Home Edukasi Ikan Cupang Hias Jadi Media Edukasi Anak-anak

Ikan Cupang Hias Jadi Media Edukasi Anak-anak

Bogor | Jurnal Inspirasi

Ikan cupang tak selamanya identik dengan ikan aduan yang sering dijadikan sarana perjudian. Ikan cupang hias selain bisa membawa berkah bagi peternak dan penjual, bisa juga dijadikan media untuk mengedukasi anak-anak seperti yang dilakukan oleh sekelompok pemuda Cilendek, Betta Tungku, yang merupakan salah satu petani kutu air dan ikan hias air tawar yang berdomisili di Cilendek Timur RT.01 RW. 03 Kota Bogor Barat.

Salah satu perserta edukasi

Merka menggunakan ikan cupang untuk dijadikan hadiah sebagai motivasi bagi anak-anak agar lebih semangat dalam belajar. Program ini adalah tindak lanjut dari program yang disosialisasikan oleh Bogor Agro Tech. & Lab. (BATaL) untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget yang sering dikeluhkan banyak orang tua saat ini.

BATaL adalah sebuah perkumpulan peternak ikan cupang hias yang didirikan oleh 6 anggota peternak yaitu Mugi Waluyo (Betta GNA), M. Zulkifli (Premium Betta Entrance), Andri Nurjaya (Jaya559Betta), Farid Munajar (ZoBetta), Alifi Malik Ibrahim (Abatasta) dan Lupi Adriansyah (Betta Tungku).

Setiap anggota diwajibkan untuk menyumbangkan beberapa ekor ikan hias hasil produksi masing-masing untuk kelancaran program tersebut. Pada awal tahun 2020 lalu, program ini sangat diapresiasi oleh para orang tua dilingkungan sekitar peternak. Hal tersebut yang membuat mereka semakin bersemangat untuk mengembangkan program tersebut.

Pada tahap ini selain memberikan hadiah bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan soal matematika sederhana atau berani tampil menyampaikan hafalan-hafalan pelajaran agama dan umum, mereka juga sambil diajarkan cara bersikap baik kepada orang lain terutama kepada orang-tua masing-masing.

Keikutsertaan dalam kegiatan Bazzar Ikan Cupang Hias di lapangan BBF Enterprise, Ciomas, Bogor yang dimulai pada awal tahun 2021 untuk mengembangkan program tersebut ke jangkauan yang lebih luas adalah salah satu target pencapaian mereka.

“Selain untuk memperkenalkan produk kutu air premium hasil budidaya mandiri dan terpadu ke publik, kami juga ingin melanjutkan pengembangan program yang telah kami jalankan, yaitu menjadikan cupang sebagai media edukasi untuk anak-anak,” ucap Mugi, pendiri Betta GNA.

Antusiasme anak-anak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut ternyata mendapat dukungan dari para orang tua dan lingkungan sekitar Bazzar. Saat ini mereka jadwalkan rutin dilakukan setiap hari Sabtu untuk mengakomodir kegiatan tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan kegiatan ini dapat dilakukan setiap hari jika media dan sarana mencukupi.

“Kami bisa saja menjalankan program ini setiap hari jika media dan sarana memadai. Karena media dan sarana ini hanya bersumber dari internal kami. Tentu masih belum cukup untuk memenuhi program tersebut,” tutur Lupi Adriansyah, pemilik Betta Tungku.

Meski mereka mengakui masih terkendala banyak hal dalam menjalankan program tersebut, mereka sangat bersemangat untuk terus melakukan sosialisasi dengan segala keterbatasan. “Kami meyakini bahwa kepedulianlah yang dibutuhkan saat ini, bukan cibiran atau hal-hal lain yang tidak memperbaiki apapun. Dengan keterbatasan yang kami miliki saat ini, semoga tidak mengurangi keyakinan kami itu,” ujar M. Zulkifli.

Di tengah gempuran pandemi Covid-19, mereka tak patah arang dan tetap semangat menghabiskan waktunya untuk terus berkarya. Berkah untuk lingkungan dan keluarganya.

** Budi Satrio

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version