27.2 C
Bogor
Friday, April 19, 2024

Buy now

spot_img

Menarik Wisatawan, Goa Gupak Miliki Telaga

Jasinga | Jurnal Bogor

Telaga air di dalam lereng bukit Goa Gupak yang berada di Kampung Cibentang, Desa Wirajaya, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor menjadi kunjungan para mahasiswa dari Fakultas Geografi, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Indonesian (UI) Depok, belum lama ini.

Para mahasiswa yang didampingi dosen geografi mereka melakukan kegiatan kuliah lapangan. dengan tema utama ‘Penelitian di Desa-desa Perbatasan’.

Dosen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Dr. Taqiyuddin menyatakan, keberadaan telaga air tersebut berada di dalam goa yang tampak dari depan berukuran dua kali dua meter. Namun saat sudah masuk kedalam cukup luas dan lokasinya berada ditengah-tengah lereng bukit yang terbilang curam dengan ketinggian sekitar 450 sampai 500 meter di atas permukaan laut (MDPL).

“Keberadaan telaga air di dalam bukit batuan sedimen (batu lempung) yang mengeras dari jutaan tahun lalu itu memang cukup unik dan memiliki potensi wisata,” ujarnya.

Menurut Dr. Taqiyuddin, potensi wisata tersebut terlihat saat dirinya datang ke lokasi tersebut guna mendampingi mahasiswanya yang sedang melakukan penelitian di beberapa desa yang berada di wilayah Kecamatan Jasinga, dimana potensi yang ada diantaranya joging trek sepeda.

“Kebetulan kita sedang melakukan penelitian di desa-desa perbatasan, kita kesini melihat potensi dan juga ingin tahu kadar air yang ada di kubah goa Gupak ini. Untuk potensi wisata dari kondisi alamnya sendiri sebenarnya cukup mendukung, seperti ditambah penyediaan jalan buat joging trek sepeda misalnya,” ungkapnya

“Dan intinya, tinggal bagai mana masyarakat mau menggarap dan membuat konsep wisatanya, dan tentunya dukungan dari peran pemerintah juga, sebab bicara potensi yang ada di Desa Wirajaya ini cukup ada,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Yahya Afandi (23) warga Kampung Cibentang RT 02 RW03, Desa Wirajaya yang turut mengantar ke lokasi tersebut menyampaikan, dia mengetahui goa tersebut saat masih duduk di sekolah dasar.

“Waktu kecil kami sering kesini maen, masuk dan mandi didalam, bahkan ketika masa pembagian raport sekolah masih inget kesini juga,” ungkapnya.

Lebih lanjut Yahya memaparkan, terkait orang-orang yang pernah datang ke lokasi tersebut terbilang belum banyak meski pernah ada yang berkunjung dari luar daerah seperti Banten dan Solo, namun rata-rata yang datang ke lokasi tersebut kebanyakan mahasiswa.

“Dari Solo pernah dan Banten pernah kesini, rata-rata sama mahasiswa sih yang datang. kalo cerita-cerita rakyat sendiri paling saya pernah dengar dari orang tua kalau disini itu penghuninya ular besar, dan katanya tempat ini juga dulu untuk sembunyi warga maupun tentara ketika zaman Jepang dan Belanda,” pungkasnya. 

** Andres

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles