26.9 C
Bogor
Sunday, November 24, 2024

Buy now

spot_img

Nelayan Sebatik Hilang Kontak Selama 5 Hari Akibat Cuaca Buruk, 3 Orang Hanyut ke Perairan Malaysia

jurnalinspirasi.co.id – Tiga nelayan dari Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara dilaporkan hilang setelah mereka pamit pergi memancing di perairan Pancang Putih, Desa Tanjung Karang, Jumat (16/2/2024).

Dilansir dari KOMPAS.com, masing-masing nelayan tersebut adalah Joni Febi Mardiansyah (44), yang merupakan warga di Jalan Bhakti Husada RT 003 RW 001 Desa Sungai Nyamuk, Sebatik Timur. Selain itu, Darwis (28), yang bertempat tinggal di Jalan H. Beddu Rahim RT 002 RW 001, Desa Sungai Pancang, Sebatik Utara. Terakhir, Syair (40), yang merupakan warga di Kota Tarakan.

Muhammad Basir, yang menjabat sebagai Kepala Humas di Badan Penanggulangan Bencana Daaerah (BPBD) Nunukan, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan tentang hilangnya 3 nelayan pada Minggu (18/2/2024) sekitar pukul 18.45 WITA.

“Kita di BPBD mulai mengirimkan tim pencari pada Senin 19 Februari 2024 pukul 10.05 WITA. Untuk melakukan pencarian, menyisir di perairan yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Nunukan,” kata Basir, Rabu (21/2/2024).

BPBD Nunukan menerima laporan tentang nelayan yang hilang dari istri salah satu nelayan yang hilang, yaitu Joni. Ketiga nelayan tersebut pergi memancing pada Kamis (15/2/2024) dan Joni sempat berpamitan kepada istrinya dengan mengatakan akan pulang ke rumah pada Jumat (19/2/2024) pukul 04.00 WITA.

“Istri korban Joni, bangun pukul 04.30 Wita untuk menunaikan shalat subuh. Sadar suaminya belum ada di rumah, istrinya mencoba menelepon hp suaminya namun tidak aktif,” tutur Basir.

BPBD bekerja sama dengan Polsek Sebatik Timur, Satgas Pamtas RI–Malaysia Yonarhanud 8/MBC dan Polairud untuk melakukan pencarian terhadap ketiga nelayan yang hilang.

Setelah dua hari melakukan operasi pencarian pada Selasa 20 Februari 2024, petugas menerima kabar dari Pos Polairud bahwa ketiga nelayan tersebut hanyut ke perairan Malaysia karena kapal mereka mengalami mati mesin. Keberadaan ketiga nelayan Indonesia di perairan Malaysia diketahui oleh petugas Imigresen Tawau, yang kemudian langsung mengamankan mereka.

Tim selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala Pos Imigrasi Sebatik dan mencoba memastikan kondisi para korban dengan langsung menghubungi Imigresen dan KRI Tawau. Namun, panggilan telepon tidak terhubung.

Untuk mendapatkan kepastian akan kondisi dan keberadaan para korban, petugas BPBD datang ke rumah salah satu korban di Sebatik. Setelah bertemu dengan istri salah satu korban, petugas mendapat kepastian bahwa semua korban selamat dan berada di Imigresen Tawau, Malaysia.

“Istri korban juga menegaskan bahwa dia akan berangkat ke Tawau untuk menjemput suaminya dan mengurus beberapa hal yang dibutuhkan ketiga korban saat di sana nanti. Intinya, semua korban selamat, alhamdulillah,” kata Basir.

BPBD bersama instansi keamanan di perbatasan, kemudian melakukan sosialisasi dan mengingatkan para nelayan agar meningkatkan kewaspadaan di musim cuaca yang tidak menentu.

Petugas mengimbau agar para nelayan tidak mengabaikan prosedur keselamatan, dengan melengkapi diri dengan alat keselamatan saat beraktivitas di tengah laut.

“Musim gelombang seperti saat ini, dibutuhkan kehati-hatian dan kewaspadaan. Tetap jaga keselamatan, keluarga di rumah menunggu,” imbau Basir.

(wardah arrasyidah hanifah/mg-uik)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles