Home Potret Desa Desa Karyasari Kini Jadi Sentra Buah Alpukat Miki

Desa Karyasari Kini Jadi Sentra Buah Alpukat Miki

Riyad Supriyadi, Kepala Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, bangga dengan keberhasilan yang diraih oleh desanya sebagai desa penghasil buah Alpukat Miki terbesar di Bogor Barat.

Leuwiliang | Jurnal Bogor
Kawasan Desa Karyasari, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, yang dikenal masyarakat lokal di seputaran Bogor Barat sebagai desa yang wisata curug (air terjun) Curug Goong, ternyata predikat tersebut kini berubah, dimana desa yang punya potensi Geopark nomor satu di Leuwiliang ini berubah drastis.

Mengapa demikian?, Pasalnya begitu Riyad Supriyadi terpilih menjadi kepala desanya untuk kali kedua periode, maka gagasan berkebun di lahan miliknya itu pun timbul.

“Betul, munculnya gagasan ingin berkebun di lahan milik keluarga seluas satu hektare ini timbul, lantaran saya ingin punya aktivitas lain, diluar kepala desa Karyasari,” kata Riyad Supriyadi Kepala Desa Karyasari, kepada Jurnal Bogor, Minggu (19/11/2023).

Dari semua jenis tanaman yang dipilihnya untuk ditanam di kebun milik keluarganya tersebut sambung Riyad, akhirnya dipilihlah pohon buah alpukat jenis Miki yang diketahui dalam waktu 4 tahun sudah bisa menghasilkan buah, termasuk memiliki harga cukup fantastis yakni 1 kg senilai Rp 42 ribu.

“Nah dari keberhasilan panen Akpukat Miki yang saya tanam dikebun,  berikut keuntungan yang sangat besar. Akhirnya semua warga desa Karyasari tertarik untuk ikut menanam pohon buah alpukat Miki di kebunnya masing masing. Sehingga terhitung selama 8 tahun lamanya, sekitar 70 persen kepala keluarga dari jumlah 2300 KK di Karyasari, kini alih profesi menjadi pekebun buah Alpukat Miki”,ungkapnya.

Masih kata Kades Riyad, mulai terhitung waktu selama 8 tahun itulah, Desa Karyasari sudah berhasil melakukan dua kali panen raya.

“Agar diketahui, dalam setahun, alpukat jenis Miki ini bisa menghasilkan dua kali panen dengan harga per kilonya tetap stabil yakni Rp 42 ribu. Sedangkan luas lahan perkebunan Alpukat  Miki yang saat ini dikelola bersama warga, tak kurang dari 30 ribu hektare, dengan target pesanan pasat dalam satu hari mencapai 2 ton,” bebernya.

Riyad menambahkan, program kebun buah Alpukat Miki ini ia kembangkan sebelum adanya program ketahanan pangan dari pemerintah pusat.

“Oleh karena itulah, dengan keberhasilan yang sudah diraih oleh desa kami menjadi desa centranya buah Alpukat Miki di Kabupaten Bogor, maka sejak tahun 2022 sehingga tahun tahun mendatang, pengembangan kebun buah Alpukat Miki ini, akan kami jadikan program unggulan ketahanan di desa kami,” tukasnya.

Camat Leuwiliang W.R Pelitawan,S.H.,M.Si, mengaku bangga wilayah yang dipimpinnya itu memiliki beberapa desa yang terkenal sebagai desa sentranya buah-buahan yang sangat populer di Kabupaten Bogor.

“Pertama Desa Karacak dengan Kebun Buah Manggis serta top dengan Duren Ceungalnya, nah sekarang, popularitas Leuwiliang semakin terkenal lagi yakni sebagai wilayah penghasil buah Alpukat Miki. Maka untuk itu, dalam waktu kedepan, kami Pemerintah Kecamatan Leuwiliang akan kembali mencari potensi yang dimiliki oleh desa-desa lainnya untuk kami kembangkan sebagai daerah yang berhasil dalam program ketahanan pangannya,” pungkasnya.

(bayup)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version