jurnalinspirasi.co.id – Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi, mengajak masyarakat dan insan pertanian memanfaatkan lahan “tidur” di perkotaan untuk bertani.
Hal tersebut merupakan salah satu langkah komitmen Kementan untuk terus memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung swasembada pangan.
Dikemas dalam webinar edukasi bertajuk Ngobrol Asik Via Online (Brokoli), digelar Rabu (28/02) Kementan mengajak masyarakat dan insan pertanian untuk jeli melihat peluang dan dapat memanfaatkan lahan sempit perkotaan agar lebih produktif dan menghasilkan.
Brokoli Volume 16 mengangkat tema “Bangunkan Lahan Tidur Perkotaan dengan Toga Dan Sayuran”, yang diselenggarakan BBPMKP sukses menyita lebih dari 100 partisipan dari berbagai kalangan masyarakat maupun insan pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian itu harus menghasilkan.
“Saya tidak bosan mengingatkan sektor pertanian merupakan tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa. Oleh karenanya, pertanian tidak boleh berhenti”. kata Dedi.
Hadir sebagai narasumber webinar, Haryati yang merupakan pengelola P4S D’Shafa DKI Jakarta, dalam kesempatan tersebut Haryati mengajak masyarakat untuk lebih mengenal hidroponik sebagai salah satu alternatif bercocok tanam di lahan minim perkotaan.
Hidroponik merupakan salah satu metode budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebuthan air pada budidaya dengan tanah. Tanaman yang ditanam dalam sistem hidroponik dapat berupa sayur-sayuran.
Melalui hidroponik, P4S D’Shafa berhasil memanfaatkan lahan tidur seluas 500m untuk lebih produktif dan berdaya guna.
Haryati pun membagikan tips menjalankan hidroponik agar lebih efisien
“Salah satu kegiatan untuk menjalankan pertanian hidroponik yang efisien adalah menerapkan sistem 5R yaitu ringkas, rapi, resik, rawat,rajin”, ungkap Haryati
Haryati memamaparkan sistem 5R secara ringkas, yaitu memisahkan barang yang tidak sering digunakan sesuai dengan kebutuhan, rapi, yaitu dengan penataan pot, menggunakan label, resik yaitu selalu menjaga kebersihan di tempat kerja agar lokasi/lahan tanam tetap terjaga dan indah dipandang, rawat yaitu dengan memelihara kondisi lahan dengan baik, dengan pembagian tugas dan selalu semangat, serta rajin agar produktifitas tetap berjalan.
Selain teknik hidroponik, juga dijelaskan pula teknik pemasaran dari produk-produk hidropnik.
Yusral Tahir, Kepala BBPMKP mengatakan Brokoli merupakan salah satu media masyarakat untuk dapat bertukar informasi di bidang pertanian yang tidak hanya berfokus pada komoditas atau teknik pertaniannya saja tetapi juga manajemen dan teknik pemasaran sehingga ilmu yang didapat menjadi suatu keterpaduan untuk mendukung ketersediaan pangan ke depan.
(bbpmkp)