Home Edukasi Mengenang Ketokohan Almarhum KH Sholeh Iskandar Sebagai Ulil Albab

Mengenang Ketokohan Almarhum KH Sholeh Iskandar Sebagai Ulil Albab

Sholeh Iskandar pada cover buku Edi Sudarjat

jurnalinspirasi.co.id – Makalah disampaikan dalam forum Seminar Nasional, Sabtu 18 November 2023 di Gedung Sribaduga Balai Kota Bogor-Seminar Kerjasama ICMI Orwilsus Bogor dengan TP2PG Kota Bogor Tahun 2023

Oleh: Dr. Ir. Apendi Arsyad, M.Si
Pendiri dan Dosen Senior Universitas Djuanda Bogor; Konsultan Kementrian dan Lembaga Negara; Saat ini salah seorang Pendiri dan Ketua Wanhat ICMI Orwil Khusus Bogor 2021-2026; Wakil Sekretaris Dewan Pakar ICMI Pusat 2021-2026; Pegiat dan Pengamat Sosial; serta Warga Bogor yang menulis dan mempublikasikan pertama kali di Media Massa pada tgl 7 November 2015, menggagas  Menjadikan Alm.KH.Sholeh Iskandar sebagai Pahlawan Nasional, makalahnya ada di buku “Kritik dan Saran …”

Mengapa Kita harus Mengenang Ketokohan-Kepahlawan ?

