Gunung Putri | Jurnal Bogor
Kampung Ramah Lingkungan (KRL) Pelangi menyambut baik bantuan bak motor dan mesin bor untuk lubang biopori yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor melalui dana aspirasi anggota DPRD Kabupaten Bogor Achmad Fathoni sebesar Rp 1 miliar.
Wakil Ketua KRL Pelangi, Sri Suryanti mengucapkan terimakasih sudah mendapatkan bantuan guna memaksimalkan kinerja tim KRL Pelangi. Menurutnya, KRL Pelangi yang ada di RW 02 Desa Gunung Putri, merupakan KRL pertama yang terbentuk di desa tersebut.
“Saya mewakili ketua KRL Pelangi dan tim mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian dewan Achmad Fathoni yang sudah menganggarkan dana aspirasi untuk memfasilitasi KRL,“ ungkap Sri, Selasa (11/7).
Sri menyebut, apa yang diberikan ini sangat bermaanfaat untuk KRL Pelangi. Dimana, dengan adanya bak motor, KRL Pelangi bisa mengumpulkan sampah warga yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk menjadi kerajinan atau untuk maggot yang sudah mulai berjalan di Desa Gunung Putri.
Lebih lanjut Sri mengatakan, banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari sampah yang selama ini orang memandang sebelah mata.
“Jika mereka tahu, bahwasannya sampah itu bisa menjadi berkah, bahkan bisa menghasilkan rupiah jika kita bisa mengolahnya. Saya berharap, dengan adanya perhatian dari dewan ini, tim KRL Pelangi makin solid dan makin kompak dengan tujuan yang sama, membuat RW 02 bersih dari sampah,” cetusnya.
Sementara Achmad Fathoni mengatakan, dirinya akan terus mendorong apa yang sudah menjadi tanggungjawabnya sebagai seorang anggota dewan yang sudah digaji dengan menggunakan uang rakyat. Menurut Fathoni dirinya tahu betul pengorbanan untuk menghidupkan sebuah KRL mengingat, sang istrinya merupakan ketua KRL.
“Begitu banyak pengorbanan untuk kita menjaga lingkungan sekitar, bukan hanya kesadaran manusianya saja yang digenjot, melainkan juga dukungan fasilitas dari Pemda sangat berpengaruh untuk berjalannya kegiatan KRL,” tandas Fathoni sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor.
Fathoni berharap ada desa percontohan yang bisa mngelola sampah secara mandiri di desa masing-masing, dan menurutnya, Desa Gunung Putri sudah sangat siap untuk menjadi desa percontohan pengolahan sampah mandiri.
“Saya optimis Desa Gunung Putri sudah sangat siap untuk menjadi pengolah sampah desa secara mandiri, apalagi dengan banyaknya inovasi-inovasi yang sudah dibuat oleh kepala desa. Maka dari saya minta ada salah satu desa yang berhasil dalam pengolahan sampah secara mandiri,“ jelasnya.
“Karena dengan sudah adanya contoh desa yang sukses dalam pengolahan sampah, maka dengan sendirinya desa-desa lain akan mengikuti. Jadi harus ada desa yang jadi contoh dulu,” tambahnya.
Dengan begitu, sambung Fathoni, tugas DLH akan diringankan, jika di setiap desa sudah mampu mengolah sampahnya sendiri. Maka kedepan, lebih baik mobil-mobil sampah itu diberikan kepada desa-desa yang siap untuk mengolah sampahnya sendiri.
“Untuk KRL yang sudah mendapatkan bantuan dari aspirasi saya, tolong dimanfaatkan dengan baik dan teruslah berbuat untuk lingkungan agar bersih dari sampah yang menjadi salah satu polemik terbesar kita saat ini. Karena dengan kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita,” pungkasnya mengakhiri.
** Nay Nur’ain