Home News KPAID Sebut Dua Siswi SDN Pengadilan 2 Trauma Berat

KPAID Sebut Dua Siswi SDN Pengadilan 2 Trauma Berat

jurnalinspirasi.co.id – Kasus pencabulan di SDN Pengadilan 2 Kota Bogor, mendapat perhatian serius dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAID) Kota Bogor pun telah mengambil langkah-langkah penting untuk mengatasi situasi ini dan memastikan keamanan anak-anak di masa depan.

Salah satu tindakan pertama yang diambil oleh KPAID Kota Bogor berkolaborasi dengan UPTD PPA Kota Bogor yakni memberikan penanganan psikologis kepada anak-anak yang menjadi korban.

Kepada wartawan, Ketua KPAID Kota Bogor, Dede Siti Aminah mengatakan bahwa pihaknya menggandeng UPTD PPA Kota Bogor untuk menangani trauma yang dialami oleh para korban dengan pendampingan dari ahli psikolog.

“Anak sudah ditangani oleh ahlinya yakni psikolog. Insyaallah segala macam bentuk trauma yang dialami oleh para korban, bisa diantisipasi dan diobati,” ucapnya pada Rabu (13/9).

KPAID juga menyoroti aspek lain dari kejadian ini. Dede menyebut ada informasi dari kepala sekolah bahwa beberapa hari terakhir, di sekolah menjadi ramai dengan pengunjung yang tidak dikenal oleh guru dan murid.

Hal ini, lanjutnya, menciptakan kondisi yang tidak kondusif untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). “Oleh karena itu, fokus KPAID tidak hanya pada penanganan korban, tetapi juga pada pemulihan kondusifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah,” ungkapnya.

Terkait dengan jumlah korban sebenarnya, Dede menuturkan bahwa ada 14 orang korban yang telah melaporkan kejadian ini, tetapi hanya 8 orang diantaranya yang bisa memberikan keterangan secara lengkap.

“Jumlah korban 14 orang itu ynag terdeteksi melaporkan, namun yang bisa menceritakan secara lengkap itu ada delapan orang. Jadi yang lainnya mungkin tidak bisa menceritakan dengan lengkap. Tetapi kita terus mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan korbannya bisa terus bertambah, kita tunggu saja sebab kita bersama UPTD PPA sedang dalam identifikasi tersebut,” bebernya.

KPAID menyebutkan bahwa UPTD PPA telah memiliki psikolog dan penanganan yang lengkap. Meskipun ada dua anak yang mengalami trauma cukup berat, KPAID tetap optimis bahwa dengan penanganan yang intens dan berkelanjutan, proses pemulihan bisa lebih cepat.

“Berdasarkan informasi ada dua anak yang trauma cukup berat dan satu diantaranya mengalami trauma lebih berat, sedangkan kondisi anak lainnya masih dalam kedaan baik tidak separah dua anak yang trauma cukup berat itu,” jelasnya.

Dede mengungkapkan bahwa semua anak yang menjadi korban masih bersekolah, namun dalam pendampingan pihak UPTD PPA.

Dede mengimbau kepada orang tua untuk tidak melepas pengawasan anak kepada orang-orang yang dianggap bisa dipercaya. Dede menegaskan orangtua harus tetap waspada dan aware terhadap anak-anak mereka.

“Kita juga berencana nanti akan melakukan pembinaan kepada orang tua, guru dan murid untuk pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” tandasnya.* Fredy Kristianto

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version