Endah Minta Pemkot Hilangkan Isolasi Mandiri
Bogor | Jurnal Inspirasi
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Kota Bogor pada pekan lalu hingga Selasa (23/2), mendapat sorotan tajam dari Anggota Pansus III Penanganan dan Pencegahan Covid-19 DPRD, Endah Purwanti.
Menurutnya, pemerintah harus segera melakukan pengecekan by name by address terhadap mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, kata Endah, salah satu faktor utama penyebab kematian karena corona adalah penyakit penyerta atau komorbid.
“Kemudian mesti dilihat juga sejauh mana efektifitas surveilance di puskesmas. Untuk mengetahui apakah pasien covid dirujuk dalam kondisi darurat atau tidak,” ujar Endah kepada wartawan, Rabu (24/2).
Sebab, kata dia, terkadang penyebab kematian akibat covid adalah adanya keterlambatan rumah sakit (rs) dalam hal penaganan. “Misalnya ketika ada pasien datang ke rs non rujukan covid, harusnya segera dirujuk ke rs rujukan. Tapi karena lambat akhirnya meninggal dunia,” ungkap politisi PKS itu.
Bahkan, kata dia, ada salah satu kasus yang terjadi, pasien baru dirujuk ke rs rujukan covid dalam kondisi darurat, sehingga meninggal dunia. “Harusnya saat pasien tidak dalam kondisi baik, mesti segera dirujuk,” ungkapnya.
Selain itu, kata Endah, untuk meminimalisir kematian akibat Covid-19, seharusnya pemkot mengikuti instruksi Gubernur Jawa Barat untuk meniadakan isolasi mandiri khusus Orang Tanpa Gejala (OTG). “Tujuannya supaya tidak unfall saat masuk rs,” katanya.
Lebih lanjut, kata dia, fungsi pengawasan pada puskesmas pun mesti diperketat. Misalnya, ketika ada notifikasi yang masuk soal adanya kasus positif, petugas mesti melakukan engecekan kondisi, dan merujuk pasien.
“Tingginya angka kematian pada pekan lalu juga mesti dilihat apa ada keterlambatan merujuk kareba surveilance nggak jalan atau karena pelayanan rs terlambat, atau ada komorbid,” katanya.
Hal itulah, kata Endah, yang menjadi alasan pansus menerbitkan rekomendasi kepada pemkot, agar penanganan corona bukan hanya melalui sisi medis, tetapi psikologis dan spiritual.
“Sebab orang yang sakit karena covid juga diserang mentalnya. Itu membuat mereka semakin drop dan unfall. Itu mesti diperhatikan pemkot,” tandasnya.
Jumlah kasus positif covid 19 di Kota Bogor terus alami penurunan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada 23 Februari, jumlah positif Covid 19 di Kota Bogor mengalami penurunan menjadi 74 orang, dari sebelumnya, yakni 82 kasus.
Namun angka mencengangkan terjadi dalam kasus meninggal. Dalam sepekan sebwlumnya terlaporkan 11 orang dan akumulatif tercatat 190 kasus. Bahkan, hingga Selasa (23/2) terdapat tambahan dua orang sehingga menjadi 195
Berdasarkan laporan harian pada Selasa (22/2) terjadi penambahan 3 kasus pasien positif meninggal dunia. Sementara pada Selasa (23/2) terjadi penambahan dua orang meninggal. Sedangkan, dalam pekan kemarin, terlaporkan 8 kasus meninggal.
Kemudian, berdasarkan laporan data harian, Satgas Covid-19 Kota Bogor, Sabtu (20/2) juga terjadi penambahan 3 pasien positif meninggal. Sehari sebelumnya, Jumat (19/2) ada penambahan 4 kasus, dan Kamis (18/2) satu kasus.
Sementara pada Rabu (24/2), jumlah terkonfirmasi positif naik menjadi 78 orang. Namun, tidak ada tambahan untuk pasien meninggal. Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19, Sri Nowo Retno dalam keterangannya menuturkan, dengan peningkatan pasien positif meninggal.
“Pasien meninggal disebabkan pasien mempunyai riwayat penyakit penyerta yang menahun. Sehingga dalam perjalanan penyembuhan Covid, pasien meninggal,” tandasnya.
** Fredy Kristianto