32 C
Bogor
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Kades Cikeas Udik Optimistis UMKM di Desanya Bisa Berkembang

Gunung Putri | Jurnal Bogor
Memiliki keragaman produk UMKM yang beredar di masyarakatnya, Kades Cikeas Udik Miftahul Falah siap mendorong produk UMKM warganya agar bisa berkembang, sehingga mampu mendongkrak ekonomi yang sempat terpuruk pascapandemi.

“UMKM ini memang sedang digencarkan Pemdes Cikeas Udik, bukan karena himbauan dari pemerintah pusat, melainkan memang bagian dari program saya untuk meningkatkan ekonomi warga,” kata Miftah sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Rabu (01/02/23).

Menurutnya, sudah banyak produk olahan yang menjadi produk turunan yang dihasilkan oleh warganya. Dia menjelaskan, berdagang adalah cara yang paling mudah untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah, apalagi dengan kemajuan zaman saa ini, produk jenis apapun bisa dipasarkan melalui aplikasi online yang bisa dilihat dan dipesan oleh seluruh warga.

“Maka dari itu, saat Muspika ingin mengadakan Gebyar UMKM, kami sangat antusias. Karena dengan adanya kegiatan tersebut bisa membantu kami untuk memasarkan produk secara cuma-cuma di masyarakat,” ungkapnya.

Oleh karena itu, sambung Miftah, dirinya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengembangkan produk UMKM yang dihasilkan warga dan menjaga agar jangan sampai bangkrut. Pihaknya akan melakukan binaan kepada para pegiat UMKM agar nantinya bisa saling sharing, baik terkait olahan maupun target pemasaran.

“Kendala yang dialami mereka adalah market, banyak jenis olahan hasil karya ibu-ibu di Desa Cikeas Udik, namun ya terkendala market. Maka dari itu, dengan adanya pembinaan nanti kami akan mengundang entrepreneur untuk mengajarkan dalam pengembangan UMKM. Kita mulai dari hal kecil supaya warga bisa jadi pengusaha besar,” pungkasnya.

Sementara, Murni (35) salah satu pegiat UMKM Desa Cikeas Udik mengatakan, selama ini dirinya membuat olahan dari hasil bumi menjadi bahan makanan untuk cemilan.

“Saya buat keripik singkong, keripik ubi, keripik pisang, teman cemilan disaat iseng. Untuk pemasaran sendiri masih dari mulut ke mulut dan warga sekitar saja, belum bisa online. Selain gak ngerti caranya juga katanya harus punya merek sendiri,” terangnya.

” Kalo desa mau ngadain pembinaan buat jualan online ya seneng banget, bisa nambah wawasan dan juga berharap jualan saya bisa lebih laris karena dilihat semua orang,” lanjut Murni.

** Nay Nur’ain

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles