Caringin|Jurnal Bogor
Meski saat ini kendaraan roda empat sudah tidak diperbolehkan melintas di Jembatan Bailey atau jembatan sementara, di Jembatan Cikereteg, Caringin, Kabupaten Bogor, usai longsor beberapa pekan lalu, namun kemacetan kerap terjadi di ruas jalan tersebut.
Kemacetan terjadi lantaran Jembatan Bailey yang dipasang pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kemen PUPR), kondisinya sudah mulai rusak. Dimana, kayu bagian tengah yang menjadi bantalan jembatan, sudah banyak yang patah dan terlihat bolong-bolong.
Lebeh, warga Kampung Cikereteg, Desa Ciderum, Caringin yang ikut mengatur aru lalu lintas di Jembatan Bailey mengatakan, setiap hari penumpukan kendaraan roda dua selalu terlihat, baik yang akan ke arah Bogor maupun ke Sukabumi. Sebab, kendaraan roda dua harus antri dengan satu jalur.
Penumpukan kendaraan itu akibat kayu tengah jembatan sementara, sudah banyak yang patah dan rusak, sehingga tidak bisa dilintasi para pengendara roda dua.
“Awalnya kendaran roda dua bisa melintas di tengah-tengah Jembatan Bailey, saat terjadi penumpukan kendaraan. Karena sudah banyak kayu tengah jembatan yang patah atau rusak, sekarang ditutup dan tidak bisa lagi dilintasi,” ungkap Lebeh, kepada Jurnal Bogor saat ditanya di lokasi Jembatan Bailey Cikereteg, Rabu (3/5).
Lebeh pun menceritakan kemacetan panjang hingga berjam-jam yang dialami para pengendara motor, saat arus mudik jelang hari Raya Idul Fitri 1444 hijriah. Antrian kendaraan roda dua yang akan melintas Jembatan Bailey menuju Sukabumi jumlah nya mencapai ribuan.
“Coba kalau kayu jembatan yang rusak langsung diperbaiki, mungkin antrian kendaraan roda dua tidak membludak sebanyak itu. Sekarang pun setiap pagi kendaraan roda dua yang akan menuju di Bogor, selalu membludak,” paparnya.
Sementara, Budi Gunawan, warga Kampung Ciderum, Desa Ciderum, Caringin lainnya yang juga mengeluhkan kondisi Jembatan Bailey Cikereteg rusak dan belum ada perbaikan dari pihak Kementerian PUPR.
Menurutnya, kerusakan kayu tengah jembatan sementara yang dibiarkan tanpa ada perbaikan, sangat merugikan masyarakat saat akan melakukan aktifitas, baik itu mau berangkat kerja maupun mengantarkan anak ke sekolah.
“Sebelum Jembatan Cikereteg longsor, dari rumah ke sekolah anak yang berlokasi di wilayah Ciawi itu, paling lama 10 menit sudah sampai. Tapi sekarang bisa berjam-jam kalau kondisi kendaraan roda dua yang akan melintas di jembatan sementara membludak,” jelas Budi.
Budi berharap agar kondisi Jembatan Bailey yang kayu nya sudah patah dan rusak, segera dilakukan perbaikan. Sehingga, antrian pengendara roda dua yang akan melintas di jembatan tidak terlalu banyak hingga harus mengantri berjam-jam.
“Keinginan kami sebagai warga dan juga pengguna jalan yang setiap hari melintas jembatan, agar segera dilakukan perbaikan,” tukasnya.
Hingga berita ini diturunkan, dari pihak Kemen PUPR belum memberikan keterangan apapun terkait kerusakan jembatan sementara yang belum juga dilakukan perbaikan.
** Dede Suhendar Â