Home Edukasi Renungan Pagi: Food Estate di Kalimantan

Renungan Pagi: Food Estate di Kalimantan

Oleh:
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, M.Si *)

JURNALINSPIRASI.CO.ID – Membaca postingan jutaan hektar hutan untuk program Food Estate belum memberikan manfaat bagi rakyat, alias “gatot” (gagal total). Sementara ekosistem hutan tropik Kalimantan, menghilang, 5 punah yang selanjutnya kita menunggu datangnya bencana alam hidrologi, berupa banjir atau kekeringan sebagaimana sering terjadi di Kalimantan. Permasalahan ini, tengah “digoreng” oleh lawan-lawan politik Pemerintah atau elite partai oposisi yang viral di media sosial.

Mereka para elite perancang pembangunan proyek Food Estate di kawasan ekosistem hutan tropika tidak  mengerti fungsi ekosistem alam dengan berbagai karakteristiknya, juga apa dan bagaimana keterkaitannya dengan sifat-sifat genetik tanaman seperti padi dan palawija lainnya. Padahal based line data dari berbagai riset pertanian terdokumentasi dengan baik di institusi Balitbangtan Kementan RI. Konsep sains pertanian sebenarnya sudah dikuasai betul oleh para dosen, ilmuwan kampus diantaranya spt IPB University, etc.

Mereka membangun negeri maksudnya sangatlah baik, untuk memantapkan program swasembada beras dan bahan pangan lainnya dalam rangka ketahanan pangan, dan mereduksi impor pangan.

Akan tetapi dalam praktiknya, mereka tidak begitu paham konsep dan teori sainsnya. Mereka tidak mau mendengar pemikiran-pemikiran para ilmuwan dan pakar dari campus exellence, akhirnya pendekatannya ngawur. Maunya pencitraan sesuai selera politik,  dengan mengekspose besar-besaran di mass media. Kita pernah tonton sejumlah pejabat dan petinggi negara berkunjung ke lokasi proyek pada tahap awal pengolahan lahannya. Diantaranya ada bpk Presiden RI, bpk Menhan RI dan lain-lainya.

Ya akhirnya begini kondisinya belum juga menghasilkan, alias “gatot”. Jauh sebelum saya sempat berpikir dan bertanya? apakah tidak salah urusan pangan membangun Food Estate tersebut diserahkan tugasnya ke Kemenhan RI, bukankah ke Kementan RI yang merupakan tupoksi dan mandatorinya untuk urusan sektor pertanian di negeri ini ?. Ada keanehan secara system organisasi dan kelembagaan sosial.

Dengan kegagalan proyek Food Estate di Kalimantan itu, secara moral dan etik harusnya mereka bertanggungjawab dan menjelaskan ke publik apa dan bagaimana persoalan sesungguhnya.

Sayang dana APBN, milik rakyat yang begitu besar, miliaran atau bahkan triliun rupiah, terkuras untuk hal-hal percuma dan tidak bermanfaat bagi rakyat.

Kasihan nasib rakyat NKRI semakin jauh dari cita-cita kemakmuran bersama sebagaimana amanah pasal 33 UUD 1945, Bab Kesejahteraan Rakyat.

Demikian narasi renungan pagi awal tahun baru Islam, tgl 1 Muharram 1445 H buat para Cendekiawan Muslim Indonesia. Syukron barakallah.
Wassalam.

=====✅✅✅

*) Pendiri dan Wasek Wankar ICMI Pusat

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version