Home Edukasi Valentine Hari Kasih Sayang, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?

Valentine Hari Kasih Sayang, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?

Bogor | Jurnal Bogor

Sangat menarik untuk mengetahui apa itu Hari Valentine karena saat ini orang di seluruh dunia merayakannya. Ya, Hari Valentine jatuh pada 14 Februari setiap tahunnya. Momen ini dirayakan dengan suka cita oleh banyak orang di seluruh dunia.

Hari Valentine identik dengan hari kasih sayang. Di berbagai belahan dunia, permen, bunga, dan hadiah dipertukarkan antara orang yang dicintai, baik itu pasangan, teman, saudara laki-laki atau perempuan, atau kerabat lainnya. 

Di antara sekian banyak legenda yang tersebar di seluruh dunia, legenda Valentine yang paling populer dan terpercaya adalah kisah seorang pendeta bernama Valentine yang dieksekusi oleh Kaisar. Pendeta itu dieksekusi karena menentang kebijakan kaisar. 

Seluruh kisah Hari Valentine dimulai dengan seorang pendeta Romawi bernama Valentine yang memberontak terhadap kebijakan Kaisar Claudius II. Dalam satu cerita, Valentine dieksekusi dengan cara dipancung pada 14 Februari 278 Masehi.

Pendeta Valentine dianggap sebagai penentang kebijakan Kaisar Claudius II, ia ingin memenangkan semua perang dengan pasukan yang kuat. Namun, hal itu sulit dicapai karena banyak tentara yang enggan berperang karena masih terikat dengan istri dan pacarnya.

Setelah kematiannya, Valentine naik tahta sebagai orang suci dan disebut Santo Valentine. Peringatan kematiannya yang jatuh pada 14 Februari juga diperingati sebagai Hari Valentine karena cinta. 

Lalu Bagaimana Pandangan Islam Terkait Valentine?

Perayaan Valentine’s Day hari ini penuh dengan hal-hal negatif yang tidak baik dan juga terjerumus ke dalam kemaksiatan seperti bermabuk-mabukan, berpesta dan maksiat. Begitu banyak yang menentang merayakan Hari Valentine ini.  

Selain itu, dari penjelasan singkat tentang asal usul St. Valentine di atas, diketahui bahwa hari raya ini meniru budaya Kristiani. H. Muhibbuthabry & H. Zulfahmi Lubis dalam Masail Fiqhiyah Al-Haditsah juga menyebutkan valentine ini Ritual yang berasal dari agama Kristen untuk merayakan orang-orang sucinya.

Karena berbagai faktor tersebut, asal usul Hari Valentine bukanlah ajaran Islam dan dapat digunakan untuk melawan agama ini. Jadi saat Anda merayakan hari kasih sayang yang bersejarah ini, takutlah untuk menyerah pada ketidakpercayaan. 

Adapun Majelis Ulama Indonesia (MUI) pernah mengeluarkan fatwa mengenai perayaan Valentine, yaitu Fatwa Nomor 3 Tahun 2017. Yang menyatakan bahwa umat Islam diharamkan untuk memperingati hari kasih sayang (hari Valentine) yang jatuh pada tanggal 14 Februari, menukil buku Seputar Valentine Days oleh Hafidz Muftisany.

Hal ini karena tidak menelusuri asal-usulnya kembali ke Islam. Kita juga bersandar pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang menyatakan bahwa barang siapa yang menyerupai atau mengikuti suatu bangsa adalah milik bangsa itu.

Ia menambahkan, mengutip laman NU, larangan pada hari Valentine itu karena masyarakat merayakannya dengan cara sesat yang selama ini penuh dengan dosa dan maksiat. 

Dirincikan pula dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin;

1) Bila seorang muslim memakai aksesoris seperti kaum kafir, dan ingin meniru mereka, maka bisa terbesit dalam hati kekaguman akan agama itu. Demikian muslim tersebut dapat dianggap kufur.

2) Jika dalam hati seorang muslim ada keinginan meniru model perayaan agama lain tanpa disertai kekaguman atas agama itu, maka terbilang dosa.

3) Serta bila muslim meniru gaya agama lain tanpa ada maksud apa pun, maka termasuk makruh.

Selain itu, cara menunjukkan kasih sayang dalam Islam adalah dengan menghormati dan memperlakukan orang yang dicintai dengan baik, seperti orang tua, anak, suami atau istri. Tidak ada cara untuk mencintai orang muda yang terkait dengan maksiat atau dosa.  

Source: Detik.com

** Siti Padilah/mg-jb

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version