Gunung Putri | Jurnal Bogor
Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, kembali mendapatkan kunjungan dari Apdesi Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur untuk melakukan studi banding dan bertukar sistem informasi desa, Sabtu (28/05/22).
Sekretaris Desa Bojong Nangka Obing mengatakan, kunjungan Apdesi Muara Badak dalam rangka orientasi lapangan setelah mendapatkan arahan dari Kementerian Dalam Negeri dan Desa Bojong Nangka ditunjuk sebagai bentuk sosialisasi dan orientasi lapangan. Selain itu, studi banding ini juga berkaitan dengan masalah pemerintah desa salah satunya yaitu Permendesa Nomor 7 tahun 2021 dan Permendagri Nomor 73 tahun 2020.
” Dimana Permendesa Nomor 7 tahun 2021 itu kaitan dengan masalah penggunaan dana desa dan Permendagri Nomor 73 tahun 2020 tentang keuangan desa, mungkin ada hal-hal yang bisa diajak tukar pikiran antara desa-desa yang di wilayah Kutai Kartanegara dengan desa-desa yang berada di wilayah Jawa Barat khususnya Desa Bojong Nangka,” papar Obing kepada Jurnal Bogor, Senin (30/05/22).
Menurutnya, biasanya ketika mereka melakukan kunjungan berarti ada kesamaan topografi wilayah, bisa bertukar pikiran dan sama-sama belajar. Pihaknya menerima silaturahmi berkaitan dengan pengelolaan desa secara keseluruhan.
“Yang pertama mungkin, yang kaitannya dengan masalah anggaran itu seperti dana desa karena di Permendes Nomor 7 Tahun 2020, ada lokasi lokasi khusus pengguna anggaran dana desa, 40% BLT , kemudian 20% ketahan pangan, minimal 8% Covid berkelanjutan, untuk sisanya kegiatan lain sesuai kewenangan desa. Jadi persamaan persamaan itu juga, termasuk dalam hal ini rekomendasi pelaksanaan kegiatan SDGs desa yang sudah berjalan secara nasional atau bahasa Indonesia pembangunan berkelanjutan,” bebernya.
Jadi implementasinya kata dia, antara rekomendasi penggunaan SDGs itu dengan kebijakan pemdes. Pasalnya di SDGs itu sudah kelijatan kalau rajin desa update SDGs. Dengan demikian, akan kelihatan apa yang dikembangkan sehingga nyambung dengan kebijakan-kebijakan pemdes.
“Harapan saya kita sama-sama belajar. Jujur ini adalah sebuah penghormatan dari desa lain kepada kami, bukan berarti kunjungan ini mereka mau belajar ke kami, justeru kita sama-sama belajar disini , dia dengan PAD-nya lebih besar ya bersedia untuk bertukar ide dan gagasan ke desa kami ini merupakan suatu penghormatan,” cetusnya.
Biasanya, kata Obing , setelah kegiatan tukar pikiran ini, ditindaklanjuti dengan komunikasi intens dengan beberapa kades seperti yang kunjungan dari Bangka. Misalnya, ada Perdes yang di Bojong Nangka ada, namun di desa mereka tidak ada.
“Begitu pun sebaliknya dan Komunikasi itu masih terjalin sampai sekarang, itu yang kita harapkan bukan hanya sekedar kunker, karena ada beberapa dokumen yang kita kirim melalui email ketemen-temen Kades yang hari ini berkunjung,” pungkasnya.
** Nay / Wisnu