Cibinong, Jurnal Inspirasi
Sampah, sampai sekarang masih menjadi persoalan tersulit ditangani Pemerintah Kabupaten Bogor. Apalagi dalam sehari volume sampah yang dihasilkan warga Bumi Tegar Beriman 2.500 ton.
Parahnya lagi, ribuan ton sampah itu dibuang hanya di satu titik, yakni di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kecamatan Cibungbulang.
“Sampah penanganannya paling rumit, tapi kita upayakan di tengah keterbatasan armada pengangkut dan hanya ada satu TPA, semua sampah yang dihasilkan dengan total 2.500 ton terangkut ke TPA Galuga,” kata Burhanudin, disela acara Forum Perangkat Daerah (FPD) Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kamis (05/02).
Burhanudin mengatakan, satu dari sekian solusi penanganan sampah, selain armada pengangkut ditambah, Tempat Pembuangan dan Pengelolaan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut – Nambo (Luna) Kecamatan Klapanungal, diharapkan secepatnya beroperasi.
“TPPAS Luna kan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, penggunanya bukan hanya Kabupaten Bogor, tapi Kota Bogor dan Depok dan Tangerang Selatan (Tangsel),” ujar Burhanudin, dihadapan para pegawai DLH di Hotel Dharmawan Park, Kecamatan Babakan Madang.
Burhanudin menegaskan, penanganan sampah sebenarnya bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, tapi perlu keterlibatan semua elemen masyarakat, caranya dengan memilah sampah sebelum dibuang ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
“Namun ini tidak mudah, karena dibutuhkan kesadaran masyarakat. Nah ini menjadi tugas DLH bagaimana menyadarkan mereka yang masih buang sampah disembarang tempat,” katanya.
Menurut Burhanudin, DLH tidak bisa bekerja sendiri, tapi perlu dukungan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Inilah tujuan utama dari Forum OPD yang kita laksanakan, yakni menghilangkan program yang tidak saling berkaitan antar OPD, sekaligus menanggalkan ego sektoral,” tegasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Lingkungan Hidup Anwar Anggana mengatakan, Forum OPD tidak dinas ini untuk merancang program yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang.
“Di forum ini, kita sampaikan juga agar setiap unit di lingkup DLH tidak membuat program asal, tapi antar unit harus nyambung termasuk dengan OPD teknis lain,” katanya.
Anwar membenarkan, tugas terberat di DLH itu penanganan sampah, selain butuh anggaran besar dan personil yang banyak, DLH sampai sekarang dihadapkan pada persoalan rendahnya kesadaran sebagian besar masyarakat dalam membuang sampah.
“Secara perlahan dan massif, kita akan lakukan beberapa langkah preventif atau pencegahan dengan menggandeng organisasi non profit dan kemasyarakat yang fokus di sektor persampahan untuk mendorong masyarakat tidak langsung membuang sampahnya ke TPS, tapi dipilah terlebih dahulu,” tutupnya.
Mochamad Yusuf