Caringin | Jurnal Bogor
Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional (HKGN) tahun 2022, ratusan anak yang tersebar di sejumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor, serentak melakukan sikat gigi bersama. Salah satunya seperti yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Sebelum pelaksanaan sikat gigi bersama, para siswa tersebut diberikan penyuluhan dan edukasi cara menyikat gigi yang baik dan benar oleh drg Dwi Afriyanti dari UPT Puskesmas Caringin.
Menurut drg Dwi Afriyanti, penyluhan dan edukasi kepada para siswa bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan motivasi para siswa agar menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini hari. Pasalnya, saat ini masih banyak siswa SD diusianya ini yang giginya sudah berlubang atau gigi tetap yang tumbuhnya tanpa gigi susu.
“Nah ini yang kadang tidak disadari oleh orang tua bahwa itu adalah gigi tetap. Jadi penting bagi kami memberikan edukasi untuk menjaga kesadaran dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Karena gigi dan mulut itu pintu masuknya dari segala makanan. Kalau mulut dan gigi baik maka kesehatannya juga akan baik,” kata drg Dwi Afriyanti.
Diterangkannya, penyebab rusaknya gigi sendiri bisa terjadi karena faktor pola makan atau hidupnya sendiri. Salah satunya akibat jarang atau tidak pernah menyikat gigi sebelum tidur.
“Ini mungkin salah satunya, karena pada saat kita tidur kan kita diam sehingga kuman – kuman yang ada di mulut dan gigi itu cepat upadate bergerak serta lebih cepat berubah dan merusak gigi tersebut. Makanya, mari sejak sekarang kita biasakan untuk sikat gigi sebelum tidur,” ujarnya.
Petugas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sekaligus Terafis Gigi dan Mulut, Apong menyebutkan diantara masalah gigi itu bisa terjadi karena beberapa hal yang berbeda. Diantaranya oleh plak dan karang gigi.
Plak gigi adalah lapisan tipis dan lengket di gigi yang terdiri dari bakteri, sisa – sisa makanan dan kotoran. Plak akan matang sempurna 1-2 hari tanpa penyikatan gigi sama sekali.
“Pada tahap awal, plak berwarna transparan. Tanpa pembersihan yang optimal, plak akan terus menumpuk dan lama-lama dapat berubah warna menjadi putih kekuningan.
Penumpukan plak di gigi berpotensi menyebabkan gigi berlubang. Sedangkan plak yang menempel di gusi dapat menyebabkan gusi bengkak dan radang gusi,” terang Apong.
Sedangkan karang gigi, sambungnya, sejatinya plak yang menebal dan mengeras. Biasanya karang gigi terakumulasi di atas garis gusi, terutama di bagian dalam dari gigi depan bawah.
“Jadi beda dari plak, karang gigi umumnya berwarna kecokelatan atau bahkan kehitaman. Prinsipnya, semakin gelap warnanya, itu artinya karang yang terbentuk semakin banyak,” ucap Apong.
Efek jangka panjang lainnya, kondisi ini juga dapat menyebabkan berbagai gangguan gigi yang lebih serius, seperti penyakit periodontitis, gigi tanggal, hingga memicu penyakit jantung dan stroke.
“Cara, mengobatinya bisa dengan rutin menghosok gigi minimal 2 kali sehari, atau sebelum tidur. Kemudian dengan obat kumur mulut,” imbuh Apong.
Sementara, Kepala SDN 03 Caringin, Agustini menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan HKGN yang dilaksanakan oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), khususnya dari pihak UPT Puskesmas Caringin.
Dimana, dalam menyelegarakan sikat gigi bersama anak Indonesia dirangkaikan melalui kegiatan edukasi. Apalagi, HKGN ini diperingati setiap tanggal 12 September.
“Ditahun 2022 ini, mengangkat tema pulih bersama dengan senyum sehat Indonesia. Karena, kegiatan sangat bermanfaat tentunya guna membangun Indonesia dari segi kesehatan secara keseluruhan,” ungkap Agustini.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada pihak UPT Puskeamas Caringin dan Pemerintah yang telah memberikan edukasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan untuk mengetahui pentingnya dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
** Deny