Gunung Putri | Jurnal Bogor
Menjelang lebaran Idul Adha, sebanyak 60 sapi kurban langsung dibawa dari Bima, NTB lewat jalur darat untuk dipasarkan di daerah Jawa Barat seperti di Kabupaten Bogor. Terlihat puluhan sapi kurban berada di jalan raya Gunung Putri dan disebut aman dari penularan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).
Penjual sapi kurban, Anas mengatakan bahwa sapi kurban yang dijual langsung dari NTB aman terjangkit dari PMK. “Sapinya dari Bima NTB dan kita jual disini untuk sapi kurban, untuk masalah PMK alhamdulillah sapi kita dari NTB gak ada kendalanya,” ucapnya, Jumat (10/06/2022).
Menurutnya, saat pengiriman dari NTB ke Pelabuhan Sunda Kelapa telah dicek oleh petugas dan untuk kondisinya setiap sapi dinyatakan sehat dan bebas PMK.
“Waktu itu, Pprtama saat sapi datang dilakukan pengecekan saat bongkar di Sunda Kelapa , karena menggunakan kapal kayu, petugas kemudian naik untuk melakukan penyemprotan dan cek surat kesehatannya dari NTB , akhirnya semua sapi ini lolos cek kesehatan,” bebernya.
Saat pengecekan sapi di Sunda Kelapa, kata dia , petugas kesehatan memberikan arahan dan masukan untuk menjaga kesehatan sapi tersebut agar terhindar dari virus PMK. “Mereka beri arahan, untuk jagain sapi, kasih makan yang baik jagain selalu jangan sampai luka,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, harga sapi dari NTB ini masih standar di kisaran Rp 20 juta sampai 25 juta rupiah. Harga ini masih sama dengan harga sapi local di Bogor Timur dan untuk sistem penjualan sapi sendiri menggunakan sistem Jogrok.
“Sistem Jogrok itu jual per ekor, gak ngitung timbang , dan untuk usia sapi sendiri disini paling muda ada usia 2,5 tahun , dan paling tua 5 – 6 tahun,” bebernya.
Dia berharap semua sapinya laku tanpa ada kendala apalagi kondisi saat ini adanya PMK yang membuat konsumen pasti lebih berhati – hati dalam memilih sapi kurban. “Saya masih optimis penjualan sapi ini bisa habis,” pungkasnya.Â
** Nay / WisnuÂ