Home News Warga Tolak Relokasi Pemakaman Cohak ke Lahan Kota Wisata

Warga Tolak Relokasi Pemakaman Cohak ke Lahan Kota Wisata

Gunung Putri | Jurnal Bogor 

Warga dan para ahli waris yang keluarganya dimakamkan di tempat pemakaman Cohak Desa Nagrak, Gunung Putri, Kabupaten Bogor menolak rencana relokasi makam yang diusulkan oleh tim P2T maupun yang terlibat dalam proyek pembangunan jalan tol Cimanggis Cibitung.

Pasalnya, lahan yang ditawarkan yakni di lahan area Kota Wisata tidak sesuai dengan kesepakatan hasil musyawarah di desa. Ironisnya lagi, lahan yang ditunjuk oleh P2T merupakan lahan yang tidak layak untuk dijadikan pemakaman karena letaknya yang berdekatan dengan sungai.

“Bukan saya tidak setuju jika lahan pemakaman dipindahkan ke Blok Cibodas, saya menolak karena, pertama lokasi yang menjadi tempat relokasi itu nempel dengan bibir kali. Menurut peraturan pengairan dua pertiga dari permukaan kali itu tidak bisa dibangun. Jadi lokasi yang dijadikan relokasi tidak layak,” kata salah satu tokoh masyarakat Desa Nagrak H. Sanusi kepada Jurnal Bogor, Kamis (08/12).

Selain itu, akses menuju lokasi juga tidak memiliki jalan masuk, apabila harus membuat jalan alternatif pasti harga tanahnya juga sangat tinggi. H. Sanusi juga menegaskan, warga lingkungan sudah bermusyawarah dan menyatakan tidak sepakat jika Pemakaman Cohak dipindah ke lokasi Blok Cibodas Kampung Nanggewer.

“Apalagi saat ini surat-surat dari tempat relokasi makam juga tidak jelas. Apakah itu tanah Kota Wisata atau tanah pengairan, walaupun memang letaknya di area Kota Wisata,” jelasnya.

Sanusi menyatakan, jika memang proses relokasi makam tersebut tetap dipaksakan di Blok Cibodas, maka warga dan para ahli waris akan tetap bertahan dan terus melakukan penolakan. 

“Kalau dipindahkan ke lokasi H.Naih atau H.Amin yang jauh dari sungai dan memang dekat dengan pemakaman yang sudah ada maka kami setuju. Karena itu lebih layak daripada yang ditawarkan sekarang,” tukasnya.

Ia menegaskan, penunjukan lahan relokasi diatas lahan milik H Naih dan H Amin sebenarnya sudah melalui proses musyawarah dan kesepakatan warga disaksikan oleh Pemerintah Desa Nagrak. Namun, warga merasa heran mengapa tiba-tiba ada perubahan dan ada rencana lain dari yang sudah disepakati.

“Ini kenapa tiba-tiba kesepakatan yang sudah ada jadi berubah. Padahal semua kesepakatan tersebut sudah melalui proses pengukuran, dialog dan musyawarah warga dan ahli waris. Pasti ada apa-apa dibalik ini semua oleh karena itu warga akan tetap melakukan penolakan jika pihak P2T bertindak tanpa ada persetujuan dari warga dan ahli waris,” tegasnya.

Sementara itu, Abas salah satu tokoh pemuda Nanggewer RT 01/07 Gang Cibodas juga menyatakan sikap penolakan terhadap relokasi pemakaman Cohak ke Gang Cibodas. Menurutnya, selama ini tidak ada komunikasi ataupun meminta persetujuan dari warga terkait rencana relokasi tersebut. 

“Kembalikan saja semua pada kesepakatan awal yang sudah disetujui warga, ahli waris dan Pemerintah Desa. Jangan merubah lokasi seenaknya, karena ini urusan pemakaman para orang tua dan keluarga besar warga Nanggewer tidak bisa buat main pindahkan saja seenaknya,” ujar Abas.

** Taufik/Nay

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version