Home Edukasi Negara Bangsa RI vs Negara-Bangsat?

Negara Bangsa RI vs Negara-Bangsat?

Dr.H.Apendi Arsyad ketika di depan Reflikasi Patung Marlion dan Liberty, Madiun City

Bismillahir Rahmanir Rahiem
Membaca laporan investigasi majalah Tempo, yang diposting sahabat saya mas Dr Edy Ahmad Aruman, tempo doeleo thn 1980an, kami sama-sama menjadi aktifis ormawa Islam-HMI Cabang Bogor rentang waktu thn 1981-1985, mas Edy menjadi Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam-HMI (Lapmi) sedangkan saya AA adalah Sekum HMI Cabang Bogor. Setelah itu mas Edy Aruman lulus dari prodi Agronomi Faperta IPB, sahabatku itu berprofesi wartawan HU Republika, dll, sekarang sudah boleh dibilang mas Edy itu Wartawan sangat senior.

Pagi ini, (Senin 7/4-2025), beliau mas Edy memposting konten pemberitaan kasus perjudian online (judol) yang hot diberitakan Majalah Tempo beberapa hari ini dan ke depan, sebagian materi pesan dishare di WAG Armada alumni IPB University angkatan 17 tahun 1980.

Saya berkesempatan membaca dan menyimak dialog-dialognya, atas pertanyaan investigasi wartawan Tempo yang kita kenal bersifat objektif, profesional dan terpercaya, ternyata isinya beritanya “ngeri-ngeri sedap”, sangat memprihatinkan, dimana
dalam dialognya disebut nama “tokoh politikus nasional” bpk Sufmi Dasco Ahmad (SDA), yang kini menjabat salah seorang Wakil Ketua DPR RI dan orang kepercayaan Presiden RI bpk Jend (Purn) Prabowo Subianto, beliau SDA sebagai Ketua Harian Partai Gerindra, yang tengah berkuasa (the ruling party) saat ini.

Dalam materi dialog Speaker tersebut, terinformasikan bahwa SDA “terhubung” dengan para bos judi online, bahkan SDA pernah menjabat top direksi dan komisaris perusahaan yang sedang dipersoalkan, kasus judi online yang bermarkas di negara Kamboja, apa iya? Wallahualkam bisawab, semoga beliau bpk SDA tidak berbuat demikian sebagaimana diberitakan Tempo !..

Jika iya, berita itu benar, alamak, astaghfirullah….alangkah rusak dan naibnya kehidupan di negeri kita ini, Indonesia Berkemajuan yang beradab dan berkeadaban ini, dimana NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan segala jerih payah dan pengorbanan harta dan bahkan nyawa, warisan (legasi) para Pahlawan Bangsa. Untuk pemahaman sejarah kepahlawanan bangsa ini, harap dibaca peristiwa pertempuran, Ruhul jihad fisabilillah pada tgl 10 November 1945 di Surabaya, karena ada fatwa jihad Hadratuz Syech KH Hasyim Asy’ari, dengan pekikan Allahu Akbar oleh Bung Tomo guna menggelorakan semangat bertempur melawan tentera KNIL-Belanda, yang kemudian setiap tahun event itu, diperingati Hari Pahlawan Nasional. Demikian itu adalah salah satu fondasi moralnya, Sila pertama Pancasila: Tauhidullah.

Artinya Kemerdekaan NKRI sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke 2 bahwa ..”Kemerdekaan RI itu atas berkat Rahmat Allah SWT.”, ini pernyataan dan peneguhan bahwa Bangsa Indonesia yang dibangun dan terbangun ini, dilandaskan atas dasar moral, etik dan hukum yang kokoh dan kuat sebagaimana terumus dalam 5 sila falsafah bangsa dan ideologi NKRI, Pancasila, terutama Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, bertauhid.

Jika para Tokoh Nasional, elite politik (the ruling party) yang tengah berkuasa, bertransformasi menjadi “oknum” tersangkut dan terhubungnya dengan jejaringan “mapia judol”, lebih baik mundur saja dengan jiwa besar (legowo), sebab demikian itu adalah perbuatan amoral, nonetik, terkutuk dan melanggar hukum, maka alangkah naibnya mereka-mereka ini, jika berbuat seperti itu, astaghfirullahal aziem

Seandainya kita masa bodoh (apatis dan permisif) dalam persoalan dan permasalahan “judi online” yang dikendalikan para “elite politik” negeri ini, maka akan menjadi apa Bangsa ini..jika perjudian online, apalagi atau bahkan dijadikan penguatan pundi-pundi Parpol untuk meraih dan mempertahankan kekuasaanya, alangkah naib dan rusaknya negeri ini, maka konsekwensinya kata “bangsa” cukup kita ditambah satu huruf “t”, agar menjadi kata “bangsat”, yang kemudian bisa-bisa negara-bangsa (nation state) berubah menjadi “Negara-Bangsat”, bukan “Nation-state” yang maknanya senasib dan sepenanggungan (E.Renan) sebagaimana arti yang sebenarnya dan yang dicita-citakan para pendiri bangsa (the founding fathers) NKRI.

Selanjutnya, kita bisa menilai dan berpendapat bahwa para Bangsat itu adalah “penghianat” bangsa dan NKRI..karena dinamika persaingan politik dalam Pemilu (Pilpres dan Pileg) tidak lagi dipraktekan atas fondasi akal sehat nan tulus (common sense), akan tetapi sudah bergeser ke mindset “wabil bulus dan fulus” dengan uang haram judi online yang luar biasanya besarnya, tak berseri, yang sesat dan menyesatkan, sehingga memporak-porandakan sistem dan kultur demokrasi Pancasila, Sila ke 4 Pancasila, yang core valuenya: kearifan, akal sehat dan bilhikmah (wisdoms and common sense)..nauzubillahi minzaliq.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya, semoga kehadiran artikel singkat saya AA ini, bisa membangkitkan kesadaran kebangsaan kita sebagai Warga Bangsa yang mendambakan kebenaran dan keadilan, tegaknya moral, etika dan supremasi hukum, serta kita wajib membela Tanah-Air, Indonesia Raya yang sama-sama kita cintai ini. Akhirnya kita harus peka dan peduli akan ancaman para “penghianat” atau pencundang” bangsa dan negara, kapan dan dimana arahnya bisa saja muncul seketika, waspadalah!. Kita harus dan wajib meningkatkan kewaspadaan nasional akan munculnya Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 asli ditetapkan tgl 18 Agustus 1945 oleh PPKI, wahai para elite politik kembalilah ke pangkal jalan, “back to basic” nilai-nilia luhur bangsa kita: 5 sila Pancasila !.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menolong kita hamba-hambaNya yang senantiasa beriman, bertaqwa, gemar berbuat kebajikan dan percaya kehidupan akhirats, hari Kiamat, agar kita selamat dunia dan akhirats, Aamiin-3 YRA *

Save Negara-Bangsa, NKRI harga mati..###

Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari Botim City, West Java, Selasa, 8 April 2025.

Wassalam
=====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Pendiri dan Ketua Wanhat ICMI Orwilsus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor (thn 1986-2024), Dosen LB Program S2/S3 SPL dan SPD SPS IPB University, Konsultan proyek-proyek APBN/APBD, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di Media Sosial)

Exit mobile version