  • Pada tanggal 10 November setiap tahunnya, bangsa kita memperingati Hari Pahlawan, seiring dengan itu pula sebelum perinhatan Hari Pahlawan (10 November.), Presiden RI mengumumkan nama-nama WNI yang berjasa menjadi Pahlawan Nasional. Tahun 2023 ini, sebagaimana berita dimuat di Harian Umum Kompas tgl 11 November 2023, mengutip Kepres Nomor 115-TK/thn 2023 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional tertanggal 8 November 2023, hanya ada 6 (enam orang yang ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional untuk tahun 2023, dan diantaranya tokoh Islam KH.Abdul Chalim (Tokoh pendiri Nahdatul Ulama, Jawa Barat), KH Ahmad Hanafiah (Laskar Hizbullah, asal Lampung), Muhammad Tabrani (Wartawan pejuang, asal Jawa Timur), Ratu Kalinyamat (Kerajaan Jepara, Jawa Tengah), Ida Dewa Agung Jambe (Raja Kalungkung, 1903-1908, asal Bali) dan Bataha Santiago (Raja Mangahitu 1670-1675, asla Sulawesi Utara) hingga kini sudah tercatat sebanyak lebih dari 180-an orang putra terbaik bangsa menjadi Pahlawan Nasional
  • Di Wilayah Bogor, khsusunya juga banyak memiliki putra-putra terbaik bangsa, yang telah berperan aktif di medan perang – dan telah mengorbankan jiwa dan raganya merebutkan dan mempertahankan, bahkan mengisi kemerdekaan RI dengan karya- karya kemanusiaan yang sangat fundamental, berupa “legacy”, pada di era tahun 1945- 1950 berjuang dan membangun Masyarakat bangsa. Saya mengenalnya dengan Ajengan almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar. Saya menyambut baik, ada Seminar Nasional yang bertemakan “Nilai Kepahlawan Perkokoh Persatuan Bangsa” yang diselenggarakan oleh ICMI Orwil Khusus Bogor, untuk kedua kalinya tahun 2023 ini. Sebelumnya diselenggarakan Seminar membahas Pemikiran Kepahlawanan KH Sholeh Iskandar, tepatnya 23 Juli 2023 di Gedung Perpustakaan dan Arsip Kota Bogor.
  • Saya melihat arah kebijakan (sikap dan tekad) era kepemimpinan Presiden bapak Jokowi- Amin, sebelum Jokowi-JK telah menetapkan setiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri, yang dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 22 tahun 2015, dengan landasan bahwa tanggal itu mengacu pada peristiwa yang terjadi tanggal 22 Oktober 1945, Ketika itu, KH Hasyim Asy’ari mencetuskan Resolusi Jihad yang mengobarkan semangat pemuda berperang melawan pasukan kolonial Belanda/KNIL di Surabaya Jawa Timur. Resolusi inilah yang diyakini memicu terjadinya pertempuran yang sengit tgl 10 Nopember 1945, dngan pekikan Allahu Akbar oleh Bung Tomo di RRI Surabaya, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan, yg diperingati setiap tahun.
  • Maknanya adalah pertanda karya-karya para alim-ulama Pejuang dan kaum santri yang telah terlibat langsung dan ikut aktif dalam di medan tempur untuk mempertahankan, bahkan ikut berjuang mengisi kemerdekaan RI dengan kegiatan Pembangunan dalam berbagai bidang dan sektor IPOLEKSUSBUDHABKAM. Hal ini sangat patut kita kenang dan dihargai, serta diakui jasa-jasanya secara the facto dan the jure. Pada tahun 2023 ini Pemko Bogor, melalui kerja TP2GD Kota Bogor telah bekerja keras dan profesional memperjuangkan putra terbaik Bogor yakini almarhum KH Sholeh Iskandar menjadi Pahlawan Nasional kepada Pemerintahan Pusat, melalui dukungan penuh TP2PG Provinsi Jawa Barat. Walaupun kita masih mengalami “kegagalan” mendapat pengakuan yang syah dari Presiden RI, bapak Jokowi Widodo secara the jure.
  • Apalagi, kita melihat kondisi dan eksistensi Indonesia pasca Reformasi, mengalami kemundurnan dalam berbagai aspek Ipoleksusbudhankam . Fakta dan indicator serta parameter indek rasio Pembangunan menunjukan hal itu spt indeks korupsi, penganguran dan kemiskinan, stunting, piutan luar negeri, carut marut hukum, penyalahgunaan narkoba, lgbt, ketimpangan sosial sekonomi dilihat angka gini rasio, ipm yang rendah, daya saing ekonomi yang masih rendah, mutu Pendidikan masih rendah dibandingkan dari sejumlah negara, dan lain-lain. Hal ini semua akibat muncul para elite politik, yang menjadi the ruling party tidak memberikan contoh yang baik (tidak bisa menjadi surutauladan) dalam berperilaku buruk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, diantara faktior penyebabnya adalah Presidennya ikut “cawe-cawe” dalam membangun dinasty dalam upaya mempertahankan kekuasaannya.
  • Artinya nilai-nilai ketokohan dan kepahlawanan harus dan wajib kita selalu mengenangnya sebagai modal sosila (social capital) dalam menyongsong usia 100 tahun Indonesia Raya, yang disebut Indonesia Emas 2045. Kini dan ke depan, perjalanan Indonesia untuk menuju Masyarakat adil dan Makmur penuh dengan tantangan, selain ancaman dan peluang untuk berkembang maju. Itu semua perlu kewaspadaan dan kepedulian kita sebagai putra bangsa.

Definisi Pahlawan Nasional
⚫ Definisi Pahlawan menurut UU No. 20 tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan adalah sbb;

  •   Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada WNI atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah NKRI, yang gugur atau meninggal dunia, demi membela bangsa dan negara, atau semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara RI.

Kebijakan Kepahlawanan di Era Kepemimpinan Nasional Saat Ini

  • Rezim Pemerintahan Jokowi-JK sebelumnya telah menetapkan Hari Santri Nasional. Makna dan implikasi Hari Santri ini akan berdampak terhadap semakin kokohnya jiwa dan semangat kebangsaan (cinta tanah air Indonesia, harapannya tidak ada lagi dikotomi antara “Islam versus Pancasila”; antara kepentingan “ummat versus bangsa”– sekarang harus hilang dan menjadikan satu tekad kuat yaitu Persatuan Indonesia — Indonesia Raya, NKRI semakin Kokoh dan Berjaya;
  • Para ulama dan santri yang selama ini memang telah tercatat jasa-jasanya dalam sejarah perjuangan, bahwa mereka telah berjuang di medan perang untuk merebut, mempertahankan kemerdekaan dengan semangat Jihad Fisabilillah. Keyakinan agama Islam dengan ajaran Tauhid memberikan semangat anti penjajah, bertempur di medan perang dengan pilihan hanya 2 yakni Merdeka (Marwah, dignity) atau Mati (syahid);
  • Beberapa kurun waktu lalu di era ORLA dan ORBA, seolah-olah sempat dilupakan peran dan jasa para pahlawan kaum ulama dan santri tersebut, akibat politik “pecah belah (divide atimpera). Ummat Islam Indonesia seolah-olah menjadi tamu di negeri sendiri, sehingga kita kaum muslimin merasa asing dengan NKRI dan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia. Harap diingat NKRI itu produk megakarya pemimpin Masyumi Dr.Muhammad Natsir dengan konsep Mosi Integral Natsir thn 1950.
  • Implikasinya Ummat Islam Indonesia, terjebak dan terpinggirkan (marginal) dalam peran-peran politik, ekonomi dan sosial budaya dalam mengisi Kemeredekaan RI. Konflik-2 sosial-politik yang mengarah desintegrasi nasional terkadang muncul kepermukaan dan melanda perjalanan kehidupan bangsa dan negara. Kedepan hendaknya semuanya Sirna di bumi Indonesia ini.
  • Dengan adanya pengakuan peran jasa pahlawan dari kalangan Ulama dan santri, adalah kebijakan yang terbaik bagi pembinaan semangat kebangsaan bagi kalangan penganut mayoritas Islam. Disamping ketokohan para ulama dan santri seperti almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar, KH Abdullah Bin Nuh (keduanya pahlawan asal Bogor yang telah diabadikan sebagai nama jalan lingkar luar Bogor). Kini tinggal kita perjuangkan mereka agar menjadi Pahlawan Nasional, yang merupakan suatu kebanggaan bagi warga Bogor., dan Marwah bangsa Indonesia. Memang benar bahwa lahirnya NKRI berkat perjuangan yang dirahmati Allah SWT (baca Pembukaan UUD 1945 alenia ke 4).

Sosok Panutan KH Sholeh Iskandar

  • Almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar, seorang ulama pejuang yang intelek (cerdas, peduli dan berkomitmen memajukan masyarakat) , beliau ikut bertempur di medan perang, bepangkat Kapten, sebagai Komandan Hizbullah, dan kemudian melebur menjadi Komandan Bataliyon O Siliwangi, dengan basis wilayah pertahanannya adalah di kawasan Bogor Barat, Lw Liang-Banten (Edi Sudarjat, 2015);
  • Almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar, selain pejuang militer yang aktif bertempur di medan perang– mengusir penjajah bersama rekan-rekannya, Beliau juga berjuang mengisi kemerdekaan RI dengan kerja-kerja kemanusiaan dalam membangunan masyarakat madani. Karena almarhum seorang Ulama Besar (mubalig/juru dakwah, ustad dan Kiyai) yang disegani dan memiliki keluasan ilmu, serta sangat peduli dengan nasib ummatnya, hingga akhir hayatnya, dan begitu banyak karya nyata yang monumentasl yang diwariskan Ajengan KH. Sholeh Iskandar kepada kita anak, cucu dan cicitnya.
  • Almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar, telah membuktikan kepedulian terhadap nasib rakyat dan bangsanya, dengan merintis, mendirikan dan membangun sarana dan prasarana pelayanan Pendidikan, Kesehatan, perumahan, perbankan syariah dll. Dengan sejumlah karya amal Sholeh yang fundamental, yang hingga kini dirasakan manfaatnya oleh rakyat, ummat dan bangsa Indonesia, seperti Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Ponpes Darul Falah, Rumah Sakit Islam Bogor, Badan Kerjasama Pondok Pasantren (BKSPP), BPRS Amanah Ummah di Leuwiliang Bogor Barat, LPPOM MUI,DPP Legiun Veteran RI, Perumahan Rakyat “modern” Di Desa kalahiran/basis perjuangannya, terakhir di masa hidupnya Mendirikan ICMI Orwil Khusus Bogor bersama para ilmuwan dan pakar dari IPB pada tahun 1991 dan kemudian Menjadi Ketua Dewan Penasehatnya; dan sejumlah karya pengabdian lainnya yang beliau gagas, kerjakan dan ikut membangunnya. Subhanallah karya Almrahum Ajengan KH Sholeh Iskandar itu tetap eksis berkembang pesat dan lestari hingga sekarang; InsyaAllah amal sholehnya terus mengalir pahalanya.

Perjuangkan KH Sholeh Iskandar sebagai Pahlawan Nasional

  • Dewan Pendidikan Kota Bogor 2013-2019 yang saya pimpin, pada tahun 2015 sengaja mengundang Bapak Edi Sudarjat, untuk berbicara di dalam forum FGD Wandik Kota Bogor sekitar 8 tahun lalu. Bapak Edi Sudarjat telah menyusun naskah akademik, dan kemudian menulis buku autobiografi almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar, berjudul “BOGOR Masa Revolusi 1945-1950: Sholeh Iskandar dan Batalyon O Siliwangi”dengan apik, dilengkapi dengan sejumlah data dan fakta bukti sejarah yang tidak terbantahkan. Begitu besar dan mulianya peran dan jasa-jasa Almarhum dalam merebut, mempertahan dan mengisi kemerdekaan RI; Ada tiga fase masa perjuangan Ajengan KH Sholeh Iskandar, sebuah fenomena kepahlawanan yang teramat langka.
  • Saya (dan kita) sangat menghargai karya buku tersebut dalam menguak tabir sejarah kepahlawanan almarhum KH Sholeh Iskandar, yang telah disusun secara objektif dan ilmiah; Terlebih saya pernah berkenalan dekat bersama KH Sholeh Iskandar semasa hidupnya sebagai pegiat dakwah Islamiyah, pemikir dan pegiat sosial.

Saya memperoleh buku ini di Toko Gramedia Baranang Siang Bogor, yang baru terbit pada thn 2015, dan membacanya secara seksama, kemudian saya berpendapat buku ini sangat baik kita bedah isinya an diseminarkan seperti kegiatan saat ini, agar Warga Bogor memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sosok kepahlawanan putra asli Bogor, Sholeh Iskandar, yang selama ini telah menjadi guru dan panutan bagi kalangan generasi muslim cendekiawan, pelajar, siswa dan mahasiswa yang tergabung dalam Osis, HMI, KAHMI dan ICMI, serta para santri Pondok Pesantren.

Kenangan Bersama Almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar

  • Ajengan (KH) Sholeh Iskandar, yang saya kenal dekat dengan almarhum sekitar tahun 1981-1990, sewaktu aktif di organisasi kemahasiswaan, kemasyarakatan dan kecendekiawan.
  • Tahun 1981-1982, ketika saya menjadi aktifis organisasi intra kampus IPB (Badan Kerohanian Islam/BKI IPB), sering kami undang armarhum KH Sholeh untuk memberikan tausyiah/ceramah agama Islam bagi kapangan mahasiswa aktifis Islam IPB:
  • Tahun 1982-1986, ketika saya menjadi aktifis organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, almarhum sering kita datangi bersilaturhami ke rumahnya, yang sederhana ketika (di jalan Susirman, dan jln Kasintu Kota Bogor, meminta berbagai nasehat dan pandangan mengenai pesrsoalan ummat dan kebangsaan, yang ketika itu ormas HMI dihadapkan dengan Azas Tunggal Pancasila, yang dipaksakan oleh rezim Orde Baru.
  • Pada tahun 1983-1985, ketika saya memimpin kelompok kajian mahasiswa Islam, bernama FOLAPMI (Forum Latihan Muslim Intlektual), yang bermarkar di asrama mahasiswa Felicia IPB (jln Sempur No.20 Bogor), saya bersama-sama teman2, sering mengundangkan almarhum KH Sholeh Iskandar sebagai pembicara/narasumber dalam acara Copy Morning ala mahasiswa, untuk menyampaikan materi Keislaman dalam Berbagai Perspektif, seperti Zakat, Baitulmaal, Pendidikan Islam, Ekonomi Syariah, Makanan Halal, dll. Almarhum KH Sholeh selalu hadir, jika ada dirumahnya dan datang ke asrama Felicia IPB;
  • Tahun 1988-1991, ketika saya bersama para senior dan sesepuh ICMI, (alm. Prof Sjafri Mangkuprawira, alm KH Hasan Basri, dll) aktif memprakarsai berdirinya ICMI Orwil Khusus Bogor, Almarhum adalah salah seorang inspirator dan lokomotifnya untuk menggerakkan prakarsa dan inisiatif membangun kelembagaan ormas ICMI di wilayah Bogor, (dan meyakinkan BJ Habibie/Ketum ICMI Pusat ketika itu bahwa ICMI Bogor, salah satu Orwil yang berstatus Orwil Khusus ); Keberadaan ICMI selain berfungsi menghilangkan stigma ummah dan foby Islam, juga dikembangkan untuk pemberdayaan ummat, seperti program BPRS, Imaratul Masajid, pembinaan pendidikan Ponpes yang sadar Iptek, Almarhum tidak segan-segan melibatkan eksponen BKSPP Indonesia, Ponpes Darul Falah dan UIKA Bogor;
  • Selama menjadi aktifis ICMI Orwil Khusus Bogor, alhamdulillah saya pernah dan berkesempatan satu kamar menginap di Hotel Indonesia (tahun 1991) bersama almarhum KH Sholeh Iskandar, kami sebagai peserta forum Silaturhami Kerja Nasional (Silaknas) ICMI yang pertama, yang merupakan utusan dari ICMI Orwil Khusus Bogor; Armarhum sempat berkata begini : ……
  • :…. “saya pernah merampas dan melucuti senjata para penjajah di Bogor”, ….“begitu jasa masyarakat desa di wilayah Bogor Barat yang telah membantu kami (Ajengan) pejuang (Hizbullah dan TNI) dengan kiriman nasi bungkus”…
  • …..” dan rumah mereka rela dijadikan tempat persembunyian kami di masa Revolusi“……” untuk itu saya (KH Sholeh) merasa berutang budi kepada masyarakat desa di wilayah Bogor Barat, …
  • …..“Karena itulah saya lakukan dengan mendirikan dan membangun sarana dan prasarana, serta kelembagaan pendidikan, kesehatan, perumahan, ekonomi kerakyatan”, agar mereka hidup aman dan sejahtera”. … Akan tetapi, yang agak mencengangkan saya, beliau pernah berkata bahwa “ada banyak para Jenderal (TNI) yang berkuasa di era OrBa, diantaranya bekas KNIL, dan mereka tidak berkeringat disebutkan beberapa nama jenderal yang berkuasa ketika itu”..
  • Begitu ungkapan yang mulia yang keluar dari mulut Almarhum KH Sholeh Iskandar, yang sempat saya dengar langsung, dan catat dalam memori saya sampai sekarang; dan begitu menarik sejarah hidup almarhum di era Revolusi Kemerdekaan, yang kini kita nikmati Kemerdekaan RI itu; Kita harus mensyukurinya, dan meneruskan semangat dan cita-cita perjuang almarhum.
  • Selama beberapa hari di Hotel Indonesia, armarhum taat beribadah sholat Fardhu tepat waktu (dan malam sholat tahajut) dan menjelang waktu subuh membaca Al Quran, dan setelah sholat subuh Armarhum kemudian menulis sebelum dan menjelang sarapan pagi; Rekaman itulah akhirnya menjadi suri-tauladhan bagi kehidupan saya.
  • Ketika bersama almarhum KH Sholeh Iskandar, saya tidak menyia-nyia waktu dengan banyak bertanya tentang sejarah dinamika ummat Islam Indonesia, dan menimbah ilmu agama, serta menarik beberapa pelajaran dan kesuritauladanan (uswahtun hasanah) seorang KH. Sholeh Iskandar sebagai panutan, yang kini saya tidak akan pernah lupakan dalam ingatan saya.
  • Sehari sebelum almarhum KH Sholeh Iskandar berpulang kerahmatullah, saya berkesempatan bersilaturahmi dan mengadiri pengajian Islam menyongsong masuknya bulan suci Ramadhan (tahunnya lupa), bertempat di markas BKSPP Jalan Kasintu (Lapang Heulang) Kota Bogor, saya diberi hadiah oleh almarhum sebuah kitab suci Al Quran yang telah dibubuh tandatangan basah almarhum, terbitan Kementerian Agama RI, yang hingga kini Al quran saya baca dan simpan dengan baik sebagai kenangan yang tidak akan terlupakan.
  • Dan banyak lagi berbagai forum dan majelis, yang saya hadiri sebagai generasi muda Islam, yang tengah giat- giatnya menimbah ilmu dan pengalaman dari para senior dan sesepuh.

Kesuritauladanan dari Ajengan KH.Sholeh Iskandar

  • Selama saya berinteraksi dengan almarhum, saya memiliki pemahaman dan kesan yang sangat positif terhadap Ajengan/Sang KH, sehingga menjadi kenangan, beliau Ajengan Tokoh Ulama yang amat langka, sangat pantas djadikan panutan (tempat bertanya, berdiskusi, mencontoh perilaku yang baik dan mulia). Saya dan kawan2 aktivis HMI Bogor sangat mengagumi almarhum, karena karakter mulianya (akhlaqul karimah) yang Ajengan Sholeh miliki semasa hidupnya sejak muda, remaja, orangtua dan kakek tetap konsisten sebagai Pejuang, antara lain watak terbaiknya (best characters) Ajengan adalah sbb:
  • 1. Seorang pejuang (Hizbullah, TNI) yang ikhlas, tanpa pamrih, tak mengenal menyerah, gigih, pemberani dan tidak gila pangkat, sehingga sampai-sampai Armarhum KH Shloleh mengundurkan diri jabatan TNI sebagai Dandim daerah Banten; kemudian berhikmat membela dan menguatkan ekonomi para pejuang kemerdekaan RI di Legiaun Veterran RI
  • 2. Seorang hamba Allah yang memegang teguh prinsip-prinsip hidup (aqidah Islam), tidak mau berkompromi dengan kebatilan dan kemungkaran, sehingga sempat lama dimusuhi rezim Orde Baru (Soeharto) dan pernah masuk penjara di rezim Orde Lama (Soekarno)
  • 3. Hidupnya sederhana dan bersahaja, walaupun almarhum punya banyak kesempatan untuk bisa hidupnya kaya-raya dan bermewah-meahan (hedonist), karena begitu besar kepercayaan pimpinan Negara-negara Islam yang kaya minyak (OPEC) memberikan dana hibahnya untuk kemajuan dunia Islam (dakwah dan pendidikan Islam). Almarhum KH Sholeh Iskandar tetap hidup bersahaja dan sederhana, suatu pilihan sikap dan gaya hidup yang sangat LANGKA ketika itu maupun sekarang, dimana ada sebagian besar bekas pejuang yang hidupnya bergelimang harta dan takhta, akibat maraknya KKN (terutama fenomena ini berlihat jelas di era Orde Baru dan hingga era Reformasi saat ini)
  • 4. Ilmu agama Islam luas, baik tektual (hapalan ayat2 Al Quran dan Hadist kuat) maupun kontektual (penguasaan/pemahaman tentang muamalah, siasah, sosial budaya, dll, sangat baik)); almarhum adalah ulama yang cerdas/Cendekiawan Muslim, sehingga ada banyak makalah Tausyiah yang ditulis dan diperbanyak ketika itu, membahas soal Aqidah, syariah, akhlaq dan muamalah seperti pendayagunaan dana zakat, produk halal toyioban, dll;
  • 5. Sangat peduli dengan nasib ummat, terutama kehidupan kaum dhuafah (fuqoro-masakin), dan pengkaderan generasi muda Islam, sehingga almarhum banyak medirikan Badan Amal- Usaha pelayanan Pendidikan (Ponpes Darul Falah, Ponpes Darul Muttaqien, UIKA Bogor, Tarbiyatun Nisa) dan Kesehatan (RSI Bogor), serta perbankan (BPRS Amanah Ummah), dan
  • 6. Tidak berjarak (dekat) dengan para kader generasi muda Islam; tidak feodalistik, dan demokratik , sehingga suka melayani undangan organisasi dan lembaga sosial Islam.

