Bogor | Jurnal Inspirasi
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih menunggak insentif terhadap tenaga kesehatan (nakes) sejak beberapa bulan lalu dengan total Rp4 miliar. Direktur RSUD Kota Bogor, dr. Ilham Chaidir membenarkan kabar tersebut. “Kami sudah ajukan, dan uangnya sudah ada tinggal menunggu pencairan saja,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (23/6).
Menurut dia, saat ini review mengenai pencairan insentif sedang dilakukan agar penyaluran tak salah sasaran. Iapun meminta agar nakes menjadi perhatian serius. “Ya, kami bisa mengerti itu. Saya sudah memberikan rasionalisasi agar pnakes bersabar, tapi memang sebagai direktur kalau bisa minta dipercepat,” kata Ilham.
Di RSUD, sambung dia, total nakes ada sebanyak 400 orang, 200 diantaranya khusus menangani pasien covid. “Satu bed ditangani enam perawat. Nah, untuk di ruang ICU jumlahnya lebih banyak lagi,” ungkap Ilham.
Ia menjelaskan bahwa insentif harus segera dibayarkan lantaran nakes merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Ilham pun menyatakan bahwa Bed Occupancy Ratio (BOR) terus melonjak dari sebelumnya. “Minggu lalu 60 sekarang naik ke 97,l. Sekarang kami juga menambah ruang isolasi khusus,” ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati menjelaskan bahwa insentif nakes akan segera dibayar lantaran anggarannya telah dialokasikan. Ia menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran insentif akibat kebijakan perubahan sumber anggaran. “Kalau tahun lalu kan sumbernya dari bantuan operasional kesehatan Kementerian Kesehatan. Sementara pada 2021, berasal dari APBD,” imbuhnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Denny Mulyadi menuturkan, bila pemerintah sempat merefocusing anggaran untuk penanganan pandemi, yang jumlahnya mencapai Rp89 miliar. “Refocusing itu dilakukan pada beberapa OPD untuk penanganan Covid-19,” tukasnya.
** Fredy Kristianto