34.2 C
Bogor
Friday, May 17, 2024

Buy now

spot_img

Kritikus Berguguran, Buzzer Dibiarkan

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Budayawan Sujiwo Tedjo menyindir keberadaan buzzer yang tak jelas di media sosial yang seharusnya jadi tanggungjawab pihak keamanan seperti Polri. Jika mengkritik pemerintah, maka buzzer di media sosial merespons menyerang balik pengkritik.

“Kalau perlu ya bagaimana caranya, aku nggak ngerti kan telekomunikasi. Apa Polri bekerja dengan Kominfo sehingga setiap orang yang punya akun di sosmed hanya memiliki satu akun dan jelas. Itu satu. Jadi lebih jelas,” kata Sujiwo, Sabtu (13/2).

Dia khawatir dengan keberadaan buzzer penumpang gelap. Menurut dia, buzzer jenis ini menyerang pribadi dengan tak rasional. “Karena setiap orang itu punya buzzer, hanya pikiran diserang dengan pikiran. Buzzer penumpang gelap, pikiran diserang dengan pribadi, dan lain sebagainya,” lanjutnya. 

Sujiwo meminta buzzer penumpang gelap ini tak dibiarkan. Sebab, ia cemas akan memunculkan yang tak diinginkan untuk kondisi keamanan negara. Ia pun mengutip pesan dari Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno.

“Aku takutnya kalau buzzer penumpang dibiarkan, akan tumbuh revolusi. Kenapa? karena revolusi menurut Bung Karno tidak berasal dari banyak orang. Bahkan, selalu tidak berasal dari segelintir orang, Tapi, revolusi berasal dari hanya, hanya, hanya, hanya segelintir orang,” jelas Sujiwo.

Pun, ia khawatir imbas buzzer penumpang gelap ini akan berpengaruh terhadap pihak kritikus yang seharusnya ada dalam negara demokrasi. “Artinya kalau buzzer penumpang gelap ini terus nanti kritikus akan berguguran. Yang nanti tumbuh hanya satu kritikus saja tetapi itu sangat berbahaya,” sebutnya.

Sementara sebelumnya, Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman menyampaikan Indonesia adalah negara hukum. Jika memang ada yang melanggar maka sudah seharusnya dihukum. 

Dia mengatakan saat ini mempersilakan Kapolri bari, Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindaklanjuti laporan dari masyarakat. Namun, ia mengingatkan saat ini sedang dalam kondisi pandemi informasi.

Menurut dia, pandemi informasi ini adalah musuh bersama. Kata dia, bukan hanya musuh orang waras, tapi juga musuh pers. “Makanya sekali lagi kita butuh bantuan kepada pers,” ujarnya. Dia membantah pemerintah tak memiliki buzzer. Namun, ia tak menampik jika saat ini memakai jasa influencer. Itu pun hanya untuk keperluan vaksinasi Covid-19. dan tak berbayar.

** ass/viva

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles