jurnalinspirasi.co.id – Pembangunan lanjutan Jalan Raya Bojong Gede-Kemang (Bomang) terancam tak maksimal akibat adanya penutupan tambang di wilayah Kecamatan Cigudeg, Rumpin dan Parung Panjang yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Project Manager Pembangunan Jalan Bomang PT Trimanunggal Karya, Acep Wawan mengatakan, bahwa pembangunan tersendat akibat bahan baku.
“Kami sangat kesulitan untuk mendapatkan bahan baku terutama beton. Dengan keputusan Pak Gubernur itu, semua bahan baku sulit didapat. Dampaknya progres pekerjaan kami akan terganggu,” ujar Acep kepada Wartawan, Kamis (30/10)
Acep menambahkan, pembangunan pihaknya bergantung pada Quarry yang tidak beroperasi sejak dikeluarkannya kebijakan Gubernur Jabar untuk kegiatan tambang di tiga kecamatan Bogor Barat (Bobar) tersebut.
“Kami melaksanakan kegiatan itu bahannya dari Quarry, tetapi Quarry tersebut ditutup semua. Akibatnya totalitas bahan baku untuk beton, batu split dan sebagainya tidak ada, kami tidak berdaya dalam melakukan pembangunan,” kata Acep.
Lebih lanjut ia memaparkan, bahwa pihaknya memiliki kekhawatiran terhadap tanggung jawab dalam melaksanakan kontrak pembangunan Jalan Bomang.
“Saya juga lagi menunggu dari pihak owner (Pemkab Bogor), karena masalah bukan hanya ada di kami saja tetapi bersama. Kami berharap pekerjaan akan selesai sesuai kontrak, tetapi dengan ketidakberdayaan kami ini owner memahami,” tandasnya.
(Noverando H)
%20terancam%20tak%20maksimal%20akibat%20adanya%20penutupan%20tambang%20di%20wilayah%20Kecamatan%20Cigudeg,%20Rumpin%20dan%20Parung%20Panjang%20yang%20dilakukan%20Gubernur%20Jawa%20Barat%20Dedi%20Mulyadi.){kind=link}