28.1 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Penjual Sapu Lidi Sedih tak Berangkat Haji

Kemang | Jurnal Inspirasi

Calon jamaah haji pasangan suami-istri asal Kampung Bojong Sompok, RT 07, RW 05, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor yaitu Damar Rahayu, 51 tahun dan Nana (49 tahun), pasrah dan sedih. Pasalnya, mendaftar 2013 Desember dan awalnya direncanakan berangkat 2021 ini batal setelah adanya keputusan dari pemerintah haji 2021 ini ditunda lagi seperti tahun lalu karena alasan pandemi Covid-19.

“Saya nanya ke yayasan dimana saya mendaftar di Cibinong, itu infonya kalau gak 2022 tahun 2021 ini saya berangkat katanya, tapi mendengar kabar ini dari TV bahwa gak ada yang berangkat saya sedih,” kara Damar.

Damar sendiri memang sudah meniatkan untuk pergi haji bersama istrinya setelah awal berumah tangga pada tahunan 1990. Sejak itu dirinya bertekad untuk mengumpulkan uang dari hasil jualan sapunya yang ia tabung di kaleng dan celengan bambu yang ia buat.

“Saya buta huruf maknya saya nabung di kaleng dan bambu setelah terkumpul saya beliin empang dan kambing,” katanya.

Setelah beberapa tahun menabung ia pun membongkar tabungannya saat itu ia dari hasil tabungan mendapatkan 6 juta rupiah.

Karena niatnya untuk pergi ke tanah suci ia pun tidak memakai uang yang ia tabung namun membelikan ke satu petak empang.

Setelah itu ia pun kembali menabung dan setelah terkumpul beberapa tahun ia menjual empangnya terkumpul untuk daftar haji akhirnya pada 203 Desember ia mendaftar haji tersebut.

“Alhamdulillah dari hasil tabungan dan niat saya yang bulat saya mendaftarkan haji namun tentu dengan adanya pembatalan haji tentu waktu pemberangkatan haji akan mundur lagi,” katanya.

Damar sendiri berjualan sapu lidi itu sejak masih muda saat itu harga lidi hanya Rp 800,- pada tahun 2014 harga jula sapu lidi mencapai Rp 2000 dan saat ini sudah Rp 5000.

Damar mengaku untuk saat ini dari harga Rp 5000 sapu lidi yang ia jual mendapatkan keuntungan Rp 2000 rupiah.

Ia menjual sapu lidi ke daerah Jakarta dari gang ke gang, per hari dari hasil penjualan sapu lidi ia mencapai 100 ribu rupiah.

“Paling nyampe ke rumah itu sisa 70 ribu untuk makan dan itu dicukupin cukupin saja, dan kadang kalau ada lebih saya simpen”, katanya.

Dia dan sang istri berharap pemerintah tahun depan dapat memberangkatkan haji.

“Mudahan mudahan bisa berangkat tahun depan saya gak akan ambil uang pendaftaran Karena udah tekad bulat saya sejak lama untuk pergi ke tanah suci bersama istri saya,” pungkasnya.

** Cepi Kurniawan

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles