JURNALINSPIRASI.CO.ID – Syukron koreksinya kemakanda (kmd) Ardius Sany, saya mengapresinya syukron masukannya. Ada kekhilafan memang, naskah tulisan yang berjudul “Pelajaran Dibalik Acara HbH suku Manonam”, yang dikirim ke redaksi beberapa media sosial (medsos) terlambat dikoreksi. Atau sudah terkoreksi, tetapi mereka muat yang redaksi lama, yang salah.
Padahal tulisan yang belum diterbit di medsos sudah dikoreksi yakni seperti nama ughang ghodang tertulis salah Burhan, sudah diralat menjadi Burmarizal. Koreksi tersebut atas masukan kmd Marhen, sehari setelah tulisan moman AA dishare ke beberapa (4-6 grup) WAG Kuansing, dimana saya dimasukan sebagai salah seorang membernya oleh admin.
Sekali lagi terima kasih masukannya. Very good kmd sudah tanggap dan peduli dengan ide dan opini yang saya moman AA bangun.
Terima kasih juga kmd Jon yang selalu membaca dan menyukai artikel moman AA, sekaligus berani memberi pandangan untuk para Dunsanak sesuku Manonam.
Mohon maaf, saya moman AA menulis itu, niatnya ikhlas karena Allah ingin berbagi (sharing) ide dan opini serta motivasi dan apresiasi atas berbagai kegiatan yang sukses maupun”gagal”, teristimewa pada gejala-gejala sosial kejadian (kasus) yang menarik untuk dipahami publik sebagai, “lesson learned” atau sebuah proses penyadaran dan pencerahan.
Apa yang saya moman AA lakukan selama ini yakni berani beropini di media sosial (medsos), saya moman AA sangat menyadari akan memunculkan sikap “pro vs kontra”. Mereka yang pro (mendukung).
Insya Allah karena paham gagasan yang saya sampaikan atau lontarkan, dan kebetulan sejalan dengan pikirannya (mindset) mereka. Sedangkan mereka yang bersikap “kontra” (antipati, menolak) juga ada, tapi tidak banyak.
Mereka yang kontra ini, dugaan saya ada berbagai motif, kemungkinan belum baca tuntas karena artikelnya kepanjangan, mereka tidak gemar baca, lemah literasi sehingga kurang paham isinya, atau kepentingannya terganggu, mungkin juga ada unsur apriori, iri hati dan dengki dll. Jika itu yang terjadi, kita maklumi dan bijak saja mensikapi dengan mawas diri, intropeksi dan mengucapkan istighfar
Sikap saya moman AA jika ada saran dan kritik membangun lewat tulisan senang sekali, ada masukan-koreksi, ada ruang berwacana, diskusi yang bisa mencerahkan antar sesama. Akan tetapi jika ada diantara membaca narasi-narasi dengan cermat, sesuai mindset dan “seleranya”, kemudian mengapreasi (memuji) saya moman AA mengucapkan “alhamdulillah”.
Tetapi sebaliknya, jika ada mereka yang “memaki-maki” atau mencibiri ya saya moman AA atau kita mengucapkan “astaghfirullah”, sekaligus disikapi dengan lapang dada (sabar), mawas diri (intropeksi) karena memang manusia hidup itu tidak ada yang sama dan lebih sempurna, kecuali kesempurnaan itu milik Tuhan Yang Maha Mengetahui, Allah Subhanuwa Ta’ala (SWT).
Hal-hal sikap “pro vs kontra” itu merupakan suatu konsekwensi yang tak terelakan, jika artikelnya masuk di arena publik seperti medsos.
Subhanallah, saya moman AA sedah siap mental menghadapinya dalam hal berbeda pandangan dan pemikiran, itu wajar dan bisa terjadi, asal sepanjang tidak menyerang pribadi dengan berbahasa kasar (tidak bersopan-santun) menghina dan apalagi memfitnah. Itu jangan dilakukan, jika ada perbedaan pendapat dan pandangan.
Alhamdulillah sudah kurang lebih 34 tahun saya-moman AA- menjadi pendidik atau pengajar (dosen profesional) di perguruan tinggi sudah biasa menghadapi hal perbedaan seperti itu. Alhamdulillah saya moman AA cukup percaya diri akibat saya gemar membaca buku-buku referensi, koran-majalah, jurnal ilmiah bahkan sudah ribuan buku sebagai literatur (alhamdulillah di rumahku tersedia perpustakaan pribadi dengan ribuan koleksi buku, ada juga Galery Ecofunopoly karya inovatif si sulung Annisa Hasanah SP, MSi yang telah mendapat penghargaan dari berbagai lembaga dalam dan luar negeri seperti PBB, Bank Dunia dll).
Dan saya moman AA belakangan ini gemar (hobby) juga menulis, sudah ratusan artikel terpublikasi di medsos, menjadi narasumber dan pemakalah seminar-lokakarya dan fgd, menjadi konsultan Untuk mengerjakan dan menyelesaikan proyek-proyek studi pembangunan di berbagai sektor yang dipesan Kementerian dan Lembaga Negara serta Dinas-dinas di daerah Provinsi dan Kabupaten di Indonesia yang menjalin kerjasama seperti Pemprov Kepulauan Riau, Nangruh Aceh Darusalam, Bangka-Belitung, Kabupaten Bogor dll.
Dengan aktivitas jasa konsultansi tersebut, alhamdulillah saya moman AA sudah berkeliling ke seluruh Provinsi di Indonesia, terutama daerah pulau kecil, terluar di perbatasan negara dari pulau Weh-Sabang sampai ke Papua-Biak Numpor dari Pulau Morotai ke sumbawa NTB. Juga dari Pulau Nanusa-Talaut Sulut hingga pulau Subi, Natuna Kepri, Palu Sulteng, termasuk pulau Bangka-Belitung.
