33.3 C
Bogor
Friday, May 17, 2024

Buy now

spot_img

Dusting pada Beton Jalan Desa Sukamanah Akibat Cuaca Ekstrem

Jonggol | Jurnal Bogor

Mendapati betonnya berdebu dan ada beberapa keretakan, Pemerintah Desa Sukamanah, Jonggol, Kabupaten Bogor, melakukan pengecekan lapangan bersama tim PT Universal ECO sebagai batching plant dan Tim Monev UPT PUPR Jonggol, Rabu (23/8/23).

Dalam kegiatan tersebut, terlihat beton yang berdebu dan beberapa keretakan yang disebabkan akibat cuaca panas ekstrem. Hal tersebut disampaikan Humas batching plant PT Universal ECO, Marni. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan Semen Indonesia Group (SIG) terkait dusting yang terjadi pada betonisasi jalan Desa Sukamanah.

Menurut Marni, hasil diskusi teknis dengan SIG, penyebab dusting itu ada beberap hal yakni, cuaca panas yang menyebabkan air pada permukaan beton menguap, kurang perawatan pada beton atau penyiraman, terjadi bleding pada beton atau finishing kurang, dan adanya penambahan air di lapangan.

” Untuk Desa Sukamanah ini masuk kedalam kategori cuaca panas yang menyebabkan air pada permukaan beton menguap sehingga terjadi dusting,” jelas Marni.

Untuk kondisi beton sendiri, sambung Marni, walaupun berdebu tapi beton produk PT Universal tidak rusak atau ngelotok, dan untuk kondisi beton yang retak itu pun banyak faktor tapi pihaknya tetap akan melakukan cutting wheel pada beton dilapis dengan sika.

” Keretakan itu masih bisa ditanggulangi, dan akan dilaksanakan setelah hasil kroscek hari ini, dan untuk saat ini kami akan melakukan penyiraman air untuk mengurangi debu pada beton, karena memang cuaca sangat panas, dan juga air sedang kekeringan mungkin membuat warga sulit untuk melakukan penyiraman mandiri,” tandas Marni.

Dia menyebut, apa yang disampaikannya berdasarkan hasil diskusi teknis dengan SIG. Karena perusahaannya menggunakan semen dari SIG, dan yang membuat berdebu itu adalah dari semen, maka saat mendapatkan keluhan dari Pemdes Sukamanah langsung melakukan assessment dengan SIG untuk dicarikan solusinya.

” Untuk keretakan sendiri, faktor salah satunya adalah terlalu cepat diinjak. Beton produk kami ini, baru benar-benar sempurna itu setelah didiamkan selama 28 hari, dan faktanya di lapangan warga sudah melintasi jalan, padahal baru 4 hari digelar,” tuturnya.

” Jika mencari siapa yang salah, itu bukan solusi, masalahnya sudah ada tinggal kita carikan solusinya. Jika berbicara kualitas beton, beton kami tidak rusak dan ngelotok, itu bisa dilihat di lapangan, ” tambahnya.

Sementara, Kepala Desa Sukamanah Hadi Sutardi mengatakan, tadinya pihak perusahaan mau melakukan penyiraman air semen untuk mengurangi debu. Tapi, dia khawatir warga justeru tidak bisa menahan diri untuk tidak menginjak jalan beton dulu sampai benar-benar kering.

” Jika disiram air semen dan ternyata dilintasi kendaraan warga, hasilnya justeru akan lebih parah dari. Ini betonnya tidak rusak, hanya debunya yang memang efek dari cuaca panas, dan untuk keretakan pihak batching plant akan melakukan cutting wheel dan penambalan dengan sika,” jelasnya.

” Dirinya berharap, warga juga turut membantu melakukan penyiraman secara mandiri. Dan bisa dibandingkan beton yang terlindung dari terik matahari tidak berdebu dan tidak terjadi keretakan, jadi kalo berbicara kualitas, kualitas beton ini bagus, hanya faktor cuaca memang yang sedang ekstrem,” tambahnya.

Hadi menyebut, jalan ini dibeton untuk warga dan akan dinikmati oleh warga, dirinya berharap warga juga turut menjaganya untuk keberlangsungan bersama.

“Dalam waktu dekat ini debu itu akan hilang dengan sendirinya setelah proses penguapan air selesai,” pungkasnya mengakhiri.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles