Nanggung | Jurnal Bogor
Menanggapi keberadaan jembatan gantung Muara -Leuwibolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor sudah lama rusak berat, direspons positif Gold Mining CSR Specialist PT. Antam (Tbk) UBPE Pongkor, Rohyan. Dia meminta pihak Desa Bantarkaret segera mengajukan ke perusahaan BUMN tersebut.
Rohyan yang merupakan warga Kecamatan Nanggung menjelaskan, jembatan Leuwibolang-Muara yang telah mengalami kerusakan itu agar Pemerintah Desa Bantarkaret memasukan ke program-program Musyawarah Pemberdayaan Masyarakat Desa (Muspemades) tahun 2023.
“Terkait jembatan Leuwibolang kalau mau dimasukan ke Program Muspemades untuk alokasi anggaran tahun 2023,” ungkapnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp kepada Jurnal Bogor, Senin (18/07).
Sebab kata Rohyan, setiap tahunnya setelah Musyawarah Pembangunan Pongkor (Musrenpong) berlangsung dari 11 desa se- Kecamatan Nanggung itu menerima alokasi anggaran CSR dari PT Antam.
“Namun, terlebih dulu Pemerintah Desa harus ke perusahaan PT Antam,” kata Rohyan. “Jadi tahun kemarin per desa 200 juta. Sementara untuk tahun depan juga nilai masih sama,” ujarnya.
Sebelumnya embatan gantung Leuwibolang – Muara dengan panjang 50 meter dan lebar 1 meteritu mengalami kerusakan parah ternyata pernah. Kerusakan jembatan kerap membahayakan pengguna jalan dan pernah diajukan ke perusahaan tambang emas PT Antam Pongkor.
“Untuk perbaikan jembatan gantung itu, telah kita usulkan ke PT Antam, namun pihak perusahaan tersebut tak merespons,” kata Ketua RT 03 RW 04 Sohe kepada Jurnal Bogor, Kamis (14/7).
Sebelumnya dia juga mengaku telah mengajukan perbaikan jembatan gantung melalui Pemerintah Desa Bantarkaret. “Proposal pengajuan perbaikan jembatan kami layangkan, tetapi sampai sekarang pihak PT Antam belum memberikan jawaban,” tukasnya.
** Andres / Arif Ekon