Home News Pekerjaan Jalan Nambo – Bantarjati Dikeluhkan Warga

Pekerjaan Jalan Nambo – Bantarjati Dikeluhkan Warga

Jalan Nambo - Bantarjati

Klapanunggal | Jurnal Bogor
Rekonstruksi jalan Nambo – Bantarjati yang dikerjakan oleh PT Numelindo Jaya Perkasa dengan PT Demensi Ronakon sebagai Konsultan Pengawas yang memakan anggaran sebesar Rp1,1 miliar dinilai lamban dan mangkrak.

Pasalnya, efek dari jalan yang ditutup tersebut, membuat arus lalu lintas terganggu dan menghambat perekonomian warga. Mengingat, rekonstruksi jalan tersebut dikerjakan dengan tidak memberikan ruang bagi pengendara untuk melintas karena ditutup total. Akibatnya para pedagang dan warga yang mempunyai kendaraan roda empat merasa dirugikan.

Mak Janah, pedagang makanan mengeluhkan perbaikan jalan yang begitu lama dan tidak memberikan ruang kepada pengguna jalan akibatnya ia tidak dapat membuka usahanya.

“Sudah 2 bulan lebih tutup jalan tidak bisa dilewati, saya bingung mau buka atau jualan juga, siapa yang mau beli, karena pembeli kebanyakan dari pengguna jalan, ini gara gara kontraktornya gak mikirin orang lain,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor dengan nada kesal, Kamis (27/12).

Hal senada disampaikan, Supriyadi (39) yang menyebut perbaikan jalan tersebut memang dibutuhkan tetapi bukan berarti dengan cara menutup jalan semuanya sehingga kendaraan tidak dapat melintas.

” Seharusnya dibetonnya separuh jalan jadi separuhnya bisa dilewati oleh kendaraan roda empat, sekarang saya harus mutar untuk mencari jalan yang tidak terkena dampak macet,” katanya.

“Patut diduga pemborongnya atau kontraktornya tidak mau rugi, sehingga menggunakan segala cara walaupun merugikan orang lain terutama pengguna jalan dan pedagang,” tambahnya.

Kalau mempet, sambung Supriyadi,  kejar waktu supaya selesai harusnya dikerjakan lebih awal bukannya mepet diakhir tahun. Ia merasa ada yang tidak beres dengan proyek rekontruksi jalan Nambo – Bantarjati tersebut.

” Selain membuat macet pekerjaanya sangat lambat karena hanya dikerjakan malam hari itupun pengerjaannya dalam satu minggu sekali,” cetusnya.

Lebih lanjut Supriyadi mengatakan, proyek swasta betonisasi siang dan malam tidak pernah ada masalah. Namun mengapa proyek pemerintah selalu saja menyusahkan warga. Apalagi jika pengecoran jalan, estimasi waktunya pasti selalu lama.

” Ditambah lagi pengecoran jalan yang selalu dikerjakan pada malam hari, seolah untuk menutupi kecurangan. Bisa dilihat kondisi saat ini, nampak jelas retak – retak di permukaan seluruh jalur jalan yang baru dibeton, segitu belum diinjak oleh kendaraan roda empat dan beban muatan,” tuturnya.

“Saya berharap pejabat berwenang kejaksaan atau polisi dapat memeriksa pekerjaan tersebut, dapat diduga pekerjaan bermasalah,” pungkasnya.

(andi/nay)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version