Jonggol | Jurnal Bogor
Pemerintah Desa Bendungan, Jonggol, Kabupaten Bogor kembali mengadakan acara sedekah bumi yang diramaikan dengan lomba dongdang tingkat desa, dan diikuti oleh 7 Rukun Warga (RW). Terlihat dalam pesta rakyat sedekah bumi tersebut sejumlah hasil bumi dibawa dan dinikmati oleh seluruh warga Desa Bendungan tanpa terkecuali.
Lomba Dongdang tingkat RW yang menampilkan hasil bumi tersebut dimenangkan oleh 3 RW yakni, juara 1 dimenangkan oleh RW 05, juara 2 dimenangkan oleh RW 05, juara 3 dimenangkan oleh RW 06. Masing-masing juara mendapatkan uang tunai sebagai hadiah hiburan.
“Selamatan bumi ini merupakan bagian dari wujud rasa syukur kami atas hasil panen padi yang selalu berlimpah, dan kegiatan ini memang sudah menjadi suatu kebiasaan secara turun temurun yang masih dipertahankan dari saya kecil sampai saat ini,” ungkap Jaya Wijaya Ketua RW 06 kepada Jurnal Bogor, Rabu (24/5/23).
Semua hasil bumi ini, sambung Jaya, kami suguhkan di kantor Desa Bendungan agar bisa dinikmati semua warga dan para undangan yang hadir pada hari ini. Menurutnya, kekompakan warga yang terjalin murni merupakan kesadaran warga sendiri untuk membantu Kepala Desa meringankan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan sedekah bumi ini.
“Wujud kekompakan itu terlihat saat warga dengan sukarela menyediakan makanan untuk warga lainnya dan tamu undangan, serta danya sumbangsi warga semampunya yang diberikan warga kepada desa untuk meringankan biaya yang dikeluarkan kades pada pesta rakyat kali ini,” paparnya.
Lebih lanjut Jaya menjelaskan, sedekah bumi ini selain wujud rasa syukur kami kepada Allah SWT. Juga untuk menjalin kekompakan antar warga di Desa Bendungan. Bahwasannya, jika rakyat yang ingin berpesta kami akan turun tangan dan kompak dengan sendirinya.
“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua warga di RW 06 atas sumbangnsih yang diberikan, jaga selalu kekompakan dan jangan lupa bersyukur,” cetusnya.
Sementara, Kepala Desa Bendungan, Hj.Nemi Nuraeni mengatakan jika sedekah bumi ini merupakan suatu kebiasaan yang sudah terjadi secara turun temurun. Dan selalu dilakukan oleh kepala desa sebelum-sebelumnya.
“Suatu kebiasaan saat selesai panen, memotong kerbau dan kepala nya di kubur di belakang kantor desa. Saya sendiri hanya mengikuti tradisi yang sudah ada karena itu sudah terbentuk dari terdahulu, jika tidak diikuti menurut kepercayaan masyarakat kami akan terjadi sesuatu hal,” ungkap Hj.Nemi.
Oleh karena itu, sambung Hj.Nemi, dirinya hanya mengikuti tradisi yang sudah ada, karena setiap daerah itu memiliki tradisi dan kepercayaan masing-masing, dan kita harus menghargai itu yang merupakan kebiasaan turun temurun.
“Saya berharap kegiatan ini diambil sisi positifnya, karena bisa dilihat warga bergerak tanpa dikomando. Serta mengumpulkan biaya untuk membantu kades dalam hal pengeluaran kegiatan ini, itu perlu dicontoh sifat gotong royongnya yang belum tentu dimiliki di wilayah lain,” tandasnya.
Hj.Nemi berharap, kedepan Desa Bendungan makin maju, warga juga rukun dan damai serta hasil bumi yang dihasilkan makin berlimpah.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Camat Jonggol Andri Rahman, Ade Ruhandi (Ade Jaro), Korwil Presidium Kecamatan Jonggol, Sekjen Presidium Bogor Timur, Kapolsek Jonggol, Danramil Jonggol, dan seluruh warga masyarakat Desa Bendungan.
** Sir/Nay