Bismillahir Rahmanir Rahiem
Menarik mengikuti dialog/diskursus sebagian kecil teman-teman yang tergabung dalam WAG Armada 17 IPB, Jumat 18/4-2025, mengasyikan komentarnya setelah saya AA memposting video yang sudah viral, saya beri caption “Ijazah Wapres RI pertama bpk.Muhammad Hatta dipampang dan diabadikan ke kampus tempat kuliahnya di negeri Belanda, begitu terhormat Founding Father/Pahlawan Bangsa kita ini, sedang ijazah Presiden RI ke 8 mas Mulyono, yang telah menghebohkan alam jagat raya perpolitikan nasional, ijazahnya Ir.Kehutanan dari “UGM” “disimpan” sehingga publik, seolah-olah tidak boleh tahu.
Komentar seperti itu juga dikemukakan oleh mantan Presiden RI Jokowi, ketika beliau memperlihatkan ijazah SMA dan Sarjana kepada para wartawan yang mendatangi rumahnya di Solo (baca HU Radar Bogor, Kamis 17/4-2025, berjudul “Jokowi Perlihatkan Ijazahnya ke Wartawan” pada halaman depan HU Radar Bogor).
Kemudian yang menggelitik saya AA untuk berkomentar dan menulis pagi Jumay ini (18/4-2025) ada 2 postingan “kepala suku” WAG Armada 17 IPB, masku IS yakni beliau seolah-olah “membela” si Mulyono yang kini dipersoalkan ijazahnya oleh para nitizen, dan bahkan mendemo ke kampus UGM Jogyakarta dan rumah Jokowi di Solo, dengan massa rakyat yang cukup besar disertai para pakar ITC dan tokoh politik nasional spt RS, RHS dan AR dll, mereka meminta ijazah asli alumni “UGM” Jokowi.
Selanjutnya yang menggelitik saya untuk menulis adalah postingan masku IS, “pembina” WAG Armada 17 alumni IPB University yang masuk kampus TPB IPB thn 1980. Beliau memposting bahwa ijazah Jokowi telah diputuskan Pengadilan Negeri (PN) “asli”, maksudnya mengapa lagi kita pertanyakan keaslian ijazah mantan Presiden RI tersebut?.
Izinkan saya bernarasi, beginilah nasib negara-bangsa (nation state) kita Indonesia, dimana masyarakatnya sudah saling tak percaya (distrust society) akibat berbagai banyak faktor penyebablkan, salah satu diantara kelakuan elite politik yang tak berakhalaqul karimah.
Salah satu diantaranya yang vital dan fatal, adalah kita sudah tahu sama tahu bahwa pola berperilaku “para oknum hakim” di negeri Kanoha, terutama satu dasa warsa kepemimpinan Mulyono, yang menghambakan uang dan mengakali pasal-pasal UU/KUHP based on wabil fulus and akal bulus, dengan mencampakan akal mulus dan tulus berbasis kejujuran dan integritas dalam berperkara di PN untuk mencari keadilan dan menegakan kebenaran di NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang kini telah bertransformasi menjadi “negeri Kanoha” di era regim “gentong babi” ala dan skenario regim Mulyono.
Jadi, keputusan PN yang sudah ada tidak dipercaya publik, selain proses persidangannya terkesan “unfair”, dimana faktanya dipersidangan persakitan Gus Nur dan Bambang Tri, tidak pernah sekalipun dibuka atau diperlihatkan ijazah asli Jokowi lulusan Fahutan UGM, sementara ijazah yg diposting para pendukung Jokowi termasuk postingan kader PSI, kata pakar ITC, setelah diteliti secara forensik oleh RS terbukti itu palsu 99.9 persen.
Begitu juga hasil riset forensik ITC oleh alumni UGM RHS baru-baru ini mempelajari hasil karya ilmiah berupa skripsi S1 Jokowi, hasil kunjungannya di Perpustakaan UGM Jogyakarta, juga disimpulkan palsu dipelajari dari beberapa aspek dan perspektif teknologi information and communication (ITC) bahkan RHS menyatakan kepalsuan skripsi Jokowi ribuan persen.
Ulah sering berbohong.si Mulyono, beginilah akibatnya, beliau menjadi olok-olokan, cibiran dan sasaran demo publik dan rakyat Indonesia yang cerdas, kritis, peduli dan pemberani,.mereka mempertanyakan ijazah asli Jokowi Presiden RI 2 periode. Kasihan hidup si Mulyono di masa pensiunan, selepas dari jabatan Presiden RI yang banyak gagalnya berdasarkan sejumlah indikator pembangunan nasional seperti indeks korupsi, kemiskinan, pengangguran, stunting, daya saing, piutang luar negeri, indek penegakan hukum dan pelanggaran HAM, dll, akibatnya.regim politik penerusnya Presiden PS mengalami beberapa kesulitan untuk keluar dari krisis multi dimensi.
Rasakan “azab dunyiawi” bagi orang yang gemar berbohong/munafik, yang kini menuai dampak buruk, dengan berbagai hujatan publik spt ijazah palsu “ugm”, sehingga melebar maknanya menjadi “universitas gegeran masjid=ugm”.
Pola tingkah Mulyono selama ini “sukses” mendirikan politik dinasti dan dinastik politik based on Wapres RI ke 8 putranya yang cacat konstitusi UUD 1945. Selain itu juga perbuatan amoral anaknya dengan intrumen ITC Bufufafa yang menyerang PS yang penuh misteri itu. Juga perbuatan haram yang dituduhkan para nitizen tentang korupsi “hilirisasi” Nikel dan tambang batubara illegal anak dan menantunya Walkot Medan terlibar, kini naik status jabatan Gubernur Sumut.
Dan.paling tragis nasib mas Mulyono, sebagai kader PDIP dan dibesarkan/dipromosikan karier politiknya ibarat meteor, berakhir dengan pemecatan dari keanggotaan partai PDIP oleh Ketum Megawati dan Sekjen Hasto, konsekwensinya Sekjen PDIP Hasto yg dulu loyalis, pembela Presiden RI Jokowi, sekarang berubah menjadi oposisi dgn kritikan yang keras dan pedas, akibatnya berujung, Hasto menuai badai prahara hukum. Kita paham dari pemberitaan mass media bahwa Hasto diseret ke PN atas tuduhan perkara kasus suap Harun Masiku yang menghilang orangnya hingga kini, ngak tahu rimbanya.
WNI yang waras, akan menilai dan berani beropini bahwa begitulah wajah bopeng penegakan hukum negeri kita yang berjulukan baru bernama negeri “Kanoha”. Banyak orang pintar mengatakan bahwa praktek penegakan hukum di negeri Kanoha mengabdi sama kekuasaan alias partai yang berkuasa (the ruling party), bukan hukum mengabdi untuk menegakan keadilan dan kebenaran. Dengan kata lain, alias hukum negeri Kanoha membela yang bayar, bukan membela yang benar, astaghfirullahal aziem.
Kita tahu sama tahu bahwa kondisi carut marut hukum di negeri Kanoha based “Gentong Babi” meminjam istilah 3 orang pakar hukum pemberani, produk arsitek Timses Mulyono, dan banyak lagi kasus penyimpangan amoral spt kasus asusila Ketua KPU RI yang dibiarkan berlalu, tidak dipecat-pecat walaupun berkali-kali berbuat asusila di era Pemilu Pilpres RI 2024 demi “merawat” hasil Pilpres RI yang “sukses” memenangkan Paslon 02, Cawapres RI puteranya Jokowi yang semua orang paham terutama para pakar yang bermoral bahwa itu produk pemilu 2024 yang paling buruk berdemokrasi, pemilu Pilpres RI 2024 yang curang TSM, termasuk andil “claud Alibaba” yang mengerjakan sistem ITC, Si Rekap pemilu yang bermasalah, yang hasil kerjasama dan dikontrak KPU RI-Claud Alibaba asal RRC, yang membuat data rekap Hasil pemilu error (bias) dan konsekwensinya tak dipercaya publik, etc etc.
Jika ditulis fakta kecurangannya begitu banyak memang, sangat panjang, sehingga cukup membosankan para pembaca pesan WAG ini yg senangnya, mereka yang singkat-singkat saja. Untuk jelasnya bisa ditelusuri jejak digitalnya, ada beberapa artikel yang saya tulis mengenai Pemilu Pilpres thn 2024 yang sangat memprihatinkan tersebut.
Sekarang mantan Presiden RI 2 periode sempat berkuasa di negara ini, Si Mulyono masih saja dan atau terus juga ikut “bercawe-cawe” tak ada pensiunnya, terus ikut serta dalam dinamika politik nasional. Kita menilai pola tingkah lakunya sangat berbeda dengan mantan Presiden RI sebelumnya seperti bpk Ir.Soekarno, Jenderal Soeharto dan Prof.BJ Habibie. Dengan ikut aktif si Mulyono bercawe-cawe, bermanuper politik di negara ini, sehingga, maka kata “sahabat lamanya” politisi dan pemuka DPP PDIP dikatakan, Mulyono menciptakan “mata hari kembar” , begitu komentar mantan Capres RI 2024, mas Ganjar Pranowo, Wakil Ketua Umum DPP PDIP (baca HU Radar Bogor, Kamis 17 April 2025).
Dengan menganalisa sejumlah fenomena sosial negatif tersebut, maka bagaimana mungkin hasil keputusan PN yang telah menyebutkan ijazah Jokowi tidak palsu (asli) diposting mas IS di WAG Armada 1780, sangat sulit bisa dipercaya publik/rakyat Indonesia yang cerdas. Begitu pendapat saya AA untuk sahabatku mas Imam Suseno (IS) yang baik… “i am sorry, forgive me”.
Demikian narasi singkat mengenai keprihatinan kita bersama melihat kondisi negeri NKRI yang kita cintai, semakin jauh dari perbuatan yang beretika, bermoral dan taat dan patuh terhadap hukum dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagai negara-bangsa (nation-state) yang beradab dan berkeadaban maju dan modern berdasarkan 5 sila Pancasila dan berbagai pasal dalam UUD 1945.
Kita menilai bahwa selama satu dasawarsa berkuasa regim Mulyono yang sekarang dipertanyakan status keaslian ijazahnya lulusan sekolah dan UGMnya oleh publik, sangatlah memprihatinkan kita WNI yang waras dan eling, yang berotak waras dan berhati nurani bersih dan sehat.
Semoga Allah SWT suatu saat, insyaAllah akan memperlihatkan sebagaimana firmanNya bahwa “yang hak pasti datang, dan bathil itu pasti akan binasa”. Kita hanya bisa menunggu waktu, kapan itu terjadinya ? wallhua’klam bissawab.
Syukron, hatur nuhun dan terima kasih atas atensinya, semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menolong hamba-hambaNya.yang beriman, bertaqwa, gemar berbuat kebajikan dan mempercayai kehidupan akhirats/hari kiamat, agar kita selamat hidup di dunia dan akhirats, Aamiin-3 YRA.*
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim City, West Java, Jumat, 18 April 2025.###
Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor (1986-2024), Dosen LB SPS IPB University, Pendiri dan Ketua Wanhat MPW ICMI Orwilsus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, pegiat dan pemerhati serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di beberapa Media Sosial)