Sukajaya l Jurnal Inspirasi
Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurodin mempertanyakan pengerjaan ruas Jalan Raya Cigudeg-Kiarasari, Cisangku, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor yang dikerjakan PT Duta Tunas Kontruksi Pratama dengan anggaran fantastis sebesar Rp 28 miliar.
Nurodin menyebut pembangunan jalan tersebut tekesan lamban karena sampai Minggu (15/8) belum apa-apa sejak surat perintah mulai kerja (SPMK) yang dikeluarkan oleh WLP pada 16 Juli.
“Tinggal 2 hari lagi menginjak satu bulan kondisi bangunan jalan terlihat masih belum apa apa. Kami melihat progres lapangan ini masih di 0, karena pekerjaanya masih lambat,” sebut Nurodin, kemarin.
“Kami harap dengan anggaran yang sangat besar ini, pihak ketiga pemenang tender/pelaksana, bisa menjalankan dengan baik dan amanah,” ujarnya.
Ditambah pada pengerjaan pelebaran jalan dengan menggunakan alat berat yang keadaannya sering mogok. Hal ini akan mempengaruhi pembangunan jalan tersebut. Menurutnya, pekerjaan lain seperti drainase Tembok Penahan Tanah (TPT) harus dikerjakan tidak hanya di satu spot saja.
“Kami coba telepon pihak UPT teknik jalan dan Jembatan, ini ada apa keterlambatan pengerjaan jalan? kenapa hanya melaksanakan pekerjaan satu jenis saja. Agar semua tercapai kan banyak varian pembangunan seharusnya dikerjakan,” bebernya.
karena itu, lanjut Nurodin, 6 bulan diberikan waktu jangan sampai nanti pekerjaan mepet, tergesa gesa akhirnya kualitasnya tidak baik dan buruk. “Pagu anggaran awalnya 28,7 miliar namun kan ada skema lelang yang dihitung hitung kembali dan akhirnya muncul di angka 28 berapa gitu,” jelasnya.
“kalu total untuk ruas jalannya 24,90 tetapi tidak semua, karena ada yang sudah dibangun, walaupun kegiatan pembangunan yang kemarin juga kualitasnya sudah mulai terlihat rusak, nah ini jangan sampai minimal sampai 5 tahun masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan tersebut.
“Saya juga melihat drainase juga kayanya nggak dikerjakan gitu, jadi seperti ambil tanah pelebaran itu hanya untuk pelebaran saja, harusnya kan ada pelebaran jalan kemudian ada bahu, kemudian drainase. Nah saya juga belom melihat itu nggak tau belom selesai atau memang speknya seperti itu karena tidak terbuka terang benderang kan susah.
Di tahun sebelumnya kami banyak menyuarakan bahwa lelang kita itu selalu mepet. Waktu juga seharunya dimanfaatkan dengan baik agar pengerjaanya tidak asal asalan. Ini juga harus menjadi pengawasan secara parsipatif untuk mengawasi kita bersama masyarakat sehingga hasilnya juga akan baik karena dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.”
Sementara pelaksana di lapangan Wahyu mengatakan bahwa progres yang dikerjakan baru pelebaran. “Kalu ketersendatan karena perubahan kedua kemarin cuaca hujan terus karena tanah ini kan beresiko labil. Pembangunan tersebut akan mencapai target karena sudah siap dan sudah menjadi ketentuan,” kilah Wahyu.
“Ya mungkin metode lapangan kalo di terangin sekarang nggak bisa. Nanti menjadi penyesuaian waktu pelaksanaan saja kan di bagi enam segmen. Drainase ada minor cuman masih ada prubahan dalam satu paket ini ada beberapa item minornya seperti pasangan batu udit atau TPT. Dengan begitu tidak akan mengurangi kualitas, itukan ada pengawasan yang full dari Dinas PUPR Kabupaten Bogor,” tukasnya.
** Arip Ekon