27.1 C
Bogor
Sunday, May 5, 2024

Buy now

spot_img

17 Titik di Bogor Disekat 24 Jam

Bogor | Jurnal Inspirasi

Satgas Covid-19 memperluas titik penyekatan yang semula 13 menjadi 17 titik. Diketahui, berdasarkan flayer yang tersebar, ke 17 titik tersebut adalah Simpang Jembatan Merah, Simpang Empang, Simpang Baranangsiang, Simpang MCD Lodaya, Simpang Pos Terpadu Juanda dan Simpang Denpom.

Kemudian, Simpang Warung Jambu, Simpang SPBU Vivo Air Mancur serta Simpang eks Bale Binarum.

Tak hanya titik Penyekatan juga dilakukan di Underpass Solis, Simpang Tol Borr, putaran SPBU Veteran, Simpang Salabenda, Simpang Ciawi, Simpang Dramaga, Simpang Yasmin dan terkahir, Simpang Brimob Kedung Halang.

Paur Subbag Humas Polresta Bogor Kota Iptu Rachmat Gumilar membenarkan informasi tersebut. “Betul, info valid,” kata dia saat dikonfirmasi, Kamis (15/7).

Menurut dia, penyekatan akan dilakukan selama 24 jam dalam rangka mengurangi mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat.

Penambahan penyekatan dilakukan lantaran saat ini Kota Bogor kembali masuk zona merah bersama 19 wilayah yang ada di Jawa Barat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) pada Kamis (15/7) telah terjadi penambahan terkonfirmasi positif sebanyak 436 orang. Sehingga kasus aktif di Kota Bogor mencapai 8.444.

Sedangkan total kasus secara keseluruhan sejak Maret 2020 sudah mencapai 27.264, dengan rincian 18.505 pasien sembuh dan 315 orang meninggal dunia.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, tingginya kasus terkonfirmasi covid harian yang terjadi di Kota Bogor dalam beberapa hari belakangan ini menjadi salah satu faktor ‘Kota Hujan’ masuk ke zona merah.

Menurut dia, terdapat 16 indikator penilaian yang membuat Kota Bogor masuk ke zona merah. Diantaranya, positively rate, mortality rate dan lain-lain.

“Jadi semua mengarah ke nilai Kota Bogor dalam resiko tinggi,” ujar Dedie kepada wartawan, Kamis (15/7).

Dedie menjelaskan, apabila melihat hasil monitoring kasus, seperti klaster perumahan, pesantren, sekolah dan perkantoran, mayoritas menjadi klaster keluarga. “Hal itu karena adanya kontak erat tanpa protokol kesehatan yang memadai,” tegasnya.

Atas dasar itu, sambung Dedie, penting agar tetap disiplin menjaga kebersihan dan memagari dengan disinfektan apabila kembali kerumah setelah bepergian dari aktivitas luar rumah.

“Pemerintah telah melaksanakan upaya untuk menekan covid, diantaranya mengurangi mobilitas warga, menangani isan dengan visitasi puskesmas yang didukung suplay vitamin dan obat,” katanya.

** Fredy Kristianto

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles