Babakan Madang | Jurnal Inspirasi
Proyek Pedestrian Kandangroda – Sentul masih jadi sorotan pasca kunjungan Komisi III DPRD Kabupaten Bogor. Pemerhati pembangunan Heri GS menyayangkan proyek puluhan miliar harus dikotori oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, apalagi ini masuk dalam program Pancakarsa Bupati. Seharusnya kata dia,i DPUPR Kabupaten Bogor bisa lebih tegas lagi apalagi ditemukan material yang sudah diproduksi dan dipasang tapi belum memiliki uji lab yang sah.
“Sebetulnya hal yang tidak masuk di akal sehat kita semua jika DPUPR tidak tau disana ada pembuatan material yang belum memiliki hasil uji, mereka kan (DPUPR) nongkrong keliling proyek apa hasilnya jika proyek yang berjarak kurang dari 5 kilo dari Pendopo Bupati saja masih kecolongan,” ujar Heri, Minggu (1/8).
Dia menduga upaya ini sudah terstruktur dan entah ada apa dibalik semuanya, hanya mereka dan Tuhannya yang tahu, tapi dengan diamnya konsultan pengawas dan DPUPR akan pelanggaran besar yang sudah dibuat perusahaan tersebut itu patut dicurigai, untuk apa ada konsultan pengawas jika tidak bisa menghandel pekerjaan yang tidak sesuai dengan spek yang dilakukan penyedia jasa.
“Masyarakat sudah pintar sekarang, dan saya sangat apresiasi dengan Komisi III yang melakukan kunjungan pada proyek – proyek tersebut tapi jangan cuma dikunjungi namun harus ditindaklanjuti, dan disaat pemanggilan nanti hadirkan juga rekan dari media agar transparan dan tidak ada dusta diantara kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Achmad Fathoni Anggota DPRD Komisi III menyayangkan proyek pekerjaan yang berada di lokasi strategis saja masih berantakan ditambah lagi adanya pembuatan material bangunan yang belum memiliki izin laboratorium.
Sedangkan Konsultan Pengawas PT.Dress Cipta Rekayasa , Solihin membenarkan adanya ketidaksesuaian itu dikarenakan ada perubahan dan permintaan diarea tersebut mau jadi U-turn (putar balik), dari awal persepuluh meter itu memang sudah kami tandai dan kita beri space untuk pemasangan manhole (tutup lubang) karena jika dibuat rapet nanti saat pengangkatan agak sulit.
** Nay Nur’ain