Home News Mahasiswa LSPR Promosikan Kampung Batik Cibuluh ke Luar Negeri

Mahasiswa LSPR Promosikan Kampung Batik Cibuluh ke Luar Negeri

Kota Bogor | Jurnal Bogor – Mahasiswa London School of Public Relation (LSPR) Prodi ilmu Komunikasi Public Relation International Class Batch 26 bekerjasama dengan para pengrajin Batik Cibuluh Kota Bogor gelar acara dengan tema “Bulora Conecting Culture”, pada Minggu, (01/12/24).

Acara ini merupakan sebuah acara Community Development yang merupakan pengabdian masyarakat. Bulora dengan tujuan untuk mempromosikan batik buatan lokal dari Kampung Cibuluh Kota Bogor ke Australia.

Bulora merupakan brand yang lahir dari perpaduan “Cibuluh” dan “Flora” dengan 7 perajin batik yang aktif. Bulora berkomitmen untuk membawa kreasi batik unik yang terinspirasi dari alam Kampung Cibuluh ke Perth Australia. Merek ini memamerkan pola-pola alami yang semarak Merayakan warisan budaya Indonesia dengan tagline “Terinspirasi oleh alam, dibuat oleh warisan.

Kampung Batik Cibuluh, Kota Bogor, kini tengah bersiap menembus pasar internasional melalui program pengabdian masyarakat bertajuk Bulora. Acara ini menjadi jembatan bagi para pengrajin batik lokal untuk mempersiapkan produk mereka memenuhi standar internasional dan menargetkan pasar Australia.

Program Bulora ini diprakarsai oleh kolaborasi antara produsen Batik Melinda, ibu Kartika, dan Dosen LSPR Institute of Communication and Business, Maylaffayza Wiguna. Tujuan utamanya adalah mempromosikan Batik Cibuluh ke kancah global, dengan puncak acara pameran yang akan diadakan di Edith Cowan University (ECU), Perth, Australia.

Sebagai langkah awal, Pra-Acara Bulora 2024 digelar pada 1 Desember 2024 di Kampung Batik Cibuluh. Acara ini bertujuan untuk membekali para pengrajin dengan keterampilan digital dan pengetahuan logistik pengiriman internasional.

Maylaffayza Wiguna Dosen Community Development LSPR Institute of Communication and Business, menekankan pentingnya pendekatan berbasis teknologi dalam membantu UMKM batik.

“Melalui kolaborasi ini, mahasiswa kami di LSPR menjalankan program berbasis riset dan observasi. Kampung Batik Cibuluh terpilih karena produknya memungkinkan untuk dipasarkan ke luar negeri, seperti batik yang memiliki daya tarik visual dan budaya,” ujar Maylaffayza Wiguna.

Dalam program ini, mahasiswa LSPR turut memberikan pelatihan mengenai pemasaran digital dan kualitas produk.

“Langkah ini adalah awal untuk membangun fondasi bagi pengrajin agar lebih percaya diri memasuki pasar global,” tambahnya.

Pemilik batik Melinda Kartika menjelaskan, sejak berdirinya Kampung Batik Cibuluh pada tahun 2017, pengrajin lokal terus berupaya melestarikan seni batik dan meningkatkan eksistensinya.

Saya terinspirasi oleh kakak saya yang juga seorang pengrajin batik. Harapan saya, batik dari Bogor dapat bersaing dan membawa kebanggaan bagi saya.

“Sesi edukasi ini sangat penting bagi kami sebagai pengrajin untuk memahami cara menyesuaikan kualitas dan presentasi produk sesuai standar global. Harapan saya, Batik Cibuluh bisa lebih dikenal dan diminati di pasar luar negeri,” ungkap Kartika.

“Dengan adanya program Bulora, Kampung Batik Cibuluh diharapkan mampu mencetak sejarah sebagai pusat batik lokal yang mendunia. Pameran di Australia akan menjadi momentum penting untuk memperkenalkan keunikan Batik Cibuluh ke pasar internasional,” harapnya.

Exit mobile version