Kesimpulan dan Rekomendasi

  • Berdasarkan narasi tentang Sosok almarhum KH Sholeh Iskandar tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa almarhum bukan saja sebagai pejuang militer yang berperang dalam mengusir penjajah di era Revolusi, untuk merebut dan mempertahan Kemerdekaan NKRI, akan tetapi juga Ajengan KH Sholeh Iskandar adalah pejuang mengisi kemerdekaan RI dengan kerja dan perbuatan amal sholehnya, berupa “legacy’ sebagai bukti beliau sangat mencintai umat Islam, rakyat dan bangsa Indonesia;
  • Almarhum KH Sholeh Iskandar, sesungguhnya beliau sangat layak, karena telah memenuhi persyaratan untuk menjadi salah seorang Pahlawan Nasional RI tahun 2023, yang berasal dari Wilayah Bogor, atas jasa-jasa kepahlawanannya mengusir penjajah di era Revolusi tahun 1945-1950 dan iku aktif membangun ummat dan Masyarakat Indonesia dengan karya monumental sejak pension dari tugas militer berpindah ke tugas sipil dalam wadah organisasi sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO) sejak tahun 1950 sd 1992, hingga wafatnya Ajengan. Maknnya secara the facto almarhum KH Sholeh Iskandar adalah Pahlawan Nasional, tetapi secara the jure, belum mendapat pengakuan Pemerintah Indonesia. Insya Allah pada tahun mendatang Alm.KH Sholeh, putra asli Bogor mendapat giliran diakui sebagai Pahlawan Nasional secara the jure.
  • Almarhum KH Sholeh Iskandar adalah sosok figur-panutan dan suritauladan bagi kami generasi muda dan bangsa Indonesia, yang terus merindukan figur sholeh, yang siddiq, Amanah, tabliq dan Fathonah sebegaimana yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW.

Daftar Pustaka

⚫ 1. Apendi Arsyad. 2019. Kritik dan Saran Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Kota Bogor. IPB Press. 562 hal.

  • 2. HU Kompas, Sabtu 11 November 2023, Hari Pahlawan: Petik Pelajaran Untuk Kemajuan”. Halaman 1: . Jakarta.

⚫ 3. Edi Sudrajat. 2015. BOGOR Masa Revolusi 1945-1950: Sholeh Iskandar dan Batalyon O Siliwangi. Cetakan I. Penerbit Komunitas Bambu. Depok. 181 hal.

  • 4. Lukman Hakim, 2017. Jejak Perjuangan Ulama-Patriot KH Sholeh Iskandar. UIKA Press Bogor. 400 hal.

