Ciawi | Jurnal Bogor
Jalan alternatif veteran II Telukpinang yang kerap banjir saat turun hujan akibat meluapnya aliran irigasi Telukpinang karena tersumbat sampah dan tidak maksimalnya saluran drainase. Kondisi ini mendapat tanggapan beragam sejumlah pihak.
Kasubag UPT DLH wilayah III Ciawi, Bambang Hermawan mengatakan, untuk persoalan sampah yang menyumbat saluran irigasi bisa dilakukan penanganan secara cepat dan selalu dilakukan. Kendalanya, kata dia, fungsi pengawasan agar masyarakat tidak membuang sampah disaluran tersebut menjadi tanggung jawab bersama.
“Pihak desa setempat dan kecamatan harus memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke saluran irigasi. Pasca banjir, sampah yang menyumbat saluran selalu kami angkut,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (16/06).
Menurut dia, dari hasil kajian lapangan, ada dua jenis sampah yang menyumbat saluran irigasi hingga menyebabkan banjir langganan di jalan alternatif Veteran II Telukpinang, yakni sampah yang terbawa arus dan sengaja dibuang warga di sepanjang daerah irigasi.
Untuk itu, lanjut Bambang, pemerintah desa melalui badan usaha milik desa, bisa bersinergi dengan UPT DLH dalam penanganannya.
“Agar masyarakat tidak membuang sampah ke saluran irigasi, harus dibuat TPS disejumlah titik. Tetapi, dalam pembuatannya jangan sampai menimbulkan masalah baru, soal restribusi yang harus dikeluarkan itu bisa dicarikan solusinya,” paparnya.
Papin (46), tokoh masyarakat Desa Telukpinang menilai, penanganan yang dilakukan instansi terkait belum maksimal, karena faktor utama penyebab banjir di jalan alternatif Veteran II tidak diatasi, yakni dangkalnya saluran irigasi, bangunan-bangunan di atas saluran dan sempitnya saluran air.
“Faktor-faktor utama penyebab banjir harus diatasi, agar tidak merugikan masyarakat secara umum terutama pengendara yang melintas,” ujarnya.
Sebelumnya, Camat Ciawi, Sutisna menegaskan, perbaikan saluran irigasi maupun drainase harus menjadi skala prioritas, karena berdampak terhadap kepentingan umum.
Mantan Camat Tanjungsari itu pun menghimbau, agar masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah di saluran irigasi dan drainase.
“Saluran irigasi tersumbat sampah, sehingga terjadi luapan air ke badan jalan, karena drainase tidak bisa menampung luapan air. Ini harus menjadi tanggung jawab bersama, baik masyarakat maupun instansi terkait,” tegasnya.
Camat mengaku sepakat, bahwa optimalisasi drainase harus dilakukan secara maksimal. Tidak hanya di jalan alternatif Veteran II Telukpinang, tetapi di semua ruas jalan termasuk jalan alternatif menuju Tapos, lantaran mobilitas warga di ruas tersebut sangat tinggi.
“Saluran drainase disemua ruas jalan memang harus dimaksimalkan, agar badan jalan tidak tergenang air. Selain membahayakan pengendara, jalan pun akan cepat rusak,” jelasnya.
Sementara, Kasubag UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan kelas A Wilayah II Ciawi, Ade Sa’ban menjelaskan, optimalisasi saluran drainase agar badan jalan tidak tergenang air saat turun hujan menjadi skala prioritas pihaknya. Kendala yang terjadi, yakni maraknya bangunan milik di bahu jalan bahkan ada yang berdiri di atas saluran irigasi dan drainase.
“Kami sedang berupaya memaksimalkan saluran drainase di semua ruas jalan, kendala yang dihadapi adalah bangunan milik warga yang berdiri di bahu jalan atau di atas saluran,” tukasnya.
** Dede Suhendar