jurnalinspirasi.co.id – Tanah yang subur menjadikan Desa Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor jadi surganya penghasilan buah-buahan berkualitas.Â
Tidak hanya penghasilan Jambu Kristal yang terkenal ke luar daerah, saat ini, Melon Minions menjadi produk unggulan Desa Cikarawang.
Melon Minions dengan tingkat kemanisan 17, 2 Brix diproduksi PT Fitotech Agri. Melon ini bentuknya kecil bergaris, daging buah kranci, dan memiliki aroma yang khas.
“Sebelumnya ada Jambu Kristal dan sekarang Melon Minions asal Desa Cikarawang. Ini membuktikan bahwa tanah di Cikarawang subur dan bisa meningkatkan perekonomian warga,” ujar Camat Dramaga Atep Sumarno saat panen melon di Kampung Carangpulang, Desa Cikarawang, Dramaga, baru baru ini.
Atep mengapresiasi dan mendorong aktivitas pertanian seperti ini agar lebih dikembangkan. Di berharap produk pertanian unggulan di Cikarawang yakni Jambu Kristal, dan Melon Minions terus dikembangkan .
“Kualitas melon disini sangat luar biasa, mulai dari cara penanaman hingga pascapanen yang sangat terjaga. Selain itu, Melon Minions yang dihasilkan berbeda dengan melon lainnya. Kalau Melon Minions
selain tingkat kemanisan sangat tinggi daging buah kranci, juga aromatik yang khas,” ungkapnya.
Ke depan, baik secara kualitas maupun kuantitas dan kontinuitasnya dapat terpenuhi oleh diproduksi PT Fitotech Agri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik lokal maupun regional di Indonesia.
Selain itu, sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan pembinaan bagi pelaku pertanian untuk meningkatkan usaha demi mencapai kesejahteraan.
Ia berharap pertanian green house Melon Minions ini bisa menjadi tempat belajar bagi yang lainnya terutama kader PKK dan para pelaku usaha lainnya dalam pengembangan tanaman buah utamanya buah melon, hingga tercipta peluang usaha dan lapangan kerja baru.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kontribusi dalam rangka pengembangan buah melon di Kecamatan Dramaga. Kami siap melakukan pembinaan dan monitoring karena memang menanam dan perawatan melon perlu pengetahuan yang baik,” tukasnya.
(arip ekon/mg-uik)