Biodata Singkat Pemakalah

  • Dr.Ir. H.Apendi Arsyad, MSi, bekerja sebagai Dosen, Konsultan dan Pegiat serta Pengamat Sosial:
    • Terakhir ini senang menulis di beberapa Media Sosial untuk menuangkan gagasan dan kritik sosial sebagai perwujudan Amanah kaum Intelektual Muslim Indonesia.Lulusan S1 Prodi Sosek Faperikan IPB, 1986; S-2 PSL IPB, 1998; dan S-3 SPL IPB, 2007 dengan judul disertasi “Analisis Sistem Kelembagaan Perikanan Artisanal Berkelanjutan: Studi Kasus di Kelurahan Pulau Abang, Batam Kepulauan Riau”.
    • Selain itu, pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor periode tahun 2013-2018, dan sebagai Pendiri Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor (1986)/Dosen Senior-Lektor Kepala Program Studi Agribisnis UNIDA, Bogor (1987- sekarang)/Dosen Profesional mengampu beberapa Mata Kuliah, serta pemakalah pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan Akademik, Wakil Dekan, Dekan, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, dan Wakil Rektor I Bidang Akademik, Direktur Program Pasca Sarjana UNIDA;
    • Saat ini, pemakalah juga berprofesi sebagai Konsultan untuk sejumlah proyek Pemerintah (Pusat dan Daerah), terutama berkaitan Pengelolaan SDA dan Lingkungan, serta Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan kelautan, baik jasa konsultansi perencanaan (Renstra, RPJMD), manajemen (monev) , pengembangan kawasan (masterplan dan zonasi)dan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau- pulau kecil.
    • Selain itu pemakalah masih mengalokasikan waktunya sebagai Pegiat Sosial (social worker) dengan menjabat sebagai Pimpinan Organisasi dan Lembaga Sosial, antara lain: sebagai Pendiri/Ketua Umum Badan Pengurus Yayasan Pengembangan Insan Cita (YAPIC) Bogor, Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan ARSYADA Cerenti Madani; Pendiri/Ketua Koperasi Karyawan UNIDA (3 periode); Pendiri dan Pemrakarsa serta Wasek (1 periode), Sekum (1 pewriode), Wakil Ketua ICMI Orwil Bogor (3 periode, Ketua Dewan Pakar (1 periode) dan sekarang Ketua Dewan Penasehat ICMI Orwilsus Bogor, sejak thn 2021-2026, merngkap Wasek Dewan Pakar MPP ICMI 2021-2026
      • Pernah juga menjadi Ketua Dewan Petimbangan/Penasehat KADIN Kab.Bogor, Ketua Majelis Pakar DEKOPINDA Kab. Bogor (2010-2015 dan 2015-2020, 2021-2026), Wakil Ketua Dewan Pakar KAHMI Bogor, Sekretaris Wanhat MD Kahmi Boghor, dan Ketua Umum Pengurus Paguyuban Daerah IKC se Jabodetabek ), Penasehat organisasi IKPMR Bogor, Salah seorang anggota Pengurus DPP ISPIKANI (2014- 2019). Pernah menjadi Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Bogor (1989-2001).
      • Dalam organisasi politik, pernah menjabat Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor, Calon Anggota DPRD Kabupaten Bogor (1999) terpilih dan tidak mau duduk karena lebih senang menjadi Dosen (guru di kampus) waktu itu, dan caleg DPR RI (2004) tetapi gagal.
      • Selama menjadi mahasiswa IPB, Ketua FOLAPMI (1983-984); juga aktif sebagai aktifis dan pimpinan HMI (Komisariat, Cabang, Badko Jabar dan PB HMI, tahun 1981-1986) dan aktifis/Sekjen BKI IPB (tahun 1980-1982);
        • Di tahun 1994, pemakalah pernah mendapat penghargaan Bupati Bogor dan Gubernur Jawa Barat sebagai pemuda pelopor dalam bidang Pembangunan Koperasi tingkat Jawa Barat; dan Januari tahun 2015 mendapat penghargaan dari Group Equator Consultant sebagai The Most Friendly Expert. Pada thn 2017 dan 2021 pernah mendapat penghargaan sebagai pakar dan akademisi Perkoperasian di Kabupaten Bogor dari Bupati Bogor dan Ketua DEKOPINDA Kabupaten Bogor.

** (yev/rls)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version