Home News Bimtek Pengolahan Pakan Ruminansia, Kado Komisi lV untuk Petani dan Penyuluh

Bimtek Pengolahan Pakan Ruminansia, Kado Komisi lV untuk Petani dan Penyuluh

Malang | Jurnal Inspirasi

Teknologi pakan ternak ruminansia adalah kegiatan pengolahan bahan pakan untuk meningkatkan kualitas nutrisi dan daya cerna, memperpanjang masa simpan. Bahkan mengubah hasil ikutan pertanian yang kurang berguna menjadi produk berdaya guna.
Pakan bagi ternak, sangat berperan untuk pertumbuhan ternak muda, mempertahankan hidup dan menghasilkan produk seperti daging, susu dan anak serta tenaga bagi ternak dewasa. Pakan juga memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu pakan yang diberikan harus bermutu baik dan dalam jumlah yang cukup.

Pengolahan bahan pakan yang dilakukan secara fisik dengan pemotongan rumput sebelum diberikan memberikan kemudahan bagi ternak untuk mengkonsumsinya. Sedangkan pengolahan bahan pakan secara kimiawi dengan menambahkan beberapa bahan kimiawi agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup didalam rumen untuk mencernanya.

Banyak teknik pengolahan pakan yang telah dilakukan untuk melengkapi pengetahun para petani dan penyuluh dalam memandu peternak mengolah pakan, kali ini Bimtek yang dilakukan di Mojokerto sebagai hasil kolaborasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian dengan Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengangkat tentang pengolahan pakan ruminansia

Bimtek dalam upaya Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan tanggal 11 Maret 2021 di Gedung Korpri Mojokerto, dibuka oleh Ir. Mindo Sianipar, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, dalam acara tersebut juga hadir Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Kepala Bidang Peternakan, Para kepala desa lingkup kabupaten Mojokerto serta 100 orang peserta Bimtek.

Dalam acara pembukaan anggota dewan kawakan ini mengatakan bahwa keberpihakan kepada petani peternak tetap menjadi prioritas. Melihat kondisi alam yang terkadang sulit diprediksi, maka berharap Bimbingan Teknis pengolahan pakan ruminansia sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi kesulitan memperoleh pakan, sekaligus mempertahankan tingkat keuntungan bahkan meningkatkan pendapatan petani sehingga kesejahteraan dapat segera diwujudkan.

Lebihlanjut anggota dewan yang selalu memberi senyuman menekankan manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupan akan senantiasa bersama dan bergantung pada orang lainnya. Kita saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan orang lain. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup kita tidak bisa memenuhi sendiri. Sangat bergantung dengan manusia lain, untuk itu segera membentuk kelompok-kelompok, asosiasi, korporasi.

Pembentukan korporasi peternakan Mojokerto bisa menjadi kunci penting dalam pemberdayaan sumber daya lokal dalam menjamin keberlanjutan produksi peternakan. Korporasi peternakan adalah kelembagaan ekonomi peternak, berbentuk badan hukum seperti koperasi atau badan hukum lainnya, dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh peternak dan manfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
 
Lainnya Mindo menuturkan, untuk membangun negara yang maju, mandiri dan modern sangat dibutuhkan sumber daya yang tidak alergi terhadap teknologi, dari Mojokerto diharap akan lahir sdm yang unggul dan berdaya saing.

Sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian, Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan optimismenya terhadap pertanian. Dimana faktor utama untuk pengungkit produktivitas pertanian adalah SDM Pertanian, SDM Pertanian memberikan kontribusi terbesar produktivitas pertanian, selain benih, pupuk, sarana prasaran, alsintan,” katanya Prof. Dedi menjelaskan jika ingin pertanian berkembang, sebelum membangun sarana prasarana dan menyiapkan alat serta mesin pertanian, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan kapasitas petani. Dan sebelum itu juga kita harus meningkatkan dulu kapasitas penyuluh.

Berkaitan dengan Bimtek pengolahan pakan ruminansia, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu mengatakan salah satu faktor penghambat penyediaan pakan ternak ruminansia adalah karena adanya perubahan fungsi lahan dari padang penggembalaan ternak menjadi lahan pemukiman.
Hal lain, ketersediaan hijauan pakan ternak juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah. Untuk mengatasi permasalahan diatas perlu dilakukan teknologi pembuatan pakan berbasis sumberdaya lokal dengan memanfaatkan limbah pertanian yang cukup melimpah.

** Catur Puryanto/BBPP Batu

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version