Malang | Jurnal Inspirasi
Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) memiliki peran penting dalam pertanian. Kostratani adalah gerakan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan dengan mengoptimalkan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa kostratani harus mampu menjalankan lima peran utama, yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, dan pusat konsultasi agribisnis, serta pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.
Ujung tombak pembangunan pertanian berada di BPP. “Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan lain-lain, harus bisa men-drive BPP agar mampu melaksanakan peran dengan memanfaatkan teknologi informasi,” tuturnya.
Kunjungan Tim Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), BPPSDMP ke BPP Wlingi diterima oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Ir. Wawan Widianto, koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Wlingi Ninik Dwi Handayani, para penyuluh pertanian yang mengikuti sertifikasi tenaga THL-TBPP level Fasilitator serta staf BPP Wlingi.
Dalam pertemuan itu, Kepala Dinas kabupaten Blitar menyampaikan bahwa kabupaten Blitar mempunyai 22 BPP Konstratani, keseluruhannya sudah tersambung dengan AOR, namun demikian 6 BPP belum mempunyai tempat sendiri, sebagai contoh BPP Wlingi baik tanah maupun Bangunannya milik Balai Benih Padi Dinas Pertanian provinsi Jawa Timur.
Dengan dukungan 143 orang penyuluh, Kabupaten Blitar akan mampu mendorong masyarakat untuk mendukung sektor pertanian dan menjadi salah satu lumbung pangan nasional sekaligus menjadi pemasok untuk mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045.
Pada tahun 2019 sebanyak 24 THL-TBPP mengikuti sertifikasi di level Fasilitator, dalam rangka memenuhi persyratan pengangkatan tenaga P3K. dari jumlah tersebut, 15 orang yang masuk katagori P3K, sedangkan 9 orang lagi pihak Dinas masih terus memperjuangkan karena 7 orang tenaga POPT baik tingkat pendidikan maupun pekerjaan tidak sesuai diantaranya lulusan/jurusan bahasa Inggris dan ilmu komputer, 2 orang lainnya berbasis perkebunan.
Sementara dalam perbincangan dengan Ninik Dwi Handayani koordinator penyuluh dari BPP Wlingi, mengatakan kecamatan Wlingi, berada diwilayah Blitar bagian utara, BPP Wlingi didukung oleh 8 personil, meliputi 6 orang penyuluh pertanian, 1 orang penyuluh POPT dan 1 orang petugas malam.
meliputi luasan wilayah 9 desa kelurahan yang terdiri dari 5 kelurahan dan 4 desa.
Ninik melanjutkan dalam mengelola kelompoktani, BPP Wlingi melakukan secara bersama sama, artinya meskipun setiap penyuluh sudah memiliki wilayah binaan sendiri sendiri, tetapi ketika ada kegiatan dilakukan bersama sama, jumlah kelompok tani yang ada di BPP Wlingi, dan sudah masuk ke dalam SIMLUHTAN sejumlah 68 kelompoktani yang tergabung dalam 9 Gapoktan. Salah satu Gapoktan yang ada dikecamatan Wlingi adalah Gapoktan Manunggal.
Lebih lanjut Ninik menyampaikan bahwa sementara ini kami ada dibangunan BPP yang nota bene bangunannya adalah menumpang di Balai Benih Dinas Pertanian provinsi Jawa Timur, disadari sekalipun kondisi BPP Wlingi, tidak layak huni, namun kami tidak dapat berbuat apa-apa karena semua asset yang kita tempati adalah aset provinsi, sehingga dari pihak pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, tidak dapat melakukan renovasi maupun pembangunan untuk pemeliharaan kantor.
Namun dengan keterbatasan seperti itu, tidak mengurangi semangat para penyuluh untuk selalu berkarya, mewujudkan bagaimana kita dapat memfasilitasi kelompok tani, bisa menjembatani petani dalam memberikan informasi hal ini dibuktikan pada event-event tertentu yang sebelum pandemik covid 19 secara rutin selalu diadakan kegiatan berupa perlombaan, kami selalu mendapat terbaik diantara 22 kecamatan yang ada dikabupaten Blitar. Seperti didalam event-event agrofestival yang diadakan setiap tahun oleh dinas pertanian kabupaten Blitar,
Keberhasilan ini tentunya, memang bukan hasil kerja keras kita sendiri, tetapi hasil kerjakeras kolaborasi kita selaku penyuluh pendamping petani dengan para kelompok tani yang tergabung dikecamatan Wlingi.
Spesifik lokalita di kecamatan Wlingi, memang sentra padi dengan luas baku sawah 1525 Ha, kami mampu mencapai IP, 2.5 artinya dalam 2 tahun kita mampu melakukan produksi selama 5 x tanam. Karena irigasi atau pengairan kami adalah irigasi teknis yang tidak menggantungkan dengan tadah hujan, artinya aliran irigasi yang berasal dari sungai sangat membantu didalam proses produksi di usaha tani padi. Demikian jelas Ninik.
** T2S/BBPP Batu