30.2 C
Bogor
Tuesday, October 15, 2024

Buy now

spot_img

Pengelola Wisata Alam Curug Hejo tak Respons Persoalan Sampah

JURNAL Inspirasi – Persoalan sampah dampak dari bisnis wisata yang memanfaatkan panorama alam belum ditanggapi serius oleh pihak – pihak pengelola di kawasan perbatasan Desa Cibadak dan Desa Karang Tengah, Kabupaten Bogor.

Secara geografis letak kawasan ini berada diketinggian sekitar 500 mdpl sampai 800mdpl yang merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan. Pantauan di sepanjang kawasan permukiman penduduk belum ditemukan adanya aktifitas pengelolaan sampah dengan benar. Sehingga sampah berserakan ditempat yang tidak semestinya.

Termasuk di lokasi wisata dan resort yang pada umumnya sampah yang dihasilkan dari aktifitas wisata cenderung dibakar atau ditimbun tanpa proses pemilahan sampah organik dan anorganik.

Demikian halnya keberadaan sampah yang belum dikelola secara benar dan adanya pohon yang di paku yang berada di area wisata alam Curug Leuwihejo belum kunjung ditanggapi oleh pihak pengelola yang sehari – hari bertugas di loakasi wisata tersebut.

Selaku pamong warga, Ketua RW 011 Desa Karang Tengah, Nce mengatakan permasalahan lingkungan hidup dan sampah di lingkungan  wilayahnya  belum terwujud program pelestarian  lingkungan hidup dan pengelolaan sampah yang memadai.

“Kami selalu memberikan pencerahan kepada warga tentang kebersihan, bahkan kami rutin kerja bakti. Meski memang masih ada yang membuang sampah di sembarang tempat atau Sungai dan yang kurang peduli terhadap  kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya,” ungkap Nce, Selasa (26/03/2024).

Ia mengatakan saat ini warga yang membuang sampah sembarang sudah berkurang. Tapi, sampah rumah tangga tersebut belum dikelola secara benar. “Kami berharap ada pihak yang memfasilitasi tempat pembuangan dan pengolahan sampah (TPS), supaya sampah yang menumpuk tidak dibakar atau ditimbun tanah,” harapnya.

Disinggung adanya tempat wisata di wilayahnya, ia mengaku sudah menyampaikan keinginannya untuk bekerjasama mewujudkan TPPS. Ia juga selalu mendorong pengelola wisata maupun pengelola obyek wisata alam untuk bekerja sama dalam mengelila sampah supaya kelestarian lingkungan sekitar hutan dan sungai dapat terjaga.

“Kita sudah pernah bahas dengan pengelola wisata untuk rencana TPPS. Selain itu saya juga sudah coba komunikasi dengan pengelola obyek wisata alam Leuwihejo tapi sampai saat ini belum ada kejelasan dari pengelola Leuwihejo,” bebernya.

Kesiapan pengurus RW 011 Desa Karang Tengah itu ditangkap oleh Pendamping Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Bogor wilayah Kecamatan Babakan Madang, Wiji Suparno.

“Saya sangat prihatin dengan adanya tumpukan sampah yang berada di lokasi wisata, kuliner maupun warung/kantin yang belum terkelola dengan baik dan benar. Saya mengajak supaya setiap pengelola wisata dan kuliner menyiapkan tempat sampah organik dan an organik agar bisa dimanfaatkan kembali,” ajaknya, Selasa (26/03/2024).

Ia memberikan contoh, sampah organik bisa dibuat pupuk kompos atau makan ternak magot lalat BSF, Sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang yang hasilnya  bisa dimanfaatkan warga karena semua sampah bisa bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.

Sebelumnya disebutkan, Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor Ade Sugiharto, mengaku prihatin adanya laporan ditemukannya sampah berserakan dan adanya laporan pohon dipaku di area Wisata Alam Curug Lewihejo,  

 “Kalo wilayah kelola KPH, selalu saya ingatkan sapta pesona ke segenap mandor wisata,” tulisnya melalui pesan singkat, Minggu (18/03).

Sementara dikonfirmasi, PT PALAWI Manajer Site Bogor, Darmono menyesalkan adanya informasi keberadaan sampah yang berserakan di kawasan wisata alam Leuwihejo yang diduga akibat kelalaian pedagang dan pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Termasuk adanya banner promo yang dipaku di pohon. “Silakan konfirmasi kepada pihak kami yang sehari-harinya bertugas di Leuwihejo pak,” ujarnya.

Saat dihubungi konfirmasi, pihak pengelola obyek wisata alam Curug Leuwihejo maupun pihak Koperasi yang berada dibawah naungan PT Palawi, hingga berita ini dimuat, belum memberikan tanggapan terkait pengelolaan sampah wisata maupun kondisi lingkungan hidup dilokasi bisnisnya.

(yev/r)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles