27.6 C
Bogor
Monday, May 20, 2024

Buy now

spot_img

Istana ‘Kudeta’ Demokrat?

Tuduhan Mengarah ke KSP Moeldoko

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) membuat pernyataan mengejutkan bahwa ada upaya gerakan ‘kudeta’ untuk mengabil alih kepemimpinan partai yang sah yang dia pimpin. AHY mensinyalir, gerakan tersebut diinisiasi oleh orang yang dekat Presiden Joko Widodo. AHY  mengatakan manuver politik tersebut diduga juga dilakukan oleh sosok dari dalam partainya sendiri.

Menurut AHY setidaknya ada lima orang pelaku gerakan manuver politik itu. Mereka adalah satu orang kader aktif Demokrat. Satu lainnya adalah kader yang tidak aktif selama enam tahun terakhir. Lalu, satu mantan kader yang yang diberhentikan sejak sembilan tahun lalu karena kasus korupsi. Satu lainnya merupakan mantan kader yang keluar dari partai tiga tahun lalu.

“Sedangkan satunya adalah non kader partai dan seorang pejabat tinggi pemerintahan, sedang kami mintakan konfirmasi kepada Presiden Joko Widodo,” kata AHY dalam keterangan pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (1/2).

Dia mengaku, sejak 10 hari yang lalu telah menerima laporan dan aduan dari banyak pimpinan dan kader Demokrat. Khususnya, mengenai gerakan dan manuver politik oleh segelintir kader dan mantan kader hingga pihak luar Demokrat.

Pihak-pihak tersebut, kata dia telah mencoba berkomunikasi dengan kader-kader lainnya. Tujuannya, untuk mengganti pimpinan Demokrat secara paksa melalui Kongres Luar Biasa (KLB). “Tetapi, mereka merasa tidak nyaman dan bahkan tegas menolak saat dihubungi,” jelasnya.

Berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan, AHY melanjutkan, pelaksanaan KLB menargetkan 360 pemegang suara. Mereka, disebutnya harus diajak dan dipengaruhi dengan imbalan uang dalam jumlah besar. “Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka merasa telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya,” ucapnya.

AHY menambahkan, pihak Demokrat merasa hal tersebut tidak mungkin dilakukan oleh pejabat negara yang mendapat kepercayaan rakyat. Namun, keterangan, kesaksian dan testimoni ia tegaskan memang menyebutkan hal-hal demikian.

Menurutnya, gerakan politik yang bertujuan mengambil alih kekuasaan Demokrat secara inkonstitusional itu bisa terjadi pada partai mana pun. Sehingga, kasus di Demokrat saat ini dinilainya bisa menjadi pembelajaran. AHY mengklaim, gerakan tersebut juga telah mendapat dukungan dari pejabat penting dan menteri. “Tentunya, kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah,” ujar AHY.

Pernyataan AHY ini akhirnya sejalan dengan maksud pernyataan sebelumnya dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bercicit di akun Twitternya. SBY menyinggung ihwal kekuasaan politik. “Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral dan lebih beradab,” cicit SBY yang dikutip Senin (1/2).

Kemudian ia menyebut bahwa ada tiga golongan manusia, yakni baik, buruk, dan jelek. Jika tidak bisa menjadi manusia baik, setidaknya tidak menjadi manusia yang jelek. “Ada 3 golongan manusia, yaitu “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good” janganlah menjadi “the ugly”,” tulis SBY.

Sedangkan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengungkapkan sosok yang disebut sebagai ‘orang Istana’ yang disebut-sebut akan mengambil alih partainya. Menurut Andi, orang itu adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

“Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil-alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko,” cicit Andi lewat akun Twitter pribadi, Senin (1/2).

Ia juga menjelaskan AHY yang menyurati Presiden Joko Widodo. Pasalnya, Moeldoko disebutnya telah mendapat restu dari Jokowi untuk mengambil alih partai berlambang bintang mercy itu. “Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi,” ujar Andi.

Menanggapi AHY, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun angkat bicara. Ia mengingatkan AHY agar tak membawa dan menyangkut-pautkan masalah ini dengan Presiden Jokowi. Sebab, kata Moeldoko, Presiden Jokowi tak mengetahui apa pun terkait masalah yang ditudingkan AHY. Ia pun menegaskan, masalah ini menjadi urusannya di luar jabatannya sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

“Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini, saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko bukan selaku KSP,” jelas Moeldoko, Senin (1/2). “Ini urusan saya, Moeldoko ini, bukan sebagai KSP,” tegasnya mantan Panglima TNI ini.

Moeldoko mengatakan, memang ada sekelompok orang dari berbagai daerah yang datang menemuinya. “Beberapa kali banyak tamu berdatangan. Saya orang terbuka. Saya mantan Panglima TNI tapi saya gak punya batas dengan siapapun, terbuka 24 jam. Siapapun,” tuturnya.

Namun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon melalui cuitannya memberikan signal tentang sosok jenderal dibalik upaya “kudeta” yang dilakukan terhadap AHY. Setelah Jansen menceritakan masa perjuanganya di partai berlogo mercy selama 12 tahun. Ia menegaskan bahwa dia akan solid di bawah komando kepemimpinan AHY.

Ia kemudian menyampaikan pesan politik kepada beberapa orang oknum partai yang diduga melakukan kudeta untuk menjaga hubungan dan jasa baik Susilo Bambang Yudhoyono.

Meski tidak menyebutkan nama, Jansen mendoakan oknum pelaku yang diduga melakukan upaya kudeta itu dengan doa supaya tidak lupa dengan jasa politik yang telah didapatkan. “Aku hanya ingin mengetukmu sebagai sesama orang yang didalam diri kita ada jasa Pak SBY, kudoakan engkau baik-baik saja Jenderal, tidak kena karma atas lupanya engkau akan sejarah dirimu,” demikian cuitan Jansen Sitindaon, Senin (1/2).

Jansen berharap seluruh kader Demokrat di seluruh Indonesia agar tetap solid di bawah kepemimpinan AHY. “Dari kejadian ini semoga kita semua kader @PDemokrat di seluruh Indonesia menjadi tambah kuat dan solid. Mari kita jaga rumah besar kita,” demikian cuitan Jansen.

** ass

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles