26.6 C
Bogor
Thursday, April 25, 2024

Buy now

spot_img

Ponpes Dibangun Kemandirian

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Berikan Capacity Building Santri Mandiri 5.0

Malang | Jurnal Inspirasi

Masih banyak pendapat bahwa santri pada umumnya sebagai seseorang yang belajar di pesantren mengenai ilmu agama, tauhid, fiqih, tasawuf, dan akhlak. Sejalan dengan putaran waktu, pemahaman tentang santri, telah mengalami perluasan makna. Di era sekarang juga muncul istilah santri milenial.

Dinamika kehidupan berbangsa kian mengalami perubahan, salah satunya disebabkan cepatnya arus informasi melalui berbagai macam media yang berbasis kemutakhiran teknologi.

Begitupun dengan fenomena santri zaman now yang juga tidak terlepas dari pengaruh media dan informasi yang turut memengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri.

Untuk itu perlu persiapan yang harus santri lakukan yaitu memiliki skill entrepreneur yang mumpuni dan terampil dalam melihat peluang bisnis. Potensi pasar Indonesia yang sangat besar diiringi laju pertumbuhan ekonomi yang pesat serta menjamurnya start-up bisnis dari kalangan pemuda harusnya direspon dengan sigap oleh kalangan santri. Santri zaman now tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan, akan tetapi harus sukses juga dalam entrepreneur.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember bekerjasama dengan Halal Center Bahrul Maghfiroh, menyelenggarakan Capacity Building, 5-8 April 2021 di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Malang. Peserta berasal dari perwakilan pondok pesantren di Jember yang selama ini telah memiliki beberapa unit usaha. Sebanyak 26 santri milenial hadir dan mengikuti pelatihan kewirausahaan yg disampaikan para praktisi bisnis. Peserta diharapkan bukan hanya menguasai ilmu agama tapi mulai mengenal spirit entrepreneurship.

Era 5.0 bukan hanya sekedar masuk dunia digital, tapi melibatkan kekuatan society. Pondok pesantren sebagai society pasti punya pengalaman panjang dan terbiasa mengambil peran. Para santri diharapkan percaya diri dan segera membekali diri untuk menyambut era digital 5.0, sehingga mampu bersaing dan mengembangkan ekonomi pesantren.

Ekosistem halal dan implementasi ekonomi syariah menjadi tema utama yg disampaikan lansung oleh Prof Mohammad Bisri, MS, mantan rektor Universitas Brawijaya yang sekarang fokus mengelola Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang.

Untuk menjawab tantangan sekarang, Prof Bisri, sapaan akrabnya mengatakan, santri milenial harus memiliki kemampuan utama. Seperti, kemampuan manajerial, organisasi, menulis atau jurnalistik, dan berbicara atau public speaking yang baik.

Selain itu, Prof Bisri juga menyampaikan, santri milenial harus mampu memanfaatkan kemajuan informasi Teknologi untuk menciptakan semangat kreatif dan inovatif dalam menyebarkan dakwah.

Dengan bahan dasar ilmu agama yang jelas akarnya kemudian dibekali skill yang bagus, santri milenial harus melek media untuk menularkan ilmunya dan mengajarkan Islam yang berkarakteristik moderat, toleran, adil, seimbang antara akal dan nash Al-Qur’an Hadist, jelasnya.

Selanjutnya Tri Darmanto, Direktur Halal Center Bahrul Maghfiroh, membekali peserta dengan materi business mindset terutama terkait unit-unit usaha yang ada di pondok pesantren. Para praktisi bisnis akan melengkapi dengan materi manajemen bisnis, manajemen keuangan, digital marketing, branding dan inovasi agrobisnis. Pengalaman semua pemateri diharapkan bisa meningkatkan kapasitas dan kompetensi para santri.

Disruptions terjadi di banyak sektor bisnis, memaksa banyak pebisnis berpikir keras agar bisa bertahan, bukan lagi memenangkan persaingan. UKM yang dikenal lebih lincah justru memiliki daya tahan lebih kuat dibanding perusahaan besar. Saat ini momentum UKM bisa menyalip di tikungan, diharapkan bisa dicapai para UKM binaan Bank Indonesia Jember.

Sementara halal telah menjadi isu penting di segala aspek kehidupan, bahkan ke depan UKM harus sadar tentang Sistem Penjaminan Halal Internal (SPMHI). Saat ini banyak ditemukan fakta masih banyak pelaku bisnis belum memahami filosofi halal dengan benar. Edukasi harus terus dilakukan agar muncul perilaku dan budaya baru di semua tahapan bisnis termasuk masyarakat sebagai konsumen. Halal harus terjadi dari hulu sampai hilir, semua proses dikawal secara ketat. Nantinya konsumen akan tenang ketika semua produk yang dibeli sudah memenuhi persyaratan halal. Halal bisa menjadi added value bagi UKM agar bisa memenangkan persaingan.

Bahrul Maghfiroh bekerja sama dengan PT Narendra Food BM sendiri telah memproduksi keju mozzarella dan bisa menjadi contoh produk kreatif yang dikelola pondok pesantren. Selama ini mampu memproduksi 4-5 ton keju per bulan mozzarella dan dipasarkan online ke seluruh kota di Indonesia. Peserta akan dikenalkan proses sejak produksi dan bagaimana menguasai pasar.

** T2S/BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles