Caringin | Jurnal Bogor
Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor dipertanyakan warga. Sebab, instansi penegak peraturan daerah (Perda) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, dituding melakukan pembiaran terhadap keberadaan para pedagang kaki lima (PKL) di ruas Jalan Cikereteg, tepatnya di depan Pasar Cikereteg, Desa Ciderum, Kecamatan Caringin.
Indra S, pengunjung ke lokasi wisata di Desa Pancawati mengatakan, keberadaan para PKL yang ada di depan Pasar Cikereteg, sangat menggangu pengendara saat melintas di ruas jalan menuju kawasan wisata tersebut.
“Jalan Cikereteg macet lantaran banyak PKL. Lihat saja setelah jalan diperbaiki, pasti kemacetan tetap terjadi selama PKL masih ada,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurutnya, Satpol PP sebagai instansi Pemkab Bogor yang memiliki kewenangan dalam pelaksanaan penegakan Perda Nomor 14 Tahun 2015 tentang ketertiban umum (Tibum), tidak melakukan pembiaran.
“Sudah keberadaan nya melanggar Perda, kenapa dibiarkan saja tanpa ada penertiban. Saya pertanyakan kinerja Satpol PP kalau seperti ini,” jelas Indra.
Selain itu, lanjutnya, adanya pedagang di jalan, sudah pasti akan mempengaruhi pendapatan para pedagang yang berjualan di lokasi Pasar Cikereteg. Sehingga, akan berdampak juga terhadap pendapatan yang dihasilkan dari Perumda Pasar Tohaga kepada Pemkab Bogor.
“Pasar Cikereteg itu kan milik pemerintah daerah, jika pedagang yang di dalam pasar sepi pembeli, sudah pasti akan mempengaruhi retribusi ke pemerintah,” papar Indra.
Untuk itu, Indra minta agar Plt Bupati Bogor memerintahkan Satpol PP melakukan penertiban terhadap para PKL di Jalan Cikereteg.
“PKL yang di jalan suruh masuk saja kedalam pasar, jangan dibiarkan berjualan di jalan. Ini kan hanya tinggal penindakan saja dari instansi terkait,” bebernya.
Hal senada juga diungkapkan, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Ciderum, Ujang Hasbullah. Ia menyetujui adanya penertiban dari Satpol PP terhadap para PKL di depan pasar dan di ruas Jalan Cikereteg.
Dijelaskannya, keberadaan PKL yang berjualan di bahu jalan, sangat menggangu arus lalu lintas. Bukan hanya menjelang hari libur saja, kemacetan pun kerap terjadi di hari biasa.
“Jalur ini kan akses utama menuju ke kawasan wisata di Pancawati, jadi macet itu bukan hanya saat libur saja, tapi hampir setiap hari. Makanya, saya mendukung kalau PKL dilakukan penertiban,” tukas Ujang.
** Dede Suhendar Â