Cileungsi | Jurnal Bogor
Kasus pencemaran di Sungai Cileungsi seperti persoalan yang tidak kunjung selesai. Dari waktu ke waktu pencemaran sungai yang berasal dari limbah industri kerap terjadi dan terus berulang. Minimnya pengawasan dari pemerintah dan tidak adanya tindakan tegas dari penegak hukum, membuat pihak perusahaan kerap memilih untuk membuang limbah ke sungai tanpa memikirkan dampak lingkungan.
Keberadaan perusahaan yang dibangun di dekat sepadan Sungai Cileungsi membuat Sungai Cileungsi menjadi lokasi ideal untuk membuang limbah dari perusahaan.
Seperti yang terjadi di wilayah Citeureup sebagai salahsatu daerah lintasan Sungai Cileungsi. Aliran sungai tersebut diduga tercemar limbah dari pabrik yang mengakibatkan ribuan ikan milik warga banyak yang mati.
“Ini ikan saya pada mati pasti karena terkena limbah berbahaya dari pabrik. Tapi kami belum tahu pabrik mana yang membuang limbahnya ke sungai Cileungsi ini,” kata Adul, salah satu warga Citeureup kepada wartawan, Kamis (27/7/2023).
Menurut dia, selama ini tidak ada upaya yang sistematis dari Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menangani persoalan pembuangan limbah berbahaya yang dilakukan oleh perusahaan. Hal itu dibuktikan dengan sering terulangnya masalah yang sama dari waktu ke waktu.
“Belum lama aliran sungai Cileugnsi yang melintas di wilayah Gunung Putri yang tercemar dan ribuan ikan juga mati. Ini kan bukti bahwa penanganan pencemaran lingkungan ini belum tertangani secara baik,” ujarnya.
Adul mengatakan, peristiwa pencemaran diketahui warga pada Rabu (26/07) malam, hal itu terlihat dari banyaknya ikan milik warga yang mengambang dan mati. Warga yang mengetahui informasi tersebut langsung melaporkannya kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.
“Kita langsung laporkan ini ke Gakum DLH Kabupaten Bogor agar segera ditindaklanjuti. Dan sampai Kamis, kondisi ikan juga masih banyak yang mati,” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fathoni mengatakan, persoalan pencemaran sungai Cileungsi harus menjadi prioritas Pemkab Bogor untuk segera diselesaikan. Pasalnya, kejadian ini kerap terjadi dan terus berulang dan belum ada solusi yang paten.
“Saya pikir banyak pihak yang harus dilibatkan untuk menyelesaikan persoalan pencemaran ini secara tuntas. Baik pemerintah, asosisasi pengusaha, perusahaan, warga, pihak kepolisian maupun penggiat lingkungan hidup. Sehingga solusi yang dikeluarkan nantinya benar-benar dapat menyelesaikan permasalahan ini secara tuntas,” singkatnya.
** Taufik/Nay