Alhamdulillah saya moman AA sudah berprofesi tenaga ahli selama kurang lebih 25 tahun menyelesaikan pekerjaan jasa konsultansi dan termasuk aktivitas pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, serta tugas-tugas riset akademik lainnya.
Hal inilah atau faktor itulah yang menginpirasi dan mendorong saya moman AA untuk menulis dengan niat ikhlas berbagi (sharing) ide dan pengalaman yang baik (best practices) dalam rangka dan upaya mencerdaskan dan memajukan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, serta meluruskan apa dan bagaimana menjalankan tata kelola Pemerintahan dan bernegara yang baik (good governance), terutama buat nagori Cerenti Kuansing, tempat dimana saya AA dilahirkan, dididik dan dibesarkan oleh kedua orangtuaku aktivis Muhammadyah Ranting Kecamatan Cerenti, ayah Haji Arsyad bin Kahar (wafat tahun 1971) saya yatim sejak kelas 2 SDN Cerenti, dan ibuku Aktivis Aisyiah-Muhammadyah Cerenti bernama Hajjah Darana binti Djamin (wafat thn 2021, diusia kurang lebih 106 thn).
Alhamdulillah, tulisan-tulisan saya moman AA tentang seluk beluk dinamika pembangunan Rantau Kuansing dan problematika masyarakat, terutama nagori Cerenti berupa keluhan, kritik dan saran sudah beredar banyak di medsos.
Harapannya bisa dibaca dan dipahami para pejabat Pemerintahan (Forkompinda dan anggota DPRD), tokoh mssyarakat, pemimpin Pemangku Masyarakat Adat, para Alim ulama-Ustadz, pimpinan Ormas, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dll.
Maksudnya dengan memunculkan ide-ide dan opini yang saya narasikan, hendaknya menjadi bahan referensi untuk penyelesaian (solusi) yang saya moman AA tawarkan. Konsepsi tulisan itu selalu menggunakan pendekatan dan basis saintifik dan ajaran agama Islam.
Beberapa contoh kasus yang sempat angkat isu strategisnya, antara lain masalah maraknya korupsi pejabat, Tobiang olah ghuntuah (Longsor) di Desa Kp.Baru, gawat darurat narkoba, masalah rendahnya mutu pendidikan, perbaikan tata kelola perlombaan pacu jalur sebagai objek wisata budaya, cengkraman oligarky tanah adat untuk perkebunan sawit, penambangan emas liar (Peti) di daerah aliran sungai (DAS), hancurnya ekosistem DAS Kuantan dan hutan, masalah remaja dan pembinaan generasi muda, persoalan dinamika budaya dan adat-istiadat, pelestarian bangunan rumah adat, investasi pengembangan subsektor perikanan darat, dan lain-lain.
Munculnya tulisan saya moman AA selama ini di medsos tersebut, insya Allah niatnya bisa berkontribusi positif dalam proses pembangunan daerah agar cita-cita dan tujuan bernegara NKRI terwujud melalui kebijakan publik yang berbasis agama dan iptek (saintific), khususnya di Kabupaten Kuansing Provinsi Riau. Insya Allah perbuatan mulia ini mendatangkan pahala dan menjadi amal sholeh, bekal hidup kita di alam baqa akhirat kelak. Insya Allah.
Alhamdulillah saya moman AA sampai sekarang gemar berorganisasi sejak muda, pernah aktif dan bahkan masih terus aktif di beberapa ormas seperti BKI IPB, Senat Mahasiswa IPB, PB HMI, MD Kahmi, ICMI Pusat, Masika, Kadinda, Dekopinda, KNPI, Dewan Pendidikan, Timses, IKC se Jabodetabek, IKPMR Bogor, Yayasan ACM, Yayasan Yapic, dll, membuat saya-moman AA ada sedikit punya pengalaman dalam perspektif sosial-ekonomi-budaya-politik, dan selalu tertarik menganalisa fenomena social kemasyarakatan, serta berpikir untuk bagaimana memajukan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan landasan etika, moral dan ideologi yang benar dan kuat serta kita berjuang menegakan “amar makruf nahi mungkar” untuk konsisten (istiqomah) berperilaku yang lurus yang diridhoi Allah SWT di muka bumi. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Demikian sekilas narasi, refleksi dan ekspresi saya moman AA merespons komentar beberapa kemenakan yang ada di WAG ini, sekaligus sebagai klarifikasi agar clear persoalannya dan bermanfaat buat kita semuanya sebagai “pencerahan”, mereduksi adanya kesalahpahaman atau gagal paham yang mungkin pula pernah terjadi.
Saya moman AA memohon maaf seandainya terdapat kesalahan atau kekhilafan, bak pepatah “tiada gading yang retak”. Ingat Moto adat Kuansing: “Tigo tali sapilin,..basatu Nagori Maju”
Salam kayuah.. Kuyuang.
Semoga hidup dan kehidupan kita, serta niniak-mamak, anak-kemanakan senantiasa dirahmati dan diridhio Allah SWT.
Aamiin aamiin aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin
Wassalam
Penulis:
Dr. Ir. H. Apendi Arsyad, MSi
(Dosen-Assosiate Profesor dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor, Pendiri-Ketua Wanhat MPW ICMI Orwil Khusus Bogor, Wasek Wankar ICMI Pusat, Konsultan K/L Negara, Aktivis Beberapa Ormas, Pegiat dan Pengamat Sosial, Orang Suku Manonam yang Kini Bemukim di Bogor)