JURNAL INSPIRASI – Tidak terawatnya taman batas wilayah antara Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Sukabumi, terus menuai kritikan dari berbagai kalangan. Salah satunya LSM Jaringan Advokasi Masyarakat Pakuan Pajajaran (JPP) ikut menyayangkan dengan kondisi taman batas yang ada wilayah selatan persisnya di Kecamatan Cigombong tersebut.
Ketua LSM JPP, Saleh Nurangga mengatakan, seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dibawah kepemimpinan Bupati Ade Yasin, memperhatikan juga keberadaan semua batas wilayah, baik yang ada di selatan, timur, utara maupun barat.
“Karena, batas wilayah bisa menjadi ikon bagi warga luar saat masuk ke Kabupaten Bogor. Kalau ciri atau batas wilayahnya saja tidak terawat, bagaimana menjadi daya tarik warga luar,” ungkapnya kepada wartawan.
Saleh mempertanyakan kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terhadap kondisi taman batas yang terkesan tidak ada perawatan tersebut.
“Apakah tidak ada anggarannya atau memang dibiarkan begitu saja,” katanya.
Saleh mengaku heran dengan program Bupati Bogor saat ini. Dimana, untuk kegiatan pembangunan lebih kepada penataan kawasan perkotaan dan terkesan menganaktirikan wilayah.
“Coba saja lihat pembangunan tahun 2021, mega proyek itu dilaksanakan untuk penataan wilayah Cibinong dan sekitarnya. Kalau pembangunan wilayah, taman batas saja tidak dirawat dan banyak infrastruktur jalan di selatan yang kondisinya rusak parah,” paparnya.
Saleh minta, Bupati Bogor bersikap adil dan merata dalam mengambil kebijakan, terutama untuk program pembangunan. Sehingga, alokasi anggaran yang dikeluarkan setiap tahunnya, bisa dirasakan semua warga Kabupaten Bogor.
“Jangan pilih kasih, apalagi wilayah selatan yang sudah memberikan pemasukan ke daerah cukup besar. Idealnya, alokasi anggaran pembangunan wilayah selatan lebih diprioritaskan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Saeful Jamal, warga Kecamatan Cigombong mengaku prihatin dengan kondisi taman batas yang dibangun Pemkab Bogor. Karena, banyak sampah disekitar taman tersebut.
“Lihat saja, taman milik Kabupaten Bogor banyak sampah, baik sampah plastik maupun sampah dedaunan. Jadi terlihat kotor dan kumuh,” ungkapnya kepada wartawan.
Berbeda dengan kondisi taman batas milik Pemkab Sukabumi. Disekitar taman batas tersebut, terlihat bersih dan terawat, sehingga warga yang melihatnya merasakan keindahan.
“Tidak ada sampah apa pun juga. Taman batas milik Pemkab Sukabumi benar-benar terawat,” jelas Saeful.
Selain sampah, lanjutnya, taman yang menjadi penghias, terkesan dibiarkan tumbuh dengan sendirinya tanpa ada perawatan, baik dengan cara dipotong dan lainnya.
“Tamannya juga seperti asal tumbuh saja. Ukuran taman tidak rata dan rapih, beda dengan taman yang dibangun Kabupaten Sukabumi, semua rapih,” tukas Saeful.
** Dede Suhendar