23.6 C
Bogor
Sunday, November 24, 2024

Buy now

spot_img

Pasien Penderita Kanker Payudara di Kedep Butuh Uluran Tangan

Gunung Putri | Jurnal Bogor

Entih (55) warga Kp.Kedep RT 01 RW 21, Desa Tlajung Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor harus kembali menahan nyeri karena penyakit kanker payudara yang dideritanya lebih dari 3 tahun.

Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Asep Suryana menjelaskan, Entih sebelumya sudah pernah melakukan kemoterapi, sinar, bahkan operasi pada payudaranya. Hanya saja, pengobatan tersebut terhenti karena terkendala biaya untuk melakukan berobat jalan yang harus rutin.

“Dahulu, saat Bu Entih belum mengantongi BPJS sudah mendapatkan pelayanan kesehatan melalui Jamkesda yang diurus oleh relawan dan karang taruna setempat,” kata Bang Ros sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Minggu (13/8/23).

Menurutnya, tindakan operasi, kemoterapi sudah dilakukan sesuai dengan prosedur kesehatan yang ada. Hanya saja, berobat jalan sempat terhenti karena terkendala biaya. Karena saat itu, pasien melakukan melakukan berobat jalan di RS Pasar Minggu, Jakarta.

” Saat mendapat kabar kondisi terkini pasien, IPSM dan Relawan Desa Tlajung Udik langsung mengunjunginya, dan memang benar luka itu sudah bernanah, sehingga kami berinisiatif membawa pasien ke RS Thamrin Cileungsi Poli Kulit dan Kelamin,” papar Bang Ros.

Bang Ros menyebut, setelah berdiskusi, kemudian diarahkan ke Poli Bedah Umum untuk menindaklanjuti pasien agar mendapatkan perawatan yang maksimal. Mengingat, saat ini pasien sering kali meringis kesakitan menahan sakitnya.

” Hasil dari Poli Bedah Umum mengatakan bahwa pasien harus dilaser/sinar agar luka yang bernanahnya bisa mengering, dan pasien sudah diberikan rujukan untuk ke RS Hermina Bekasi,” jelasnya.

” Karena pengobatan ini sifatnya jangka panjang, kami berharap ada uluran tangan-tangan dari para dermawan untuk membatu meringankan biaya pengobatan pasien. Mengingat, kondisi ekonomi keluarga pasien masuk kedalam kategori menengah kebawah,” tambahnya.

Walaupun pengobatan menggunakan BPJS, sambung Ros, kadang kala terkendala biaya operasional untuk membawa pasien. Belum lagi, jika ada obat yang harus ditebus diluar yang ditanggung BPJS.

” Tak jarang, kami sesama anggota patungan untuk operasional mengantar pasien. Namun jika kondisi seperti itu terus kami khawatir pengobatan bisa mandek seperti sebelumnya, karena terkendala operasional,” pungkasnya.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles