jurnalinspirasi.co.id – Seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok, sejumlah warga di lereng gunung tersebut mengalami gangguan kesehatan, seperti pilek dan demam.
Gunung api setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini telah mengeluarkan abu vulkanik selama hampir dua pekan terakhir, menyebabkan desa-desa di sekitarnya terpapar dampaknya. Salah satu desa yang terkena dampak parah adalah Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dilansir dari kompas.com, Selasa (5/3), Kepala Desa Jontona, Nikolaus Ale Watun, menyampaikan bahwa selama seminggu terakhir, sejumlah warganya mengeluh sakit pilek, demam, dan nyeri. Watun telah mengarahkan warga yang sakit untuk berobat ke pusat pelayanan kesehatan desa.
Diperkirakan sekitar 200 warga mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dari total 1.139 jiwa warga Desa Jontona. Selain itu, air minum di bak air juga tercemar abu vulkanik, berdampak pada 313 Kepala Keluarga (KK).
Saat ini, lahar panas Gunung Ile Lewotolok terus mendekati kampung adat Lewohala. Warga di evakuasi ke desa tetangga, sebagian kembali ke Desa Jontona. Pemerintah juga telah membuka posko siaga dengan Linmas dan TSB untuk membantu pantau situasi. Jika terjadi kejadian luar biasa kemudian akan dievakuasi satu komando menuju Lewoleba.
Sekretaris BPBD Lembata, Hans Wadu, imbau masyarakat mengikuti info dari Satuan Komando Siaga Darurat dan perkuat sistem tanggap bencana.
(aliya noermawati/mg-uik)