Cisarua | Jurnal Inspirasi
Pembangunan jalur Puncak dua akhirnya disepakati dua pemimpin daerah untuk menyelesaikan permasalahan wilayah Puncak, Cisarua. Kesepakatan itu terjadi saat Bupati Bogor Ade Yasin dan Bupati Cianjur Herman Suherman duduk bareng membahas solusi kemacetan di jalur Puncak, di Melrimba Garden, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Sabtu (18/9/).
Selain Bupati Bogor, Ade Yasin, Bupati Cianjur, Herman Suherman, hadir juga Ketua DPRD Cianjur, Ganjar Ramadhan, Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf.Sukur Hermanto, Dandim 0608/Cianjur Letkol Kav. Ricky Arinuryadi, Kapolres Bogor AKBP Harun, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, Ketua Pengadilan Negeri Cibinong Khamim Thohari, Ketua Pengadilan Negeri Cianjur Taufan Rahmadi, Kepala Sub Direktorat Lalu Lintas Transportasi Darat, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Bram Hertasning, Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin, Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Bogor, perwakilan masyarakat Puncak Ngahiji, serta jajaran pemerintah daerah.
Ade Yasin mengungkapkan, silaturahmi antara dua daerah yakni Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) hari ini, untuk mencari solusi permasalahan kemacetan yang terjadi di jalur Puncak.
Bupati Bogor pun mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan sistem ganjil genap di wilayah Puncak. Karena sudah 36 tahun menerapkan sistem satu arah, belum membuahkan hasil yang signifikan. “Mudah-mudahan dengan ganjil genap akan ada perubahan atau perbaikan,” ungkapnya dalam keterangan pers yang disampaikan Diskominfo.
Namun, Ade Yasin menilai, meski sudah dilaksanakan sistem ganjil genap, realitanya masih juga ada kemacetan di jalur menuju kawasan wisata Puncak ini.
“Saya rasa perlu solusi yang lain yang juga kami selalu gaungkan, yakni membuka jalur Puncak dua melalui pembangunan jalan Poros Tengah Timur (PTT). Bupati Cianjur juga sangat mendorong, bahwa solusi kemacetan adalah membuka jalur Puncak dua,” tegasnya.
Ade Yasin menambahkan, walaupun sistem ganjil genap diberlakukan, solusi yang lain harus tetap dipikirkan. Karena potensi ekonomi di Puncak sangat bagus, mulai dari Gadog sampai Cianjur itu adalah lokasi-lokasi wisata yang tentunya butuh perhatian khusus bagi kedua daerah ini.
“Cianjur saat ini lokasinya sangat terjepit karena kemacetan dari arah Bandung dan dari Bogor. Kondisi di Puncak macet, rata-rata wisatawan hanya sampai ke Puncak Pass. Karena terasa jauh jika ditempuh dengan kondisi macet, akhirnya mereka balik lagi, sehingga yang terdampak adalah Cianjur,” jelas Ketua DPW PPP Jawa Barat tersebut.
Bupati Bogor juga mendorong jalur Puncak 2 ini yang manfaatnya bisa dirasakan wilayah lain. Dengan begitu bukan hanya untuk kepentingan Kabupaten Bogor saja, melainkan seperti Karawang, Bekasi, Provinsi Jabar, DKI Jakarta dan Banten, kemudian Kota Bogor juga terimbas manfaatnya.
“Tunggu apalagi, untuk skala nasional, saya kira dengan anggaran kurang lebih 5 triliun itu kecil, pasti bisa. Anggaran kurang lebih 5 triliun itu sampai tuntas seluruhnya dari Bogor sampai Cianjur. Untuk masalah tanah, biar kami yang membereskan, tinggal bagaimana infrastrukturnya yang harus dibangun segera,” imbuhnya.
Ade Yasin berharap, mudah-mudahan hasil pertemuan hari ini sampai ke pemerintah pusat dan didengar oleh Presiden. Terlebih pada pertemuan hari ini juga hadir perwakilan dari Kementerian Perhubungan, sehingga pembangunannya bisa dipercepat, semata-mata untuk mengurai masalah Puncak.
Sementara Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan, pertemuan ini begitu penting demi pembangunan jalur Puncak dua. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana pemerintah pusat mendengar aspirasi dari bawah ini. Pemerintah Kabupaten Cianjur sangat merasakan imbasnya, karena dulu wilayah Cipanas itu ramai wisatawan namun sekarang sepi.
“Sekarang kalau mau ke Cianjur dari Jakarta, Puncak macet, dari Bandung mau ke Cianjur juga macet, dari Sukabumi juga macet, sehingga kami di Kabupaten Cianjur sangat terdampak dengan sepinya wisatawan,” tandasnya.
**dedesuhendar/diskominfo