benar-benar hidup, terawat dan memberi manfaat bagi masyarakat.

“Kita bisa membuat ekosistem di mana Cimande ini bisa membuat orang datang untuk berbagai tujuan, misalnya untuk workshop dan belajar pencak silat. Kita juga bisa menciptakan platform budaya yang mendata literasi tentang pencak silat, kemudian bisa
juga dibuat festival yang bisa menghidupkan ekonomi budaya masyarakat Cimande sendiri,” terang Menteri Fadli, Sabtu (20/12/25).

Lebih jauh, Menbud menegaskan bahwa Desa Cimande dapat menjadi pusat ekonomi dan
wisata, seperti wisata kesehatan, wisata religi, hingga wisata kuliner. Ia menambahkan,“Semoga wilayah Padepokan Cimande dan sekitarnya ini semakin maju, pencak silat juga semakin maju, di samping itu juga ekonomi di sini dengan keberadaan ini juga tentu
semakin maju.”

Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menjelaskan bahwa aktivasi Padepokan Silat Cimande memiliki sejumlah fungsi strategis dalam pemajuan kebudayaan. “Pusat Pencak Silat Cimande ini kami dorong untuk menjalankan berbagai fungsi, yakni pusat edukasi dan regenerasi dari pencak silat, terutama pusat pengarsipan sejarah dan pengetahuan Cimande. Kemudian, resminya padepokan ini dapat menjadi destinasi pariwisata berbasis pengalaman budaya yang menawarkan interaksi dan kearifan lokal,” imbuh Dirjen Mahendra.

Sebagai langkah nyata dalam menumbuhkan ekosistem seni silat, Kementerian Kebudayaan memberikan atensi penuh pada penyelenggaraan Peresmian Pusat Pencak Silat Aliran Cimande (PPSAC) dan Festival Rakyat Cimande. Agenda ini dimaknai bukan sekadar sebagai seremonial semata, melainkan sebagai momentum strategis dalam
mengaktivasi sarana dan prasarana kebudayaan dengan berbagai kegiatan, agar kebudayaan terus hidup di tengah masyarakat.

Sepanjang tahun 2025, Kementerian Kebudayaan telah merealisasikan 60 lokus bantuan sarana dan prasarana di berbagai daerah, 24 lokus revitalisasi fisik dan 36 lokus pendukungan penyediaan peralatan kesenian, fasilitas aktivitas budaya, dan sarana layanan budayanya. Dari total bantuan, 29 lokasi di antaranya telah diaktivas.

Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, antara lain Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra Direktur Sarana dan Prasarana Kebudayaan, Ferry Arlius Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rizal; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Retno Raswaty. Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Ria Marlisa anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Ricky Kurniawan; Wakil Ketua KNPI Jawa Barat, Ropi Rizal jajaran keluarga Kasepuhan, serta sejumlah pegiat budaya.

Kementerian Kebudayaan berharap sinergi antara peresmian infrastruktur dan penyelenggaraan festival budaya ini dapat memicu dampak berganda. Aktivasi ruang publik ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat sekitar Desa Cimande
dan menjadikan Padepokan Cimande sebagai model ideal bagaimana sarana kebudayaan dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Yudi

Kampoong Ecopreneur Bangun Masjid Eco Wakaf, Tebar 1.000 Pohon Usai Banjir Sumatra

0

Jurnal Bogor – Pasca banjir Sumatra, mulai bermunculan aksi peduli lingkungan di kalangan masjid. Ada masjid yang peduli lingkungan yakni, Masjid Eco Wakaf yang dibangun oleh Kampoong Ecopreneur yang tebar 1.000 pohon kepada masyarakat.

Pembagian pohon-pohon itu dilakukan saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Eco Wakaf di kawasan Kampoong Ecopreneur, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, pada Minggu, 21 Desember 2025. Peletakan batu pertama dilakukan oleh para pendiri Kampoong Ecopreneur yang dipimpin inspirator nasional Jamil Azzaini.

Hadir dalam acara itu ada 130 tamu undangan termasuk para founder Kampoong Ecopreneur yakni, Sofie Beatrix, Teguh Arif, Atok R. Aryanto, Burhan Sholihin, Deka Kurniawan, Aris Ahmad Jaya, Nurdin Razak dan Muhammad Subhan. Dalam proses itu juga dilakukan penanaman pohon dan pembagian bibit pohon kepada 130 undangan yang hadir.

Menurut Jamil, Masjid Eco Wakaf yang berada di tanah wakaf seluas 1,5 hektare ini dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran spiritual, ecopreneurship, dan pengembangan wakaf produktif yang berpihak pada kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam sambutannya, Jamil Azzaini mengatakan kehadiran Kampoong Ecopreneur merupakan respons atas berbagai krisis yang saling berkaitan, mulai dari kerusakan lingkungan, lemahnya pemberdayaan ekonomi masyarakat, hingga memburuknya kesehatan mental.

“Banjir di Sumatra adalah alarm keras. Ini bukan sekadar bencana alam, tapi akibat dari cara kita memperlakukan alam. Kalau relasi manusia dengan alam terus rusak, bencana hanya soal waktu,” kata Jamil, Minggu (21/12/25).

Menurut Jamil, Kampoong Ecopreneur dibangun untuk menjawab kegelisahan publik terhadap arah pembangunan yang dinilai belum menyentuh akar persoalan.

“Kita menghadapi tiga krisis sekaligus: krisis lingkungan, krisis entrepreneur yang benar-benar memberdayakan masyarakat, dan krisis kesehatan mental. Kampoong Ecopreneur hadir untuk menjawab itu secara utuh, bukan sepotong-potong,” ujarnya.
Sebagai bentuk aksi nyata, Kampoong Ecopreneur membagikan 1.000 bibit pohon kepada para tamu undangan dan masyarakat sekitar. Aksi ini, menurut Jamil, bukan sekadar simbolik.

“Menanam pohon itu bukan kegiatan seremonial. Ini pernyataan sikap. Kalau kita ingin selamat dari krisis ekologis, kita harus mulai mengembalikan fungsi alam, bukan hanya membicarakannya di forum,” kata dia.

Selain fokus lingkungan, Kampoong Ecopreneur juga menyiapkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam waktu dekat, pengelola akan membagikan 100 sarang lebah madu klanceng kepada warga sekitar Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

“Kami tidak ingin masyarakat hanya jadi penonton. Mereka harus jadi pelaku ekonomi. Lebah madu ini akan kami dampingi sampai menjadi sumber penghasilan. Target kami, Leuwisadeng menjadi sentra madu yang meningkatkan kesejahteraan warga,” ujar Jamil.

Di kawasan Kampoong Ecopreneur juga akan dibangun pusat ecotherapy bernama Kampoong Hening. Fasilitas ini akan difokuskan pada terapi, pelatihan, dan pendampingan kesehatan mental berbasis alam, khususnya bagi kelompok usia produktif yang mengalami tekanan psikologis.
“Banyak orang tampak baik-baik saja, tapi sebenarnya lelah secara mental. Kampoong Hening kami rancang sebagai ruang pemulihan, tempat orang kembali waras, tenang, dan menemukan makna hidupnya,” kata Jamil.

Kampoong Ecopreneur dirancang sebagai ekosistem terpadu yang memadukan spiritualitas, kewirausahaan berkarakter, pelestarian lingkungan, dan wakaf produktif. Inisiatif ini diharapkan menjadi model pembangunan berbasis komunitas yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di wilayah lain.

Kegiatan yayasan Kampoong Ecopreneur ini didanai dari dana umat melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf produktif. Saat ini sudah ada beberapa pengusaha yang menitipkan wakaf produktifnya. Di antaranya Yayasan STIFIn Institute yang telah menyerahkan hak pengelolaan 10 cabang STIFIn di 10 kota senilai Rp 5 miliar.

Juga ada pengusaha warung ayam geprek yang menitipkan satu cabang Hara Chicken. Di outlet ini selain profit, Kampoong Ecopreneur juga mempekerjakan karyawan disabilitas serta menjadi laboratorium bisnis bagi para santri.

Dalam kesempatan itu Ari Untung, artis yang juga hadir di acara itu menyambut baik rencana pembangunan Kampoong Ecopreneur. “Mudah mudahan dari tempat ini lahir anak-anak muda yang bisa mengangkat masyarakat seperti yang dikisahkan di surat Al Kahfi. Yudi

Melalui PMT, Stunting di Nanggung Menyusut Menjadi 4 Persen

0

jurnalinspirasi.co.id – Sebagai upaya menurunkan angka stunting, Pemerintah Kecamatan Nanggung dengan pihak Puskesmas dan para kader melakukan sosialisasi dan pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan ibu menyusui ke setiap desa di lingkup Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

“Program ini untuk menekan meningkatnya angka stunting,” kata Kepala Seksi Pendidikan dan Kesehatan Kecamatan Nanggung Ujang Maulana usai secara simbolis membagikan kepada penerima manfaat PMT di Desa Nanggung, kemarin.

Dia menjelaskan, melalui program tersebut membuktikan bahwa status statunting di Kecamatan Nanggung pada tahun lalu sebesar 17 persen, kini menyusut menjadi 4 persen di tahun 2025.

Tak sampai disitu, lajut Ujang, program tersebut melibatkan pihak eksternal untuk meningkatkan status gizi balita yang berisiko stunting.

PMT dengan pemberian sayuran segar dan kebutuhan makanan lainnya tersebut diakui Ujang Maulana merupakan strategi utama dalam mendukung pertumbuhan anak agar mencapai potensi pertumbuhan optimal.

(Arip Ekon)

Akhir Tahun, RSUD R. Moh. Noh Nur Diapresiasi BPKAD Miliki Kinerja Terbaik dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2025

0

jurnalinspirasi.co.id – RSUD R. Moh. Noh Nur Leuwiliang menerima Apresiasi Kinerja Terbaik dalam Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2025 dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor. Apresiasi ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi kinerja pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dilaksanakan sepanjang tahun 2025.

Penghargaan tersebut menjadi bentuk pengakuan atas upaya RSUD R. Moh. Noh Nur dalam menjalankan pengelolaan keuangan dan aset secara tertib, akuntabel, serta berintegritas, sebagai bagian penting dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Bogor.

Direktur RSUD R. Moh. Noh Nur, dr. Vitrie Winastri, S.H., MARS, menyampaikan bahwa apresiasi ini merupakan hasil kerja bersama seluruh jajaran rumah sakit dalam menjaga tata kelola keuangan dan aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset rumah sakit. Tata kelola yang baik akan mendukung kelancaran operasional serta memperkuat pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ujar dr. Vitrie.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa capaian tersebut tidak terlepas dari peran seluruh unit kerja di lingkungan RSUD R. Moh. Noh Nur serta dukungan dan pembinaan dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

RSUD R. Moh. Noh Nur berharap pencapaian ini dapat menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kinerja dan kualitas layanan kesehatan secara berkelanjutan.

(yev/rls)