Leuwisadeng l Jurnal Bogor
Ribuan hektare sawah di Kecamatan Leuwisadeng dan Leuwiliang, Kabupaten Bogor terancam kekeringan karena bendungan Cimaya yang berlokasi di Kampung Cimaya RT 03 RW 02, Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng jebol.
Kepala Desa Leuwisadeng Rohim Hidayatullah mengatakan, bendungan Cimaya yang mengairi persawahan warga petani sudah lama jebol, namun hingga saat ini belum ada perbaikan dari Dinas PUPR Kabupaten Bogor.
“Sekitar, sudah satu tahun lalu bendungan Cimaya mengalami kerusakan namun belum juga diperbaiki pihak pemerintah,” ujar Rohim Hidayatullah saat ditemui di lokasi bendungan Cimaya, Rabu (18/8).
Menurutnya, pascajebolnya, bendungan Cimaya hanya dilakukan perbaikan seadanya tetapi tak lama kemudian saluran air irigasi itu kembali tersendat dihempas kali Cikaniki sehingga berdampak pesawahan terancam kekeringan
“Warga petani kerap kewalahan memperbaiki saluran irigasi itu,” ungkap Rohim.
Pantauan Jurnal Bogor saat di lokasi, puluhan warga petani tengah bergotong royong memperbaiki saluran irigasi yang jebol itu. Dedi S (58) menjelaskan, bendungan Cimaya diatas bentangan kali cikaniki pertama kali dibangun pada tahun 2018.
Saluran air yang dihasilkan dari bendungan itu, untuk mengairi kepasawahan Blok Bantarjaya, Citeras Leuwisadeng. Termasuk untuk mengairi kepesawahan Cibeber1, Kecamatan Leuwiliang seluruhnya seribu hektare lebih.
Setelah jebolnya bendungan Cimaya, kata Dedi dalam satu musim bersama petani lainnya empat atau lima kali bergotong- royong memperbaiki saluran air itu. “Kami harap pemerintah segera tanggap untuk memperbaiki bendungan tersebut,” harapnya.
Sementara, juru pengairan wilayah Kecamatan Leuwisadeng Turmuzi menyatakan, kondisi bangunan Cimaya yang keadaannya sudah mengalami kerusakan belum masuk dianggaran untuk perbaikan. Hanya saja kalau untuk perawatan dibagian sudah masuk anggaran sekita Rp 100 juta.
“Setiap turun hujan, sering mengalami banjir dan masuk pemukiman warga, maka dalam waktu dekat ini akan ada perbaikan dibagian tanggul kawasan bendungan Cimaya,” ujar Turmuzi.
Saat dihubungi, Kepala UPT Infrasturktur Irigasi Kelas A wilayah IV Leuwiliang Ruddy Supandi telah mengetahui bendungan Cimaya yang dikeluhkan warga petani karena kondisinya sudah mengalami kerusakan.
“Kondisi bendungan Cimaya sudah kami laporkan Dinas PUPR, terlebih untuk perencanaan pembangunan 2022 nanti jelang awal tahun pihak desa harus mengusulkan di Musrenbang. Sebagai data pendukung kemudian masukan Sistem Informasi Manajemen Perencanaan (Simral) Kecamatan,” jelasnya.
** Arip Ekon